Chapter 22 - dua puluh dua

"Berapa yang sebenarnya kau inginkan?" ia bertanya, seolah-olah biro hukumnya yang kecil ini bisa bersaing dengan firma-firma besar, dan jumlah yang lebih sedikit akan menurunkan martabat.

"Saya akan bekerja untuk separonya. Dua puluh lima ribu. Saya akan curahkan delapan puluh jam seminggu, menangani semua fish file, menyelesaikan semua pekerjaan yang menjenuhkan. Anda, Mr. Chad, Mr. Ellis boleh memberikan segala berkas yang sebenarnya tak pernah ingin Anda terima, dan saya akan menyelesaikannya dalam enam bulan. Janji. Saya akan hasilkan gaji saya dalam dua belas bulan, kalau tidak, saya akan keluar."

Bibir Chad benar-benar membuka dan hingga tampak di sana giginya. Matanya menari-nari membayangkan angan-angan menyekop sampah dari kantornya dan membuangnya pada orang lain. Interkom berbunyi keras, diikuti suara sang sekretaris. "Mr. Kirkland, mereka menunggu Anda dalam deposisi." Aku melirik jam tangan. Sudah delapan menit.

la melirik jam tangannya. Mengernyit, kemudian berkata, "Tawaran yang menarik. Coba aku pikir lagi. Aku harus merundingkannya dengan partnerku. Kami rapat tiap Kamis pagi untuk evaluasi." la bangkit berdiri. "Ini akan aku kemukakan. Sebenarnya kami belum memikirkan hal ini." la mengitari meja, bersiap mengantarku keluar.

"Itu akan berhasil, Mr. Kirkland. Dua puluh lima ribu sangat murah." Aku mundur-mundur ke arah pintu.

la tertegun sejenak. "Oh, bukan masalah uangnya," katanya, seolah-olah ia dan para partnernya tidak mempertimbangkan untuk membayar lebih sedikit daripada Skadden. "Persoalannya, kami bekerja cukup mulus saat ini. Menghasilkan banyak liang, kau tahu. Semua senang. Belum berpikir untuk ekspansi." la membuka pintu, menungguku berlalu.

"Kami akan memberi kabar." la mengikutiku ke depan kantor, kemudian memerintahkan sekretaris agar segera mencatat nomor teleponku. la menjabat tanganku dengan erat, mengucapkan selamat padaku, berjanji akan menelepon secepatnya, dan beberapa detik kemudian aku sudah berada di jalan.

Butuh beberapa saat bagiku untuk mengumpulkan pikiran. Aku baru saja menawarkan diri untuk melacurkan pendidikanku demi imbalan yang jauh dari yang terbaik, dan dalam hitungan menit, hal itu mendaratkanku ke trotoar.

Sejalan dengan perkembangan situasi, wawancara ringkasku dengan Chad Kirkland akan menjadi salah satu hasil kerjaku yang produktif.

Saat itu hampir pukul sepuluh. Tiga puluh menit lagi aku akan menghadiri kuliah Bacaan Pilihan dari Kode Napoleon, kuliah yang perlu kuhadiri, sebab aku sudah membolos seminggu. Aku bisa mangkir tiga minggu lagi dan tak seorang pun peduli. Takkan ada ujian akhir.

Akhir-akhir ini aku bergerak merdeka di kampus, tak lagi malu memperlihatkan wajah. Dengan beberapa hari lagi tersisa, kebanyakan mahasiswa tahun ketiga sudah meninggalkan tempat itu. Kuliah hukum mulai, dengan berondongan gencar kerja keras dan ujian penuh tekanan, tapi berakhir dengan beberapa tes kecil yang tak begitu sering dan makalah-makalah sambil lalu. Kami semua menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar menghadapi ujian ikatan pengacara daripada mengkhawatirkan kuliah-kuliah terakhir.

Sebagian besar di antara kami bersiap masuk ke pekerjaan.

***

Altha Abigail menangani persoalanku seolah-olah itu persoalannya sendiri. Dan ia menderita sehebat diriku, sebab kami berdua belum menemukan ke beruntungan. Ada seorang senator negara bagian dari Southaven yang mungkin membutuhkan seorang staf untuk menyusun rencana undang-undang di kantornya di Arlington—30.000 dengan bonus, tapi harus punya lisensi pengacara dan dua tahun pengalaman. Sebuah perusahaan kecil membutuhkan seorang pengacara dengan gelar sarjana muda dalam bidang akuntansi. Aku mempelajari sejarah.

"Departemen Sosial Murphy County mungkin akan membuka lowongan untuk seorang staf pada bulan Agustus nanti." la mengaduk kertas-kertas di meja, mencoba mencari sesuatu secara sia-sia.

"Pengacara di dinas sosial?" aku mengulangi.

"Kedengaran glamor, bukan?"

"Berapa gajinya?"

"Delapan belas ribu."

"Apa tugasnya?"

"Melacak para ayah yang menelantarkan anak, dan berusaha mengumpulkan dana. Kasus-kasus keluarga, ya seperti biasa."

"Kedengarannya berbahaya."

"Pokoknya pekerjaan."

"Lalu, apa yang harus aku kerjakan sampai Agustus?"

"Belajar menghadapi ujian pengacara."

"Benar, dan kalau belajar keras dan lulus, aku akan diterima bekerja di Dinas Sosial dengan gaji minimum."

"Dengar, Edward..."

"Maaf. Ini adalah hari yang buruk."

Aku janji untuk kembali besok, menghadapi sesuatu yang tak diragukan lagi merupakan pengulangan dari percakapan ini.

Bolie menemukan formulir-formulir itu di suatu tempat dalam biro hukum Matthew. Katanya di sana ada seorang associate yang terselip di lantai bawah tanah dan kadang-kadang menangani kasus pernyataan bangkrut; ia bisa mencuri formulir-formulir yang diperlukan.

Formulir-formulir itu cukup jelas. Daftar aset pada satu halaman; dalam kasusku, itu tugas mudah dan cepat. Daftar utang pada halaman lain. Tempat kosong untuk informasi pekerjaan, litigasi pending, dan lain-lain. Inilah yang dikenal sebagai Pasal 7, kebangkrutan total, di mana aset terhapus bersih untuk menutup utang, yang ikut terhapus bersih.

Aku tidak lagi bekerja di Yugo's. Aku bekerja, tapi sekarang dibayar tunai, tanpa catatan. Tanpa apapun untuk hiasan atau ditempelkan. Tanpa kewajiban untuk membagi upahku yang kecil dengan Halter Grisworld. Aku membicarakan kesulitanku dengan Prince, tentang bagaimana parahnya keadaanku, menimpakan ke alahan pada uang kuliah dan kartu kredit, ia senang dengan gagasan membayarku kontan dan mengecoh pemerintah. la penganut teguh perekonomian kontan, tanpa pajak.

Prince menawariku pinjaman untuk membayar uang jamìnan, tapi itu percuma. Ia pikir sebentar lagi aku akan punya penghasilan besar sebagai pengacara muda kaya raya, dan aku tidak sampai hati mengatakan padanya bahwa aku mungkin akan lebih lama bekerja untuknya.

Tidak pula aku mengatakan tentang betapa besar pinjaman itu jadinya. Halter Grisworld menggugatku sebanyak $612,88, termasuk biaya pengadilan dan bayaran pengacara. Induk semangku menggugat $809, dito untuk biaya pengadilan dan bayaran pengacara. Tapi serigala yang sesungguhnya baru saja mendekati. Mereka menulis surat jorok itu, mengancam untuk mengirimkan pengacaranya.

Aku punya satu MasterCard dan satu Visa, masing-masing diterbitkan oleh bank yang berbeda di Southaven sini. Antara Thanksgiving dan Natal tahun lalu, selama periode pendek penuh kebahagiaan ketika aku terjamin akan punya pekerjaan yang baik beberapa bulan lagi, dan ketika aku jatuh cinta sia sia pada Anya Joy, aku memutuskan akan membelikannya beberapa hadiah indah untuk hari besar itu. Aku ingin barang-barang mahal yang tahan lama. Dengan MasterCard itu aku membeli gelang tenis dari emas dan berlian seharga 1.700 dolar, dan dengan Visa aku membelikan kekasihku sepasang anting-anting perak antik. Aku harus membayar seribu seratus dolar. Pada hari sebelum ia mengatakan kalau tak ingin melihatku lagi, aku pergi ke toko makanan mewah dan membeli sebotol Dom Perignon, satu kilogram hati bebek, kaviar, keju bagus, dan beberapa makanan lezat lain untuk jamuan Natal kami. Aku membayar tiga ratus dolar, tapi sungguh celaka, hidup ini pendek.