Beberapa saat setelah Nian tiba di Perusahaan Avenging.
Di dalam mobil, Zeran sibuk melihat sebuah berkas pelamar, saking seriusnya sampai membuat sekretarisnya yaitu Bob penasaran dengan apa yang sedang di lakukan Bosnya.
"Boss, apa yang sedang anda lihat?"
Zeran hanya tersenyum menjawab Bob, "Hanya selembar kertas dengan isi yang menarik."
Bos tak pernah terlalu tertarik dengan urusan perusahaan, sebagian besar urusan perusahaan selalu dia serahkan padaku, tapi kali ini ... apa yang membuatnya tertarik? Gumam Bob dalam hati.
....
Keributan yang tadinya meledak, kini terhenti setelah Zeran datang, para karyawan yang tadinya berkumpul langsung membubarkan diri mereka secara bersamaan karena mereka takut kalau Naga yang mereka panggil Boss terkejam dan tersadis tersebut akan marah pada mereka, ntah sudah berapa banyak rekan mereka yang dipecat hanya karena menyinggung Boss mereka.
"Ada apa ini?" ucap Zeran serius.
Fara yang melihat kesempatannya datang, bergegas menuju sisi Zeran lalu memeluk tangannya mesra. "Boss Zeran, lihatlah bagaimana wanita kampungan ini memperlakukanku. Dia menfitnahku lalu memperlakukanku dengan kasar !" ucap Fara memelas.
Nian hanya melihat kemampuan akting Fara itu dengan tatapan merendahkan. Hahhh, aku memang tahu kalau kau ini bodoh Fara, tapi aku benar-benar tidak tahu, kalau kau ini idiot.
Zeran lalu melepaskan tangan Fara yang merangkulnya itu dengan cukup kasar, lalu mendorong Fara agar menjauh dari dirinya. "Jangan dekat-dekat denganku."
Pfftt. Nian tak kuasa menahan tawanya melihat kejadian itu.
Fara yang dipermalukan begitu menjadi semakin kesal. Ini semua gara-gara gadis kampungan ini ! imageku di depan President Zeran jadi rusak, padahal dia adalah salah satu kandidat calon suami masa depanku !
Fara kembali merengek kepada Zeran. "President, tolong beri aku keadilan, gadis ini telah menghinaku dan merusak imageku, tolong usir dia !"
Wah, gadis ini benar-benar sudah tak ada harapan, bagaimana bisa dia memerintah presiden? Nian mengeluh dalam hati sembari memandang Fara kasihan.
"Satpam !" panggil Zeran keras.
"Siap Tuan !" ucap dua orang satpam bertubuh kekar.
"Bawa gadis ini keluar dari sini."
Fara sudah tersenyum menang mendengar perintah Zeran itu, namun ekspresinya seketika berubah ketika tahu orang yang dipegang erat oleh kedua satpam itu bukanlah gadis yang bermusuhan dengannya, melainkan dirinya.
"Hey, kenapa aku yang dibawa!?" ucap Fara kesal.
Zeran lalu menatap Fara dengan tajam dan dingin, "Pertama, siapa kau berani memerintahku? Kedua, berani sekali kau dekat-dekat denganku, dan ketiga... kau berani memprovokasi sekretaris baruku?"
"Sekretaris!?" ucap Nian dan Fara kaget bersamaan.
Aku mendaftar sebagai manajer, kenapa berakhir sebagai sekretaris? Gumam Nian tak percaya.
"Bawa dia keluar," perintah Zeran.
"Siap !"
Kedua satpam itu lalu melemparkan Fara keluar, namun Fara yang masih kesal masih terus mencoba memberontak. "Tunggu presiden Zeran ! aku mengaku, aku salah, tolong berikan kesempatan padaku !"
Zeran tak menjawab apa-apa selain menatap Fara dengan tatapan merendahkan.
"Kau tidak bisa melakukan ini, kita masih punya kontrak !" ucap Fara masih memelas.
"Tak perlu khawatir, aku akan membayar dendanya," ucap Zeran.
Zeran pun berjalan pergi, diikuti Bob dan Nian di belakangnya, meninggalkan Fara yang tak percaya kalau dia baru saja kehilangan karirnya sebagai artis. Dia pun tak bisa apa-apa selain menatap punggung Nian dengan kesal dan marah. Ini semua gara-gara gadis itu, aku pasti akan membalasmu meskipun itu harus membunuhmu !
Dari kejauhan, sesosok siluet gadis nampak dari balik tembok memandangi kejadian itu dengan tersenyum. Kesempatanku menjatuhan Nian, sepertinya baru saja datang.
.....
Di ruangan Zeran.
Brakkk ! Nian memukul meja Zeran dengan keras. "Sekarang beritahu aku, aku mendaftar sebagai Manajer artis, kenapa sekarang aku jadi sekretaris?" tanya Nian kesal.
"Perusahaanku, wewenangku," jawab Zeran santai.
"Kau !"
Alasan aku mendaftar sebagai manajer karena aku tak ingin terlalu terikat dengan laki-laki gila ini. Nian masih berdecak kesal.
"Kau tak perlu khawatir, gajimu sebagai sekretaris jauh lebih tinggi dari gaji orang biasa. Tapi sepertinya kau tidak kekurangan uang setelah mengambil kunci mobilku dan menguras kartu kreditku, benarkan?" ucap Zeran tersenyum licik menatap Nian.
Nian mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk menyembunyikan wajah bersalahnya, dia mengingat ketika pertama kali bertemu Zeran, dia mencoba mencuri kartu namanya, namun dia juga mendapatkan beberapa barang seperti kunci mobil dan juga beberapa kartu penting. "Aku tidak tau apa yang kau bicarakan."
"Kunci mobil yang kau curi adalah kunci dari mobil Benzlek, keluaran terbaru dan satu-satunya di dunia," ucap Zeran tersenyum, "terlebih, kartu kredit yang isinya miliaran habis hanya dalam semalam. Dan sekarang, kau telah membuatku kehilangan satu artis, jadi, bagaimana kau akan bertanggung jawab?"
Ugghh, semakin dia menuduhku semakin kesal rasanya. Aku tidak bisa mempungkiri perkataannya karena aku memang melakukan semua itu, tapi, aku sudah membuang kunci mobil itu ke tong sampah, dan uang miliaran miliknya juga sudah aku sumbangkan ke panti asuhan. Nian masih mencoba memasang wajah tak bersalahnya.
"Huhhh, baiklah apa yang bisa aku lakukan untuk bertanggung jawab?"
Aku bisa saja membayar semuanya karena uangku di dunia bawah cukup banyak. Tapi itu akan menghilangkan tujuanku untuk bekerja di sini jika aku melakukan itu, terlebih, mau tidak mau aku harus mendekati Zeran untuk mengetahui apa yang berharga baginya lalu mencurinya dan tidak pernah lagi bertemu dengan pria ini selamanya.
Zeran kemudian tersenyum mendengar pernyataan Nian itu, dia lalu memberi kode kepada Bob untuk meninggalkannya berdua dengan Nian. Setelah Bob keluar, Zeran mendekati Nian dengan cepat, dia lalu memojokkan Nian ke tembok sembari menatap matanya dalam.
"Zeran, apa yang ingin kau lakukan !?"
Zeran tersenyum, "Bukannya kau yang bilang akan melakukan sesuatu untuk bertanggung jawab."
Nian merasa semakin cemas, karena wajah Zeran sekarang mendekat sedikit demi sedikit ke arah wajahnya, sontak Nian langsung mendorong Zeran keras hingga dia menjauh.
"Zeran ! biar kuberitahu, aku sudah menikah !"
Zeran masih memandangi Nian dengan tersenyum, "Menikah? Aku tak melihat ada cincin di jarimu? Apa kau membohongiku?"
Benar juga, meskipun aku mengatakan menikah, tapi tak ada bukti tertulis apapun, melainkan itu hanya datang dari mulut saja. Aku belum benar-benar menikah dengan Yunfei.
Melihat Nian mulai ragu, Zeran kembali mendekati Nian dan langsung memegang pipinya secara tiba-tiba dengan lembut, sontak, hal itu membuat Nian terkejut, namun lebih dari itu, Nian merasa tersipu ketika Zeran memperlakukannya dengan lembut. Meski begitu, ketika dia mengingat suaminya yang tersenyum menunggunya pulang, Nian langsung menepis tangan Zeran dengan keras dan berjalan menjauh.
"Zeran, aku ingatkan sekali lagi, berhenti bermain !"
Zeran kemudian membuang nafasnya, dan kembali berjalan ke mejanya. "Baiklah baiklah, kita pikirkan masalah utangmu nanti saja, sekarang, ayo bahas masalah pekerjaanmu. Seperti yang sudah kubilang, kau akan menjadi sekretarisku, tapi kau juga akan menjadi Manajer untuk salah seorang artisku."
"Zeran tolong serius, bagaimana aku bisa menjadi sekretaris dan Manajer dalam satu waktu?"
"Kau tak perlu khawatir, pekerjaan utamamu adalah Manajer, sedangkan pekerjaanmu sebagai sekretaris, cukup hanya dengan melayaniku saja."
"Kau !"
"Bagaimana, apa kau mau atau tidak? Kalau tidak, maka kau bisa keluar."
Nian menggeramkan tangannya kesal, kekesalan di dalam dirinya sudah mencapai puncaknya, dia ingin sekali memukul wajah Zeran sekuat tenaga. Tapi, dia kembali mengingat tujuannya datang kemari. Kurasa untuk saat ini aku setuju saja, bagaimanapun, aku harus mendapatkan pekerjaan ini demi bisa mendekatinya dan tahu rahasiannya. Untuk urusan nanti, biar nanti saja aku pikirkan jalan keluarnya.
"Baiklah aku terima, tapi aku punya syarat, aku ingin libur hari sabtu."
"Baiklah, kau boleh libur selama artismu tak ada jadwal. Dan sebagai bonus karena menjadi sekretarisku, kau dibebaskan untuk memilih artismu sendiri," jawab Zeran.
Setidaknya aku bisa mendapatkan libur untuk menghabiskan waktu dengan Hana nanti.
"Karena kita sudah sepakat, kau boleh kembali dan mulai kerja besok, akan kukirim pembaruan kontraknya nanti ke emailmu."
Tanpa membuang waktu lagi, Nian langsung pergi masih dengan wajah kesalnya. Dia tak ingin berlama-lama berada di satu ruangan dengan Zeran karena takut Zeran akan mengambil keuntungan lain darinya.
...
Setelah Nian pergi, Bob pun masuk.
"Tuan Muda...."
"Bob, apa menyenangkan menguping pembicaraan orang lain?"
"Maafkan aku Tuan Muda, aku hanya khawatir dengan anda. Saya hanya ingin mengingatkan Tuan Muda, tak apa jika Tuan Muda ingin mendekati gadis tadi hanya untuk bermain-main, tapi Tuan Muda harus ingat, kalau Tuan besar sudah menyiapkan seseorang untuk anda."
"Bob, apa kau sekarang berada di pihak kakekku?" tanya Zeran memandang Bob dengan tajam dan dingin.
"Bu—Bukan begitu Tuan, hanya saja—"
"Kau tak perlu khawatir, urusan kakekku, biar aku yang mengurusnya."
Bob menghela nafasnya. Huffhhh, kakek dan cucu sama-sama keras kepala. Aku hanya takut kalau kakek Tuan Muda akan melakukan hal buruk pada Nona Nian.