Chereads / Berjodoh dengan CEO Tampan / Chapter 21 - Hampir tergoda

Chapter 21 - Hampir tergoda

"Mundur! Jangan dekat-dekat dengan saya!" ucap Fawwaz dengan suara tinggi.

Sungguh Nurma sangat menawan malam ini.

Apalagi wewangin yang ia pakai telah membuat Fawwaz tak fokus.

"Katakan dahulu, bagaimana penampilan saya malam ini? Apakah saya cantik?" tanya Nurma sambil berputar menunjukkan menunjukkan tank top yang ia pakai.

"Kau mabuk? Kenapa kau tiba-tiba bersikap aneh seperti ini?" tanya suaminya.

"Katakan saja! kalau tidak.." kata Nurma.

Ia mengedipkan matanya pada Fawwaz yang gugup dan gemetar itu.

Kali ini Nurma benar-benar seperti wanita penggoda ulung.

Sebenarnya selain tips yang diberikan oleh Ibundanya, Nurma juga mencari informasi di internet, ia membaca tips-tips untuk membuat seorang suami bertekuk lutut pada istrinya.

Dan benar saja, perempuan yang lugu itu, seketika berubah menjadi wanita yang centil dan pandai merayu suaminya.

"Kalau tidak apa? Saya mau tidur" kata Fawwaz yang berjalan cepat menuju tempat tidurnya.

"Kalau tidak, saya akan meminta hak saya sebagai seorang istri" goda Nurma pada Fawwaz.

Wanita cantik itu menyunggingkan senyum nakal pada suaminya.

"Tidurlah! Sudah malam" kata Fawwaz.

Hati Fawwaz merasa tak karuan, baru kali ini ia tak berdaya melihat sang istri.

Ada rasa tertarik pada sang istri, namun, Fawwaz mencoba untuk menahannya.

Ia menutupi wajahnya dengan sebuah selimut.

"Baiklah! Selamat malam, Sayang!" bisik Nurma pada Fawwaz.

Suaranya begitu lembut hingga membuat CEO tampan itu merasa tak berdaya.

"Benar-benar gadis yang aneh" batin Fawwaz.

***

Keesokan harinya, ketika Fawwaz terbangun dari tidurnya, ia merasa terkejut.

Seorang gadis berada di sampingnya, ia memeluk Fawwaz dengan erat.

Ketika ia singkap selimutnya, terlihat betapa mulusnya kaki yang ia miliki.

"Apa yang dia lakukan di sini?" batin Fawwaz.

"Bangun!" sentak Fawwaz pada Nurma yang masih tertidur lelap di dalam pelukannya.

Karena sentakan keras dari Fawwaz, Nurma merasa terganggu, ia pun bangun dari tidurnya.

Ia mengucek matanya yang masih mengantuk.

"Ada apa, Sayang? Aku masih mengantuk" ucap Nurma.

"Kau ini kenapa? Sudah saya bilang, kau jangan pernah mendekati saya, lantas apa yang kau lakukan padaku kemarin?" kata Fawwaz.

"Melakukan..." kata Nurma yang tersenyum nakal melihat pada suaminya.

"Melakukan apa?" potong Fawwaz.

"Apa Sayang tidak ingat? Sayang yang mengajak Nurma melakukan.." kata Nurma yang mencoba menggoda suaminya.

Fawwaz yang mendengar jawaban dari sang istri merasa kesal.

"Sayang mau kemana?" tanya Nurma.

"Jangan panggil saya Sayang!" tegas Fawwaz.

"Apakah Sayang mau mandi? Ikut!" goda Nurma.

Karena Fawwaz merasa Nurma sudah kelewatan, ia pun menghampiri sang istri dan memencet pipi istrinya.

"Diam!" sentak Fawwaz.

Tiba-tiba Nurma pingsan, hal itu membuat Fawwaz sangat khawatir.

"Hei bangun! kau tidak apa-apa?" tanya Fawwaz yang sedang khawatir.

"Nurma!" panggil Fawwaz sekali lagi.

Karena tak kunjung bangun, akhirnya Fawwaz mengambil air dan memcipratkan air tersebut ke wajah Nurma.

Setelah beberapa saat, akhirnya Nurma terbangun.

Gadis itu memegangi kepalanya.

"Sakit sekali kepala saya" ujar Nurma.

"T-tuan!" katanya kaget ketika Fawwaz berada di sampingnya.

Tok tok, suara ketukan pintu dari luar kamar terdengar.

"Masuk!" jawab Fawwaz.

Ternyata Ajeng yang mengetuk pintu.

"Ada apa?" tanya Fawwaz singkat.

"Maaf Tuan! Nona! Saya mau menanyakan botol minuman yang saya taruh di atas meja kemarin" kata Ajeng.

"Botol yang ada gambar anggurnya itu?" kata Nurma.

"Betul, Nona! Botol itu milik Mas Andi, sebenarnya rencanay mau saya buang, karena saya tidak suka melihat dia minum minuman beralkohol" kata Ajeng.

"Sebenarnya, minuman itu sudah saya minum, saya kira itu minuman rasa anggur yang biasa di minum orang-orang kaya, makanya saya mencobanya" kata Nurma.

Seingatnya, setelah bertemu ibundanya malam tadi, Nurma memang memainkan ponsel untuk mencari informasi bagaimana cara membuat seorang suami jatuh cinta pada sang istri.

Setelah itu, ia merasa haus dan ia melihat minuman bergambar anggur berada di atas meja makan.

Tanpa pikir panjang, ia menuang minuman itu ke dalam gelas dan membawanya ke kamar.

Kemudian ia naik ke atas dan bersih bersih diri, ganti baju dan menyiapkan obat untuk Fawwaz.

Kemudian ia mencoba minuman anggur itu dan ia ingat karena hal itu dia merasa melayang.

Sekarang Fawwaz paham, mengapa Nurma bersikap seperti gadis yang tidak waras semalam.

"Kau ini tidak tau apa pura-pura bodoh? Itu minuman beralkohol" ujar Fawwaz.

"Dan kamu, Ajeng!" kata Fawwaz dengan suara yang tinggi.

"Jika menaruh sesuatu, jangan sembarangan! kau mau saya pecat?" kata Fawwaz.

"Maafkan saya, Tuan!" kata Ajeng meminta maaf.

"Sudahlah kamu pergi sekarang!" usir Fawwaz pada Ajeng.

Ajeng pun pergi meninggalkan kamar Fawwaz.

Sedangan Fawwaz berkata pada Nurma, "Jangan sampai Mama tau masalah ini!" kata Fawwaz pada Nurma.

Fawwaz khawatir jika sang ibunda mengetahui Nurma meminum minuman beralkohol, maka, ibundanya itu akan memecat Ajeng yang ceroboh menaruh minuman di sembarang tempat.

Meskipun Fawwaz berkata tentang memecat Ajeng, namun sebenarnya ia tak mungkin tega untuk menyusahkan orang lain.

***

Di ruang makan.

Nyonya Raline terlihat sendirian duduk di ruang makan.

Tak seperti biasanya, Tuan Hamdan tak terlihat sama sekali.

Fawwaz dan Nurma turun dari atas.

"Makan dulu, Nak!" ujar Nyonya Raline pada keduanya.

Fawwaz dan Nurma pun duduk di kursi ruang makan.

"Baba ke mana, Ma?" tanya Nurma karena tak melihat Tuan Hamdan.

"Baba tadi pagi buru-buru pergi ke kantor, katanya mau meeting dengan klien asal Turki" jawab Nyonya Raline.

Tiba-tiba Nurma merasa mual dan kepalanya sakit.

Dengan sigap, Nyonya Raline berdiri dan memijat bahu menantunya itu.

Ia berpikir jika Nurma sedang mengandung, karena biasa wanita yang sedang mengandung akan merasakan pusing dan mual di pagi hari.

"Fawwaz! Istri kamu hamil?" tanya Nyonya Raline.

"Hamil? Bagaimana bisa?" kata Fawwaz terkejut mendengar pertanyaan sang bunda.

"Bagaimana bisa? Tentu saja bisa, kan kalian sudah menikah" jawab Nyonya Raline.

"Tidak, Ma! Nurma hanya kecapekan saja" ujar gadis itu pada ibu mertuanya.

"Jika kamu tidak sehat, kenapa tidak minta tolong Fawwaz untuk membawakan makanan untuk kamu? Seharusnya kamu istirahat saja" jawab Nyonya Raline.

Untung saja, Nyonya Raline tak curiga dengan keadaan Nurma.

Dan untungnya sang ibu mertua tak mencium bau mulut Nurma yang bau alkohol.

Sebenarnya Nurma dan Fawwaz sudah antisipasi agar Nyonya Raline tak mendekat pada mulut Nurma.

"Fawwaz, antarkan istrimu untuk istirahat" pinta Nyonya Raline.

"Oh iya, ini tiket pesawat serta hotel sudah mama booking untuk bulan madu kalian di Bali" ujar Nyonya Raline.

"Padahal Fawwaz sedang ingin fokus bekerja lagi, Ma!" ujar Fawwaz.

"Setelah Nurma mengandung, Mama izinkan kamu bekerja lagi" ujar Nyonya Raline.

"Saya pun ada proyek di Turki bersama klien yang di handle oleh Baba, memang seharusnya saya yang meng-handle" jelasnya.

"Mama izinkan ke manapun kamu pergi, yang penting Nurma selalu ikut bersama kamu" kata Nyonya Raline.