Sekitar dua jam setelah pergi, pria berpakaian necis yang membawa Nurma ke gudang kosong kembali.
Ia membawa tiga bungkus makanan serta tiga botol minuman dingin.
Tak ada bagian untuk istri CEO muda itu, mereka membiarkan Nurma kelaparan.
Nurma hanya melihat ketiganya makan makanan itu bersama.
"Bos! Apa gadis itu akan kita biarkan kelaparan seperti itu? Bagaimana jika nanti dia m*ti?" tanya salah seorang penjaga.
"Biarkan saja! Biar dia m*ti sekalian supaya keluarganya menyesal sudah menghinakan bos kita!" ujar pria berpakaian rapi serta necis itu.
Melihat ketiganya makan dengan lahap, Nurma menelan salivanya.
Memang terakhir ia makan tadi pagi bersama suaminya, sedangkan sekarang hari mulai siang.
Normalnya ia akan makan siang bersama Fawwaz.
Tak hanya menahan lapar, dahaganya juga menginginkan dinginnya air yang ada di botol.
Ia menyesal, bagaimana mungkin ia sebodoh ini.
Bagaimana mungkin ia dengan mudahnya percaya untuk ikut dengan orang yang tak pernah ia kenal.