Chereads / How To Be A Perfect / Chapter 3 - workout couple

Chapter 3 - workout couple

Hari ini seperti yang dijanjikan oleh Kak Putera, bahwa akan ada couple workout. Lebih membagongkan lagi, Intan harus berpasangan dengan Relvin.

"Memangnya gue bisa angkat babon kaya dia." Tunjuk Relvin pada Intan dengan dagunya.

"Hei, kalau Lo enggak mau pasangan sama gue ya enggak usah ngatain gue bisa enggak!" Sewot Intan yang dikatain babon sama Relvin.

"Enggak." Singkat, padat jelas.

"Dasar kulkas" geram Intan.

"Ngomong apa Lo?" Tanya Relvin.

"Enggak!" Intan balikkan kata-kata Relvin tadi.

"Pilih yang lain jangan gue, ngapain Lo deketin gue." Intan mendelik kearah Relvin. Bukannya menjauh, Relvin justru membalikkan badan Intan. Sekarang posisinya adalah Intan menghadap kedepan dengan Relvin yang ada dibelakangnya.

"Sudah ya, jangan adu mulut terus." Peringat Cece Lisa yang memulai gerakan couple workout yang pertama. Intan sudah jengkel kala adu mulut dengan Relvin.

"Yang pertama, ambil posisi push up dengan berhadapan dengan lawan pasangan." Sesuai instruksi Intan dan Relvin pun saling berpandangan. Bagaimanapun itu membuat Intan sedikit risih karena belahan dadanya pasti nampak jelas dihadapan Relvin.

"Jaga matamu." Kata Intan yang melihat Relvin menatapnya.

"Dilihat dosa, enggak dilihat mubazir." Ledeknya.

"Kayak Lo yang tahu dosa aja." Balas Intan.

"Sejam berapa?" Pertanyaan Relvin membuat Intan nge bug, dia tahu arah pertanyaan itu kemana, tapi Intan memilih abai.

"Its cute, i want it." Ucap Relvin dengan nada rendahnya, bulu kuduk Intan meremang mendengar ucapan Relvin.

"Rendahkan tubuh lalu angkat, seperti gerakan push up, tapi setelah itu kalian melakukan tos, paham ya, 4 kali repetisi ya." Ucap coach. Intan dan Relvin melakukannya sesuai instruksi, meski Intan agak susah untuk melakukan push up.

"Berat di pantat sih," ledek Relvin.

"Diam Lo."

"Alif masih ngikutin Lo?" Tanya Relvin, Intan menatap Relvin yang seperti ingin tahu.

"Ya."

"Kasihan." Ucapnya.

"Sekarang ambil posisi duduk hada-hadapan, sekarang sit up untuk yang cewek, dan cowok ambil posisi push up dengan kedua tangan bertumpu pada kaki ceweknya ya." Jelas coach. Melakukan hal yang sama, tapi Relvin lebih cepat melakukan push up jadi dia sekarang mengambil posisi duduk menghadap Intan. Saat Intan bangun, Relvin mencuri satu kecupan di bibir Intan, setelahnya dia tersenyum dan bangkit berdiri.

"Kurang ajar Lo." Kata Intan.

"Mau gue bungkam sama yang lebih enggak?"

"Enggak"

"Panjang, gede, berurat." Kata Relvin dengan smirknya.

"Orang gila." Jawab Intan. Relvin memposisikan kedua tangannya dipinggang Intan. Intan terkejut bukan main, rasanya dag dig dug serr. Intan hanya sebahu Levin jadi kepala Intan tepat di dada Levin. Bisa Intan jelas rasakan otot dada Relvin yang kuat dan keras.

"Menikmatinya? Gue juga." Ucapan Relvin bersamaan dengan Relvin yang menarik Intan untuk semakin merapat padanya. Mau menolak tapi ya kapan lagi kan, batin Intan. Sebenarnya Intan suka bagaimana cara Relvin menatapnya, menggodanya, dan tubuh keras itu. Tapi ya Intan enggak mau kelihatan jelas naksir sama si kulkas kan, mau taruh dimana harga dirinya.

"Gimana bisa Lo punya aset yang bagus kaya gini?"

"Maksudnya"

"Buah persik (pantat) Lo pas deh, e ak buat digoyang." Kata Relvin yang membuat Intan ingin melepaskan cengkeraman Relvin dipinggangnya.

"Dasar dirty mind!" Geram Intan.

"Sekarang sit up dengan bertumpu pada pasangan ya, yang cewek naik ke cowoknya terus sit up lima kali repetisi. Okay!" Ucap coach.

Intan menghadap Relvin,

"Lo kuat enggak, kalau enggak, enggak usah."

"Naik." Ucap Relvin. Intan naik dengan tangan yang melingkar di leher Relvin. Wajah mereka bertemu, sama seperti tadi Relvin ingin mencuri satu kecupan tapi Intan memalingkan wajah terlebih dulu.

"Sok jual mahal." Kata Relvin.

"Ehmm." Geram rendah Relvin.

"Kenapa Lo?" Tanya Intan.

"Lo sengaja godain gue kan, pas banget si belahannya di itu gue." Kata Relvin. Tersadar, pantas saja Intan merasa tidak beres dengan bawahnya, ternyata belahan persik ya tepat di pisang milik Relvin.

"Gue mau naik lagi." Kata Intan, tanpa persetujuan Relvin, bertumpu pada bahu Relvin Intan mengangkat tubuhnya, jadi pantatnya sekarang diperut Relvin tapi dadanya tepat diwajah Relvin.

"Waow." Puji Relvin.

"Jangan macam-macam." Ucap Intan, namun tak peduli dengan ancaman Intan, Relvin justru meletakkan kepalanya disana. Selesai sit up, Intan dibanting ke sofa begitu saja, workout couple hari ini tidak banyak yang ikut. Relvin naik ke atas tubuh Intan.

"Lo mau apa?" Tanya Intan takut-takut.

"One more night." Bisik Relvin ditelinga Intan.

"Entar gue kasih tahu alamat apartemen gue." Sambung Levin

"Siapa juga yang bakal kesana, ogah." Tegas Intan. Relvin hanya melirik Intan kemudian bangkit, pinggang Intan terasa sedikit sakit karena bantingan dari Relvin tadi.

"Hey Ndut." Panggil Vita.

"Intim banget Lo sama Relvin."kata Vita.

"Intim apa, dia dirty mind." Kata Intan.

Vita mengusap bagian sensitif Intan, tapi Lo basah.

"Ih apaan sih Lo, kalau ada yang lihat gimana?" Tanya Intan.

"Toh sama-sama cewek ini." Kata Vita.

"Sama aja sih."

"Dah lah gue mau mandi dulu." Sambung Intan

"Ngapain mandi, kan bentar lagi zumba." Ingat Vita.

"Oh iya ya hehe lupa." Kata Intan.

"Lupa mulu lo." Sahut Vita yang sudah berdiri disana. Intan bangkit dan pindah disisi Kak Putera, mengambil sebuah pisang membukanya dan memasukan ke mulutnya tapi dengan gerakan maju mundur. Kak Putera melirik dan merasa ngilu,

"Langsung dimakan napa jangan dimainin." Kata Kak Putera. Mendengar itu Intan menggigitnya dan mengunyahnya, membuat Putera semakin ngilu.

"Dasar Lo godain doang kenceng, giliran diajak ke ranjang beneran sok jual mahal." Kesal Putera.

"Hehe cari yang tepat dulu baru tak kasih." Jelas Intan dengan nda menggodanya.

"Tidur sama gue dulu baru sama jodoh Lo." Kata Putera sambil mengelus paha Intan.

"Emang Kakak berani sama mantanku itu?" Tanya Intan.

"Wooo iya jelas enggak lah." Jawab Putera cepat. Intan terkekeh mendengarnya, salah satu yang menyenangkan, meski dia sudah putus dengan mantan kekasih yang psiko itu. Tapi rumor mantan kekasihnya masih disekitarnya membuat orang berfikir dua kali untuk mendekati Intan.

"Dasar pengecut." Kata Intan.

"Sama gue ayok, gue bakal tanggung jawab." Ucap Relvin yang entah sejak kapan duduk disebelah Intan dengan mantel mandinya. Terlihat sangat menggoda dengan rambut yang basah itu.

"Cepat amat mandinya?" Tanya Intan.

"Iyalah ngapain lama-lama di kamar mandi." Ucap Relvin dengan meminum milk shake nya.

"Sejam aja yok," ajak Putera.

"Bertiga" Sambung Putera. Mana mau Intan melakukan 'bertiga', yang satu pisang aja bum tentu masuk lah ini mau dimasukin dua pisang sekaligus. Intan enggak bisa membayangkannya lagi. Relvin mengelus paha dalam Intan, Intan berdiri menuju Cece Lisa karena sudah tidak nyaman.