Chapter 27 - dua puluh tujuh

Aku mengucapkan terima kasih kepadanya dan berlari ke liangku di lantai bawah tanah, sekali lagi bersembunyi di antara rak buku, menghindari kontak dengan wajah-wajah yang kukenal. Sebentar lagi kuliah berakhir dan aku akan keluar dari sini, jauh dari orang-orang yang tak bisa kuhadapi ini.

***

Aku merencanakan mengunjungi Profesor Stephen pagi ini, dan aku tiba sepuluh menit terlambat. la tak peduli. Kantornya penuh buku yang porak-poranda, seperti lazimnya cendekiawan yang terlalu cemerlang untuk mengaturnya. Dasinya kusut, senyumnya tulus.

Mula-mula kami bicara tentang keluarga Jack dan perselisihan mereka dengan State Farm Insurance. Aku menyerahkan ringkasan setebal tiga halaman mengenai kasus mereka, bersama kesimpulan dan saran tentang langkah yang harus diambil. la membacanya dengan cermat, sementara aku mengamati gumpalan gumpalan kertas di bawah mejanya. la sangat terkesan, dan mengucapkan hal itu berkali-kali. Saranku Pada keluarga Jack adalah supaya mereka menghubungi seorang pengacara pengadilan dan mengajukan gugatan kepada State Farm Insurance karena ingkar janji. Stephen menyetujuinya dengan sepenuh hati. Hanya sedikit yang ia ketahui.

Yang kukehendaki darinya hanyalah angka untuk lulus, tidak lebih. Selanjutnya kami bicara tentang Miss Natalie Streep. Aku kisahkan padanya bahwa ia hidup cukup makmur dan ingin mengubah surat wasiatnya. Aku menyimpan detailnya untuk diri sendiri. Kepadanya aku berikan dokumen setebal lima halaman, surat wasiat dan testamen terakhir yang sudah diperbaiki untuk Miss Streep, lalu ia membacanya dengan cepat. Tanpa membaca apa pun di dalamnya, ia mengatakan itu bagus. Tidak akan ada ujian akhir dalam mata kuliah Masalah Hukum Manula, tak ada makalah untuk diserahkan. Kita cukup menghadiri kuliah, mengunjungi orang-orang tersisih itu, dan membuat ulasan kasusnya. Stephen akan memberi nilai A. Stephen sudah beberapa tahun kenal dengan Miss Streep. Jelas ia sudah cukup lama jadi ratu Lincoln Gardens, dan Stephen menemuinya dua kali setahun, dalam kunjungan ke sana bersama para mahasiswanya. Sebelum ini Miss Streep tak pernah berniat memanfaat kan nasihat hukum gratis itu untuk diri sendiri, katanya sambil merenung dan menarik dasi. Katanya ia terkejut mengetahui perempuan itu ternyata kaya raya.

la akan lebih terkejut lagi kalau tahu Miss Streep akan jadi induk semangku.

Sementara kantor Noah Fieldman tidak jauh dari kantor Stephen. la meninggalkan pesan untukku di meja depan perpustakaan; katanya ia perlu menemuiku. Noah pergi saat kuliah berakhir. la merupakan tenaga pinjaman selama dua tahun dari Illinois, dan saat ini tiba saatnya ia harus pergi. Mungkin aku akan sedikit kehilangan Noah saat kami berdua pergi dari sini, tapi saat ini sulit membayangkan perasaan penuh kenangan akan apa saja atau siapa saja yang berhu bungan dengan sekolah hukum ini.

Kantor Noah penuh kotak karton minuman keras. la sedang berkemas untuk pindah. Aku belum pernah melihat kekacauan seperti itu. Kami mengenang beberapa hal selama beberapa saat yang canggung, usaha sia-sia untuk membuat sekolah hukum kedengaran menarik. Dan aku belum pernah melihatnya sedih. Sepertinya ia benar-benar sedih meninggalkan tempat ini. la menunjuk setumpuk kertas dalam sebuah kardus. "Itu untukmu. Kumpulan bahan terbaru yang kupakai dalam kasus-kasus ingkar. Ambillah. Mungkin bisa bermanfaat buatmu."

Aku belum lagi selesai dengan bahan riset terakhir yang ia berikan padaku. "Terima kasih, Noah," kataku sambil memandang gambar kalkun merah pada kardus itu.

"Kau sudah mengajukan gugatannya?" ia bertanya.

"Uh, tidak. Belum."

"Kau harus mengajukannya. Cari pengacara di kota, dengan catatan prestasi yang bagus di pengadilan. Orang dengan pengalaman menangani kasus ingkar janji. Aku sudah banyak memikirkan kasus ini, dan aku jadi menyukainya. Begitu banyak yang menarik bagi juri. Bisa kubayangkan satu dewan juri jadi gusar, ingin menghukum perusahaan asuransi itu. Mesti ada yang mengambil kasus ini dan mengurusnya."

Aku sedang mengurus diriku sendiri mati-matian.

la bangkit dari tempat duduk dan merentangkan tangan. "Di biro hukum apa kau akan bekerja?" ia bertanya sambil berdiri pada ujung jari, melakukan peregangan yoga, untuk melatih betisnya. "Sebab kasus ini bagus untuk kau kerjakan. Mungkin kau harus membawanya pada biro hukum tempatmu bekerja, biarkan mereka menanganinya, lalu tangani sendiri pekerjaannya. Pasti ada seseorang di biro hukummu yang punya pengalaman sidang. Kau bisa memanggilku kalau kau mau. Aku akan berada di Lansing sepanjang musim panas, untuk menangani perkara besar terhadap Lehman Brothers, tapi aku tertarik, oke? Menurutku ini bisa jadi kasus besar, suatu landmark. Aku ingin melihatmu menghajar bocah-bocah itu."

"Apa yang dilakukan Lehman Brothers?" tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan dari biro hukumku.

la tersenyum lebar, merangkapkan tangan di kepala, terlihat tercengang. "Luar biasa," katanya, lalu meluncur dalam narasi berbelit-belit tentang kasus luar biasa itu. Aku menyesal telah bertanya.

Berdasarkan pengalamanku yang sedikit dengan pengacara, aku sudah belajar bahwa mereka semua menderita penyakit yang sama. Salah satu kebiasaan paling menyebalkan adalah bercerita tentang kisah perang di pengadilan. Kalau menangani perkara pengadilan yang hebat, mereka ingin orang lain mengetahuinya. Kalau menangani kasus besar yang akan membuat mereka kaya, mereka harus menceritakannya pada orang lain. Noah sampai kurang tidur membayangkan membuat Lehman bangkrut.

"Tapi, bagaimanapun," katanya, kembali ke dunia nyata, "aku mungkin bisa membantu. Aku tidak akan kembali sampai musim gugur nanti, tapi nomor telepon dan alamatku ada dalam kardus itu. Teleponlah aku kalau kau membutuhkanku."

Aku mengangkat kotak kardus itu. Kardus itu terasa berat bagiku. dan lapisan bawahnya melengkung. "Terima kasih, kataku sambil menghadap ke arahnya. "Saya benar benar berterima kasih untuk ini."

"Aku hanya ingin membantu, Edward. Tak ada yang lebih menggetarkan daripada mengalahkan sebuah perusahaan asuransi. Percayalah padaku."

"Akan kuusahakan sebaik mungkin. Terima kasih," Telepon berdering dan ia menyerbunya. Kemudian aku ke luar dari kantornya dengan barang bawaanku yang berat.

***

Aku dan Miss Streep membuat kesepakatan aneh. la bukan negosiator yang hebat, dan jelas tidak membutuhkan uang. Aku berhasil menawar uang sewa itu sampai 150 dolar sebulan, termasuk air dan listrik, ia juga meminjamkan cukup mebel untuk mengisi empat kamar itue

Di samping uang, ia juga menerima komitmen dariku untuk membantunya melakukan berbagai pekerjaan untuk mengurus tempat itu, terutama mengurus halaman rumput dan kebun. Aku akan memotong rumput, sehingga ia bisa menghemat tiga puluh dolar dalam seminggu. Aku akan memangkas pagar hijau, menggaru daun kering, pekerjaan biasa. Ada pembicaraan yang tidak jelas dan tidak selesai untuk mencabut alang-alang, tapi aku tidak serius menanggapinya.

Bagiku, itu kesepakatan yang bagus, dan aku bangga dengan caraku yang business-like. Apartemen itu sedikitnya bernilai 350 dolar per bulan, jadi aku menghemat kurang lebih sekitar 200 dolar. Bukan termasuk transaksi yang buruk dalam keadaan seperti itu. Sesudah tiga tahun hidup dalam perpustakaan, aku butuh udara segar dan latihan, Tak seorang pun akan tabu aku jadi tukang kebun. Ditambah lagi kalau itu akan membuatku dekat dengan Miss Streep, klienku sendiri.

Perjanjian sewa-menyewa ini dibuat secara lisan, dibayar dari bulan ke bulan, jadi seandainya tidak berjalan baik, aku akan pindah.