Chereads / Rahasia Pernikahan Zahra / Chapter 21 - Serangan Panik

Chapter 21 - Serangan Panik

Arya berbaring di samping wanita itu. Hati dan pikirannya masih belum bisa tenang karena masalah yang ada. Jika wanita yang berada di dalam rumahnya bukanlah ibunya lalu di manakah ibunya berada saat ini. Semua itu menjadi pertanyaan besar bagi sang pemuda tampan tersebut. Hati pemuda tampan itu terus bertanya-tanya. Apakah benar jika ibunya memiliki saudara kembar dan mengapa dia tidak mengetahui masa lalu itu. Ataukah sang ayah juga mengetahuinya. Berbagai pertanyaan selalu muncul di benak Arya.

***

"Ma, nanti siang aku akan membawa teman lamaku untuk makan siang di rumah. Tolong buatkan kami masakan kesukaan Yusuf. Mama masih ingat kan!" arya mencoba memancing pembicaraan disaat semua orang sedang menikmati sarapan pada pagi itu. Zahra juga sudah berada di sana. Wanita itu tidak tahu apa yang anda dalam benak arya tentang perbincangan mereka tadi malam.

"Yusuf? Apakah mama sudah lupa sama Yusuf?" tanya arya penuh selidik. Wanita paruh baya itu terlihat gugup mendengar pertanyaan dari sang pemuda tampan yang duduk di hadapannya. Wanita itu mencoba mencari cara untuk menolak kehadiran yusuf di rumah mereka karena dia sama sekali tak mengenal pria yang dikatakan oleh putranya.

"Kenapa ma? Bukankah mama juga sangat merindukan Yusuf?" arya kemarin mengajukan pertanyaan mendesak wanita itu. Melihat sikap yang ditunjukkan oleh wanita para baya tersebut pemuda sampan itu semakin yakin bahwa wanita yang ada di hadapannya bukanlah ibu kandungnya. Jika dia adalah sang ibu kandung tentu saja dia mengenal yusuf yang merupakan sahabat kecil dari Arya. Sesungguhnya dia hanya mengarang cerita bahwa yusuf akan datang bertamu ke rumah semua itu dilakukan oleh sang pemuda tampan untuk memancing kebenaran yang ada.

Pria tampan itu kini benar-benar merasa takut dengan sosok wanita paruh baya yang ada di hadapannya. Apa sebenarnya yang diinginkan oleh wanita itu hingga berpura-pura menjadi ibunya. Lalu di manakah ibunya berada sekarang.

"Ma, kami akan datang untuk makan siang. Aku yakin mama akan membuat masakan yang terbaik." ucapan terakhir dari sang putra membuat wanita paruh baya itu semakin gelisah. Dia bahkan tak mengerti dan tak mengenali yusuf seperti yang dikatakan oleh Arya. Ketakutan itu jelas terlihat di wajah wanita paruh baya tersebut.

"Ma, tolong buatkan saja permintaan dari putra kita. Lagipula yusuf sudah lama tak berkunjung. Akan sangat senang jika kita bisa bersama-sama lagi," lanjut pria paruh baya yang juga duduk di sana. Semua orang senang kecuali wanita separuh baya itu karena dia sama sekali tak mengerti apa yang harus dilakukannya.

"Oya, hari ini biarkan aku yang mengantar Zahra!" lanjut sang pemuda tampan kembali melanjutkan wanita paruh baya yang duduk di hadapannya.

"Mas, Bolehkah aku menarik permintaanku? Aku tidak ingin melanjutkan sekolah lagi." tiba-tiba zahra berkata kepada suaminya di hadapan semua orang. Zahra melirik sang ibu mertua yang juga menatap dirinya. Aria bisa melihat gerakan istri dan juga wanita paruh baya itu. Dia pun mulai mengerti apa yang terjadi di rumah itu sebenarnya. Kebenaran mulai terbuka perlahan dan penyebab luka di tubuh zahra adalah akibat ulah dari wanita paruh baya tersebut.

"Tidak bisa! Apakah kamu ingin mempermalukan aku?" ucap Arya. Dia mengerti dengan jelas bahwa sesungguhnya zahra menginginkan dan mengharapkan kelanjutan dari pendidikannya tetapi dia menebak dan mencurigai bahwa wanita paruh baya yang menyamar sebagai ibunya telah mencoba mengancam istrinya. Zahra mengangkat wajah ketika melihat amarah suaminya.

"Tapi mas?" tanya wanita itu.

"Kamu pikir aku adalah permainan? Bukankah kamu yang meminta untuk melanjutkan sekolah mu. Setelah aku bekerja keras untuk mendapatkan sekolah yang terbaik dan mendaftarkan kamu dengan cara yang terbaik dan kamu ingin menghianati aku?" zahra tak bisa berkata-kata di hadapan suaminya. Hatinya sakit mendapatkan amarah dari pria itu. Sesungguhnya dia juga ingin agar melanjutkan studinya agar dia juga bisa menemukan keberadaan ibunya tetapi apa yang bisa dilakukan jika wanita paruh baya itu terus mengancam dirinya.

"Arya, istri kamu benar. Alangkah tidak baik jika wanita yang baru saja menikah justru sering meninggalkan rumah. Banyak pelajaran di rumah yang harus dipelajari nya. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Lebih baik kita membatalkan studinya." wanita separuh baya itu menyampaikan pendapatnya bahwa dia setuju dengan keinginan zahra yang membatalkan melanjutkan studinya. Tetapi arya sudah mencurigai semua itu memiliki hubungan dan dia tidak akan menyerah begitu saja.

"Tidak bisa! Kamu harus belajar bertanggung jawab atas apa yang sudah kamu putuskan. Apakah kamu mengerti!" aria sudah mengambil keputusan. Keputusan yang di satu sisi membuat zahra merasa senang tetapi di sisi lain keadaan berbeda dan bertolak belakang. Ketika melihat wajah wanita paruh baya itu hati zahra menjadi ke semakin ketakutan. Karena wanita itu telah mengatakan bahwa dia tidak akan menjamin keselamatan dari ibunya jika zahra bersekolah.

Zahra tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dia berada di dua pendapat yang persimpangan dan saling bertolak belakang. Dia tidak tahu jalan mana yang harus dia pilih karena setiap jalan memiliki resiko yang sangat besar. Dia juga tidak tahu bagaimana cara menghadapi keadaan itu.

"Ma, biarkan saja! Biarkan aria yang mengambil keputusan yang terbaik untuk istrinya. Biarkan arya menjadi suami yang bertanggung jawab terhadap istrinya. Kita tidak perlu terlalu ikut campur." pria paruh baya yang merupakan ayah dari area akhirnya juga menyetujui keinginan tersebut. Pria itu setuju dengan keputusan putranya.

Akhirnya wanita paruh baya itu hanya bisa diam saja. Membiarkan zahra pergi meninggalkan ruangan makan untuk berangkat ke kampus seperti keinginan Arya. Dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengancam wanita itu agar menolak keinginan suaminya tetapi zahra juga tak mampu melakukan apapun. Dia hanyalah seorang wanita yang dijadikan sebagai korban. Dia kehilangan seluruh harta kekayaannya dan juga kehilangan kedua orang tuanya dalam suatu waktu dan yang paling menyakitkan adalah tiba-tiba dia sudah menjadi istri orang lain tanpa diketahui penyebabnya.

Zahra masuk ke dalam mobil bersama dengan suaminya. Tanpa berbicara apapun arya segera mengemudikan mobil tersebut dengan kecepatan yang sangat tinggi. Seolah-olah dia menumpahkan semua marah melalui laju mobil yang dia tumpangi. Zahra sangat ketakutan ketika laju mobil itu begitu kencang. Dia memejamkan mata dan memegang lutut nya begitu kuat. Lama arya tak menyadari gerakan istrinya. Namun tiba-tiba pemuda tampan itu mengurangi kecepatan mobil yang dia kemudikan, saat dia melihat istrinya ketakutan.

Ketika kecepatan mobil berkurang barulah zahra bisa bernapas dengan lega. Wanita itu menghembuskan napasnya secara perlahan. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi penumpang. Wajahnya memecat karena rasa takut yang dirasakan nya.