Astaga! Si kopi itu berani sekali menuduhnya sembarangan. Ia benar-benar sudah lupa jika Cielo ini adalah bosnya. Lihat saja nanti! Jika sudah di tempat kerja, Cielo akan melakukan pembalasan.
"Tidak, tidak," ucap Nayra. "Semua ini bukan karena kamu, Ciel. Aduh, kenapa kalian jadi bertengkar begitu sih? Aku kan tadi hanya ngobrol biasa saja. Aku tidak patah semangat, Ello. Hanya saja, aku rasa ini bukan waktu yang tepat untuk maju. Aku belum siap. Hanya mengagumi saja dari jauh, sudah cukup bagiku. Kalau aku sudah berani melangkah, aku pasti akan mendekatinya atau syukur-syukur biar dia yang mendekatiku duluan."
Nayra terkekeh meski tidak benar-benar tertawa. "Ello, aku tinggal dulu ya. Hmmm, aku haus. Mau minum."
"Oh, oke. Sampai berjumpa lagi, Nayra."
"Bye, Ganteng." Nayra melambaikan tangannya.
Lalu ia menarik tangan Cielo menjauh dari sana. Mereka berjalan cepat ke tempat minuman.
"Kamu ini kenapa sih? Kok marah-marah terus?" ujar Nayra yang tampak kesal.