"Mizuki, ini mungkin agak aneh, tapi jika kau mau menerima, lakukan saja" Kata Hannyo menatap Mizuki yang masih terdiam ragu.
"(Selama ini, kakak bukan hanya iblis yang sungguh sangat dibilang legenda, tapi dia juga merupakan buronan angkatan laut, aku tidak pernah tahu hal itu karena selama ini, kita berpetualang hanya sekitar di hutan saja... Apa sekarang aku bisa memutuskan untuk berpetualang di lautan?)" Mizuki menatap langit yang biru cerah dan lautan yang biru tenang.
Lalu kembali menatap ke Hannyo. "Um.... Baiklah, aku akan ikut kakak..." Mizuki menatap lalu Hannyo tersenyum kecil.
Tapi tiba tiba. "Akh lapar!!!" Rokusuke mengeluh lapar, dia memegangi perutnya terus. "Daging, daging, aku ingin daging, ini sudah di ujung astaga...." Ia mengeluh terus sambil hampir terguling guling.
Lalu Hannyo berjalan mendekat padanya yang dari tadi ada di tiang kapal. "Kau bisa memancing di sini, lautan yang luas" Kata Hannyo.
"Ugh... Baiklah...." Dia mencoba berjalan dengan lemas. Tapi siapa sangka, ada bayangan lewat dari atas membuat Rokusuke menatap langit. Rupanya ada burung camar terbang.
"Daging!!!!" Dia lansung berteruak senang tapi tiba tiba, ia melompat begitu saja dengan sangat tinggi membuat Hannyo terpaku melihat itu.
"Daging!!!" Rokusuke melompat sangat tinggi, siapa sangka dia mencapai burung itu.
"Kwakkk!!!" Burung itu terkejut tak bisa menghindar maupun memberontak, alhasil, dia di tangkap Rokusuke yang turun.
"Akhh!!! Aku tak akan bisa turun!!" Rokusuke akan membuat rusak lantai kapal yang terbuat dari kayu jika dia mendarat begitu.
Tapi ada bayangan hitam melayang memegang kakinya dan menahan jatuhnya.
"Wah, terima kasih Kuroi" Tatap Rokusuke.
"Sama sama..." Hannyo membalas, tapi siapa sangka, bayangan hitam itu malah melempar Rokusuke ke laut membuat Mizuki yang melihat itu menjadi terdiam. Dia dari tadi melihat tingkah laku mereka yang aneh.
"(Perkelahian yang tidak biasa, bahkan dari tadi kakak memasang wajah tidak iklhas makanya dia membuang kak Rokusuke karena kesal.... Hm...)" Dia terus mengamati dengan wajah yang curiga, padahal dia tak tahu dengan apa yang dia lakukan saat ini.
Lalu ia menoleh ke depan dan kebetulan melihat sesuatu. "Eh tempat apa itu?" Mizuki menatap dari jauh.
Rokusuke yang mencapai kapal lalu terengah engah naik dari air dengan tubuh yang basah. "Hisz.... Kuroi, awas saja kamu" Dia kesal, lalu kebetulan melihat Mizuki yang melihat sesuatu, lalu ia mendekat padanya.
"Oh, itu seperti sebuah tempat? Kecil?" Rokusuke juga bingung. Yang mereka lihat adalah seperti sebuah tepian dan di tepian itu hanya menunjukan sebuah tempat kecil seperti permukiman tandus saja dan sepi.
"Bagaimana jika berhenti?" Mizuki menatap memohon.
"Hm.... Memang nya di sana ada apa? Tak ada apa apa di sana... Mungkin hanya kota mati..."
"Tapi.... Aku ingin melihatnya...."
Rokusuke menjadi menyilang tangan. "Tidak, tidak, tidak, di sana pastinya tidak ada makanan dan aku tidak mau..."
Namun di saat itu juga, tangan Hannyo memegang kepala Rokusuke dari belakang membuat Rokusuke terdiam kaku, seketika Hannyo langsung menarik rambutnya pergi menjauh membuat Rokusuke terlempar dan Hannyo menggantikan posisinya. "Baiklah, kita ke sana"
"Yeu...." Mizuki lansgung senang sementara Rokusuke terdiam di tempatnya dengan tertekan.
Lalu kapal mereka berhenti dan mereka turun. Tapi siapa sangka Rokusuke tak mau turun. "Aku tak mau turun..... Aku tidak akan menemukan daging...." Ia menatap seperti kesal.
"Kakak, apa dia tidak mau ikut?" Mizuki menatap polos.
Hannyo terdiam lalu menghela napas panjang. "Jika aku menemukan daging nanti, aku akan memakan nya sendiri" Kata Hannyo seketika Rokusuke yang mendengar itu menjadi langsung melompat turun. "Aku akan duluan mencarinya!" Dia langsung pergi begitu saja meninggalkan mereka.
"Eh, kakak, apa dia tidak akan hilang nantinya?!" Mizuki menatap panik.
"Dia mudah di cari..." Hannyo membalas. Lalu dia mengarahkan tangan nya ke bawah dan di saat itu juga muncul seekor kucing hitam berbentuk bayangan membuat Mizuki terdiam melihat itu.
Lalu kucing itu berbalik dan berjalan ke dalam kapal, dia masuk ke kapal.
"Kakak, apa yang sedang kakak lakukan?" Mizuki bertanya polos.
"Dia akan menjaga kapal selagi kita pergi..." Balas Hannyo lalu ia terdiam sebentar melihat sekitar. "(Tempat ini, pasti begitu tidak bisa terjangkau oleh banyak nya kapal, mungkin di sini bukan pelabuhan, karena tak ada orang satupun ataupun kapal di sini, itu artinya tidak pernah ada kapal berhenti di sini, jika itu memang benar terjadi, pastinya tempat ini memiliki sebuah rahasia)" Pikirnya sambil mengamati sekitar dengan lirikan nya lalu berjalan duluan dan Mizuki mengikutinya.
"(Tempat ini seperti tempat yang begitu sama dengan gaya barat kuno, koboi?)" Hannyo menatap sekitar.
Lalu Mizuki melihat Rokusuke yang ada di salah satu tempat makan. "Hahha.... Aku menemukan nya!!" Ia tampak senang dan akan langsung masuk.
Tapi siapa sangka, tangan Hannyo menarik kerah belakang nya membuatnya tertarik dan bahkan terangkat oleh Hannyo.
"Apa ini Kuroi! Lepaskan aku!"
"Kau harus membawa gadis ini" Kata Hannyo. Miliki yang mendengarnya menjadi bingung.
Lalu Hannyo menoleh padanya. "Masuklah ke dalam bersama nya, pesan makanan sesuka mu di sana..." Kata Hannyo membuat Mizuki terdiam.
"Huh? Apa maksud mu? Apa dia bisa makan banyak? Aku berencana makan banyak" Tatap Rokusuke.
"Yeah, itu hanya untuk mu...." Hannyo membalas dan seketika dia melempar Rokusuke masuk ke dalam dengan terlempar, tapi mendarat nya pas saat dia duduk di salah satu kursi meja.
Lalu Hannyo kembali menatap ke Mizuki yang berwajah tak percaya melihat itu. "Mizuki, masuklah, aku akan kembali lagi setelah melihat lihat" Kata Hannyo.
"Eh, kakak tidak makan?" Mizuki menatap. Lalu Hannyo menggeleng, setelah itu dia berjalan pergi membuat Mizuki terdiam dan pada akhirnya dia sendiri masuk menyusul Rokusuke.
Hannyo berjalan di tengah angin itu yang bahkan tempat itu sungguh sepi. Dengan wajah datarnya dan berjalan sendirian membuatnya benar benar kembali seperti dulu sebagai seorang pejalan yang sendirian. Ia berjalan dan hingga menemukan sebuah barr yang bernama "salon"
"(Jika tempat ini sepi, pastinya mereka semua berkumpul di sini untuk menikmati hal yang sungguh nikmat)" Pikirnya dengan wajah serius, lalu berjalan masuk mendorong pintu kembar itu, dan yang benar saja, di sana banyak orang tertawa dengan berr mereka, tapi mereka terdiam dan langsung menoleh melirik ketika melihat Hannyo yang ada di sana.
Mereka melemparkan lirikan tapi Hannyo tak mempedulikan itu, dia berjalan ke depan dan duduk di depan bartender yang mendorong minuman padanya.
Hannyo menatap minuman itu, padahal dia tidak memesan. "(Kenapa suasana diam, ketika aku datang dan aku berpikir mereka masih menatap ku)" Ia memang berpikir benar, semuanya masih menatapnya.
"Hei bang, baru?" Tatap Bartender nya.
Tapi tiba tiba ada yang berteriak datang. "Kakak!" Tepatnya Mizuki langsung masuk, tapi Hannyo tidak menoleh padanya. Justru semua yang menoleh padanya membuat Mizuki terkejut.
"Siapa dia?! Kenapa bisa ada gadis?! Jangan jangan dia teman dari bocah kencur itu!!" Salah satu dari mereka berteriak kesal dan mereka langsung berdiri membuat Mizuki terkejut kaku.
"(Kakak.....)" Dia gemetar, namun kasihan nya dia, Hannyo hanya terdiam ditempatnya membelakangi Mizuki hingga beberapa orang mendekat.
"Cepat, kita buang saja di laut, gadis seperti ini tidak pantas ada" Kata mereka, lalu salah satu dari mereka menarik tangan Mizuki.
"Ah, lepaskan aku!! Aku tidak salah apapun!!" Dia mencoba memberontak.
"Ck, diamlah, atau kau akan kami bunuh di sini" Salah satu dari mereka mengepal tangan akan menggunakan kekerasan.
Tapi untung nya, dia terdiam dan seketika kerah nya tertarik dari belakang dan terlempar. "Akh!!" Dia terlempar ke meja dengan rasa sakit pastinya membuat semua menoleh yang rupanya itu Hannyo.
"Hoi, siapa kau!!" Mereka menatap kesal.
Tapi dengan cepat, bayangan hitam menjalar menutup mulut mereka dan langsung melempar mereka satu persatu mengenai barang barang di sana hingga barr itu berantakan.
"Ah, sialan...." Mereka hanya bisa kesakitan.
Lalu Hannyo menatap ke Mizuki dengan mata tajam. "Aku sudah bilang padamu untuk bersama dengan nya, kenapa menyusul ke sini?" Dia menatap sangat tajam membuat Mizuki terpaku dan menelan ludah.
"Aku.... Ingin memberitahu kakak, bahwa kak Rokusuke di pukuli oleh orang orang di sana" Kata Mizuki dengan gemetar ketakutan.
Di saat itu juga Hannyo merasa ada yang salah dengan tempat itu, lalu ia berjalan melewati Mizuki yang berlari mengikutinya.
Hannyo pergi ke tempat makan tadi, tapi sebelum masuk ada orang terlempar keluar di sana dan di dalam tampak begitu berisik.
Dia berjalan ke sana dan rupanya Rokusuke mengamuk. "Aku bilang aku bukan orang jahat! Kenapa kalian tidak percaya!" Ia berteriak dengan kesal di tengah tengah tempat itu yang berantakan.
Hannyo mengepal tangan dan langsung berjalan mendekat membuat Rokusuke menoleh padanya, seketika nyalinya menjadi kecil ketika menatapnya karena Hannyo langsung memegang kepalanya dan membuat Rokusuke menunduk. "Kenapa kau membuat kericuhan di sini?" Hannyo menatap dengan tajam.
"Tunggu, ini bukan seperti yang kau pikirkan, mereka justru mengatakan tak suka pada pendatang baru dan juga mereka menuduhku buruk" Kata Rokusuke.
Tapi di luar, Mizuki menunggu mereka di luar. "(Kenapa tempat ini aneh sekali, aku bahkan tak melihat wanita maupun gadis, hanya pria dan lelaki yang berpenampilan menyeramkan sekali...)" Ia mulai tidak nyaman.
Tapi mendadak, dia melihat seekor kucing liar di sana sedang melewatinya dan mendekat. "Meong...."
"Eh, halo? Kenapa mendekati ku?" Mizuki menjadi bingung.
"Meong..." Kucing itu menatapnya, tapi tiba tiba mata kucing itu membesar seperti terkejut, lalu ia segera pergi dari sana membuat Mizuki terkejut. "Hei tunggu..." Dia berjalan mengejar.
Terus mengejar hingga tak sadar bahwa dia masuk ke sebuah lorong kecil di antara bangunan.
Langkah nya terhenti ketika mendengar sesuatu, mendengar suara seorang gadis. "Makan lah dengan perlahan"
"(Suara siapa itu di tempat sempit ini?)" Mizuki bingung, lalu ia berjalan mendekat dan mengintip, yang ia lihat adalah seorang gadis bertudung sedang berlutut menatap kucing kucing liar memakan makanan pemberian darinya. Yang membuat bingung adalah, itu gadis pertama yang di temui di tempat yang begitu aneh itu.