Chapter 28 - dua puluh delapan

Beberapa waktu yang lalu, aku melihat lihat beberapa apartemen bagus, cocok untuk pengacara baru yang akan menanjak. Mereka meminta tujuh ratus dolar sebulan untuk apartemen dengan dua kamar tidur, kurang dari tiga ratus meter persegi. Dan aku sudah bersedia membayarnya. Tapi sekarang banyak hal yang sudah berubah.

Sekarang aku pindah ke pilihan kedua yang agak spartan, dirancang oleh Miss Streep, kemudian ditelantarkan selama sepuluh tahun. Ada sebuah ruang duduk sederhana dengan karpet kasar warna jingga dan dinding hijau pucat. Ada sebuah kamar tidur, dapur sempit seadanya, dan tempat makan terpisah. Langit langit di setiap ruangan disangga dari segala penjuru, menimbulkan efek klaustrofobia pada lotengku yang sempit.

Tempat itu sempurna untukku. Selama Miss Streep tetap menjaga jarak, semuanya beres. la memaksaku berjanji bahwa tidak akan ada pesta-pesta ribut, musik keras, perempuan liar, mabuk-mabukan, obat bius, anjing, atau kucing. la membersihkan sendiri tempat itu, menggosok lantai dan dindingnya, memindahkan sebanyak mungkin rongsokan. Ia benar-benar menempel di sampingku ketika aku melangkah dengan susah payah menaiki anak tangga dengan barang-barangku yang tidak banyak. Aku yakin kalau ia merasa kasihan padaku.

Begitu aku selesai menyeret naik kardus terakhir dan sebelum aku punya kesempatan membongkar apa pun, ia bersikeras supaya kami minum kopi di teras.

Kami duduk di teras sekitar sepuluh menit, cukup lama bagiku untuk berhenti berkeringat. Lalu ia mengumumkan bahwa sudah saatnya mengurus rumpun bunga. Aku mencabuti rumput liar sampai pung gungku kejang. Beberapa menit ia jadi partner aktif, kemudian pindah berdiri di belakangku sambil menunjuk-nunjuk.

Aku bisa lolos dari kerja kebun hanya dengan berlindung di Yugo's. Aku dijadwalkan menjaga bar sampai tempat itu tutup, sesudah pukul satu dini hari.

Malam ini tempat itu penuh, dan aku sungguh cemas melihat segerombolan teman kuliahku berkelompok mengitari dua meja panjang di sudut bagian depan. Ini adalah acara kumpul-kumpul terakhir mahasiswa hukum penghuni salah satu asrama, kelompok yang tidak akan mengundangku bergabung. Kelompok itu disebut The Fordiskum, jenis yang menulis di Tinjauan Hukum, mahasiswa-mahasiswa penting yang memandang diri sendiri terlalu serius. Mereka selalu mencoba berkelompok secara eksklusif dan rahasia, dengan ritual inisiasi dalam bahasa Latin dan ketololan lain macam itu. Hampir semuanya akan bekerja di biro hukum besar atau magang di pengadilan federal. Beberapa sudah diterima di sekolah pajak. Kelompok yang pongah.

Mereka dengan cepat jadi mabuk ketika aku menyajikan bir pitcher demi pitcher. Salah satu yang paling keras berbicara adalah bajingan kecil yang bernama Adam Delwyn, seorang pengacara muda berbakat yang mulai kuliah tiga tahun lalu dan sudah menguasai seni tipuan-tipuan kotor. Delwyn lebih ahli berbuat curang daripada siapa pun dalam sejarah sekolah hukum ini. la mencuri naskah ujian, menyembunyikan buku riset, mencuri ringkasan catatan dari kami semua, berbohong kepada para dosen untuk menunda penyerahan makalah dan laporan. Dan tidak lama lagi ia akan menghasilkan satu juta dolar. Juga aku curiga bahwa Delwyn-lah yang menyalin potongan berita dari Berita Harian dan menempelkannya di kampus. Dia memang punya tampang yang pas untuk berbuat hal demikian.

Meski mencoba tidak menghiraukan mereka, sekali-sekali aku melihat mereka menatapku. Beberapa kali aku mendengar kata "bangkrut".

Namun aku tetap menyibukkan diri, sekali-sekali meneguk bir dari cangkir kopi. Prince ada di sudut seberang menonton televisi dan mengawasi kelompok The Fordiskum dengan mata waspada. Malam ini ia sedang menonton balap greyhound di sebuah arena pacuan di Mexico, dan ia bertaruh pada setiap pacuan. Rekan judi dan minumnya malam ini adalah pengacaranya, Henry Craig, seorang laki-laki gemuk luar biasa dengan rambut kelabu tebal dan panjang, serta jenggot kambing menggelantung. Beratnya paling sedikit 175 kilo, dan bersama-sama mereka tampak seperti dua ekor beruang sedang duduk di atas batu karang, sambil mengunyah kacang.

Henry Craig adalah pengacara dengan etika yang sangat perlu dipertanyakan. la dan Prince sudah lama kenal, teman SMA di Southaven Selatan, dan mereka sudah banyak melakukan transaksi kotor bersama sama. Mereka menghitung uang saat tak ada orang lain di sekitarnya. Mereka menyuap politisi dan polisi. Prince yang melaksanakan, Henry yang berpikir. Dan bila Prince tertangkap, Henry akan muncul di halaman depan surat kabar, berteriak-teriak tentang ketidakadilan. Henry sangat efektif di ruang sidang, terutama karena ia terkenal suka menawarkan banyak uang kepada anggota juri, Prince tak punya rasa takut terhadap vonis bersalah.

Henry punya empat atau lima pengacara di biro hukumnya, Aku tak bisa membayangkan, sedalam apa keputusasaan yang akan memaksaku minta pekerjaan padanya. Sungguh mengerikan membayangkan aku mengatakan pada orang bahwa aku bekerja untuk Henry Craig.

Prince bisa mengusahakannya untukku. la suka memberikan pertolongan itu, memperlihatkan betapa besar pengaruh yang ia punyai. Aku tak bisa percaya bahwa aku sampai memikirkan hal ini.

***

Di bawah tekanan kami berempat, Stephen akhirnya mengalah dan mengatakan kami boleh kembali ke Lincoln Gardens sendiri, tidak perlu sebagai satu kelompok dan menanggung derita harus makan siang lagi. Suatu hari aku dan Bolie menyelinap masuk ketika lagu Ray Charles sedang dinyanyikan. Kami duduk di belakang, sementara Miss Streep mempropagandakan perlunya vitamin dan latihan yang benar. la akhirnya melihat kami, dan bersikeras agar kami berjalan ke podium untuk perkenalan resmi.

Selesai acara, Bolie menyelinap ke sudut jauh, menemui para klien dan memberikan nasihat hukum yang tak boleh didengar orang lain. Karena aku sudah bertemu dengan Smith, dan sudah menghabiskan berjam-jam membicarakan surat wasiat bersama Miss Streep, tak banyak yang tersisa bagiku. Mr. Shan Hadley, klienku yang ketiga pada kunjungan sebelumnya, sedang berada di rumah sakit, dan aku sudah mengiriminya ringkasan saran-saranku yang sama sekali tak berguna, untuk membantunya dalam perang pribadinya melawan Veteran Administration.

Surat wasiat Miss Streep masih belum lengkap dan belum ditandatangani. Akhir-akhir ini ia sangat mudah tersinggung dengan hal tersebut. Aku tidak yakin ia ingin mengubahnya. Katanya ia belum mendengar apa pun dari Pendeta Ivan Stefanus, jadi mungkin ia tidak akan memberikan warisan itu kepadanya. Aku berusaha mendorong keputusan ini.

Kami sudah beberapa kali bicara tentang uangnya. la suka menunggu sampai aku terkubur dalam pupuk jerami busuk dan tanah, keringat menetes-netes dari hidungku dan berlumuran humus, lalu sambil berdiri di atasku, ia mengajukan pertanyaan aneh seperti, "Bisakah istri Dilton menggugat warisanku kalau aku tidak memberikan apa-apa padanya?" Atau, "Kenapa aku tidak bisa memberikan uang itu sekarang juga?"

Aku akan berhenti, mengeluarkan badan dari bawah rumpun bunga, menyeka wajah, dan mencoba memikirkan jawaban cerdas. Biasanya pada saat seperti ini ia sudah ganti membicarakan hal lain dan ingin tahu mengapa bunga azalea di sana tidak tumbuh.

Sudah beberapa kali aku lebih dulu memulai bicara tentang masalah itu saat minum kopi di teras, tapi ia jadi gelisah dan cemas. la punya kecurigaan besar terhadap pengacara.

Aku sudah bisa membuktikan beberapa fakta. la menikah untuk kedua kali dengan seorang Mr. Aaron Wesly. Perkawinan mereka berlangsung hampir lima tahun, sampai suaminya meninggal di Savannah empat tahun yang lalu. Jelas Mr. Wesly meninggalkan warisan besar ketika meninggal, dan selepas urusan itu dikelilingi banyak kontroversi, sebab pengadilan di Baldwin County, Georgia, memerintahan agar berkas perkara itu disegel. "Baru sejauh itulah yang aku dapatkan. Aku merencanakan bicara dengan beberapa pengacara yang terlibat dalam harta warisan ini."

Miss Streep ingin bicara, ingin berkonferensi. ltu membuatnya merasa penting di depan orang-orange-nya. Kami duduk di depan meja dekat piano, jauh dari yang lain. Kami berdekatan, kepala kami hanya terpisah beberapa senti. Mungkin orang akan mengira kami sudah sebulan tak pernah bertemu.