Chapter 33 - tiga puluh tiga

Aku pulang sesudah pukul sepuluh. Di cermin mobil kupergoki diriku tersenyum ketika mengemudi melintasi kota. Aku akan menelepon Bolie besok pagi dengan kabar baik ini. Kemudian aku akan membawakan bunga untuk Altha Abigail dan mengucapkan terima kasih.

Ini mungkin pekerjaan rendah, tapi tak ada tempat lain kecuali menanjak naik. Beri aku waktu satu tahun, dan aku akan menghasilkan lebih banyak uang daripada Anya Joy Moretz, Tom Evans, N. Mila Fox, dan seratus bedebah lain yang harus kuhindari selama satu bulan terakhir ini. Beri aku waktu.

Aku mampir di Yugo's dan minum dengan Prince. Kuceritakan padanya kabar baik ini, dan ia beriku pelukan mabuk. Katanya ia tak suka melihatku pergi. Kukatakan padanya bahwa aku akan sering ke situ selama satu-dua bulan, mungkin bekerja pada akhir pekan sampai ujian pengacara selesai. Apa saja oke bagi Prince.

Aku duduk seorang diri di meja di belakang, meneguk bir dingin dan mengamati pengunjung yang tak begitu banyak, Aku tidak lagi malu, Untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu aku tidak lagi dibebani perasaan rendah diri, Aku siap beraksi sekarang, siap meniti karier ini. Aku bermimpi suatu hari nanti berhadapan dengan Vikki Salve di ruang pengadilan.

***

KETIKA mempelajari berbagai kasus dan bahan yang diberikan Noah Fieldman, aku terus-menerus tercengang menyaksikan betapa hebatnya perusahaan-perusahaan asuransi kaya raya dalam hal menganiaya orang-orang kecil. Tak sedolar pun terlalu sepele untuk dicuri. Tak ada rencana kotor yang terlalu menantang untuk dikerjakan. Aku pun tercengang melihat betapa sedikitnya pemegang polis yang inengajukan gugatan. Kebanyakan tak pernah berkonsultasi dengan pengacara. Kepada mereka diperlihatkan berlapis-lapis tulisan dałam apendiks dan adendum dan diyakinkan bahwa mereka hanya merasa diasuransikan. Satu penelitian memperkirakan bahwa kurang dari lima persen kasus ingkar janji tersebut pernah dilihat oleh pengacara. Pembeli polis ini bukanlah orang-orang berpendidikan. Mereka sering kali sama takutnya pada pengacara, seperti pada perusahaan asuransi tersebut. Bayangan untuk berjalan ke dałam ruang sidang dan memberikan kesaksian di hadapan hakim dan juri sudah cukup untuk membungkam mereka.

Aku dan Robin Gibson menghabiskan dua hari untuk mempelajari berkas perkara Jack. la sudah pernah menangani beberapa kasus ingkar selama bertahun-tahun ini, dengan tingkat keberhasilan beragam. Berulang-ulang ia mengatakan bahwa juri di Southaven ini luar biasa konservatif, sehingga sulit mendapatkan vonis adil. Sudah tiga tahun aku mendengar hal ini. Untuk kota di wilayah selatan, Southaven merupakan kota dengan serikat buruh yang kuat. Kota seperti ini biasanya menghasilkan vonis-vonis bagus bagi ppnggugat. Namun karena alasan yang tak diketahui, hal itu jarang terjadi di sini. Jonathan Stone pernah mengantongi beberapa vonis dengan nilai jutaan dolar, tapi sekarang lebih suka menyi dangkan kasus-kasus di negara bagian lain.

Aku belum bertemu Mr. Stone. la sedang terlibat sidang perkara besar entah di mana, dan tidak begitu peduli untuk menemui pegawainya yang paling baru.

Kantor sementaraku adalah sebuah perpustakaan kecil pada birai menghadap ke lantai dua. Di sana ada tiga meja bundar, delapan tumpuk buku, semuanya berkaitan dengan malpraktek kedokteran. Pada hari pertama aku bekerja penuh, Gibson memperlihatkan sebuah ruangan indah di ujung gang kantornya dan menerangkan bahwa ini akan jadi kantorku beberapa minggu lagi. Perlu cat ulang dan ada yang tidak beres dengan kabel listriknya. Apa yang kauharapkan dari sebuah gudang? ia bertanya padaku lebih dari satu kali.

Aku belum pernah benar-benar bertemu orang lain di firma ini, dan aku yakin ini karena aku hanya paralegal rendahan, bukan pengacara. Aku bukan sesuatu yang baru atau istimewa. Paralegal datang dan pergi.

Mereka orang-orang yang sangat sibuk, dan tak banyak ramah-tamah persahabatan. Gibson bicara sangat sedikit tentang pengacara lain di gedung itu, dan aku mendapat kesan jelas bahwa masing-masing trial unit bekerja sendiri-sendiri. Aku juga mendapat kesan bahwa menangani suatu kasus di bawah supe visi Jonathan Stone adalah urusan meresehkan.

Tiap pagi Gibson tiba di kantor sebelum puku delapan, dan aku bertekad untuk menemuinya di pintu depan, sampai aku mendapat kunci ke tempa ini. Jelas Mr. Stone sangat hati-hati dengan siapa siapa yang punya akses ke gedung tersebut. Ada cerita panjang bahwa teleponnya pernah disadap bertahun-tahun yang lalu, ketika ia terlibat perkara seru dengan sebuah perusahaan asuransi. Gibson menceritakan kisah ini ketika aku pertama kali mulai bicara soal kunci. Bisa makan waktu berminggu-minggu, katanya. Dan uji poligraf.

la memarkirku di langkan, memberiku berbagai instruksi, kemudian berlalu ke kantornya. Selama dua hari pertama, ia memeriksaku setiap dua jam. Aku meng-copy segala berkas Jack. Tanpa setahunya, aku juga membuat copy lengkap untuk catatanku sendiri. Aku membawa pulang copy ini pada akhir hari kedua, menyisipkannya dengan rapi di dalam koper tas kerjaku yang mengilat, hadiah dari Prince.

Dengan memakai garis besar petunjuk Gibson, aku menyusun konsep surat yang agak keras pada State Farm Insurance. Dalam surat itu kugelar semua fakta yang relevan dan tindakan mereka yang tak pantas. Ketika sekretaris selesai mengetiknya, surat itu jadi empat halaman. Gibson membedahnya secara radikal, dan mengirimku kembali ke sudutku. la sangat intens dan amat bangga dengan kemampuannya berkonsentrasi.

Pada jam istirahat di hari ketiga, aku akhirnya mengerahkan keberanian untuk menanyai sekretarisnya tentang surat-surat sehubungan dengan pekerjaanku. la sibuk, tapi mengatakan bahwa ia akan mengurusnya.

Pada akhir hari ketiga, aku dan Gibson meninggalkan kantornya usai pukul sembilan. Kami sudah menyelesaikan surat untuk State Farm Insurance, masterpiece sepanjang tiga halaman untuk dikirimkan dengan pos tercatat, lengkap dengan resi. la tak pernah bicara tentang kehidupan di luar kantor. Aku mengusulkan pergi minum bir dan makan sandwich, tapi ia cepat cepat menolak.

Aku pergi ke Yugo's untuk makan makanan kecil. Tempat itu penuh dengan mahasiswa-mahasiswa penghuni asrama yang sedang mabuk, dan Prince sendiri sedang menjaga bar. la tak senang dengan hal itu. Aku menggantikannya dan menyuruhnya pergi bermain jadi bandar. la senang.

la pergi ke meja favoritnya. Pengacaranya, Henry Craig, sedang merokok Camels dan memasang taruhan untuk pertandingan tinju. Henry Craig muncul lagi di koran pagi ini, menyangkal tahu apa-apa tentang suatu hal. Polisi menemukan sesosok mayat dalam bak sampah di belakang sebuah bar topless dua tahun yang lalu. Korban adalah bajingan setempat yang memiliki bisnis porno di kota, dan rupanya ingin mengembangkan sayap dalam bisnis pelacuran. la melangkah ke tempat yang keliru dengan transaksi yang keliru, dan akhirnya dipenggal kepalanya. Henry Craig tidak akan melakukan perbuatan seperti itu, tapi pihak polisi rupanya yakin ia tahu persis siapa pelakunya.