Intan terbangun pukul setengah enam pagi. Kali ini Intan merasa asing karena memang dia sedang tidak ada dirumah kan.
"Oh iya gue dirumah Cece Lisa" gumamnya dengan suara parau, Intan bangun dan kemudian membereskan kamar tidur yang ia kenakan semalam. Kemudian mengambil pakaian, hari ini Intan akan menggunakan bra sport dengan celana training dan sweater baru yang ia bawa di tasnya, menaruhnya di ranjang yang sudah ia bereskan. Intan keluar dan menghampiri Cece Lisa yang tengah sibuk membuat sarapan.
"Pagi Cece." Sapa Intan.
"Pagi cantik." Jawab Cece Lisa.
"Sepi rumahnya Ce?" Tanya Intan
"Iya soalnya kan suami lagi lembur dan enggak pulang semalem, anak-anak aku kan mondok semua." Jelas Cece Lisa.
"Pantes suka kelayaban ya si Cece." Canda Intan.
"Iyalah, dari dulu kan aku memang suka kelayaban." Ucap Cece Lisa dengan kekehannya yang khas.
"Menu sarapannya apa Ce?" Tanya Intan
"Telor setengah matang dan alpukat, kamu suka kan? Atau mau yang lain?" Tanya Cece Intan.
"Seperti itu saja tidak apa Ce," kata Intan yang kemudian ikut merapikan alat makan dan menata makanan mereka di meja makan. Selsai merapikannya mereka kemudian duduk bersama Cece Lisa dan mereka memulai sarapan mereka. Setelah selesai makan, Intan pamit ke kamar untuk segera mandi pagi.
Intan mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut yang tadi dia pinjam dari Cece Lisa, saat tengah mengeringkan rambutnya. Intan malah mengawang ke kejadian saat Relvin menolongnya. Intan jadi senyum-senyum sendiri.
"Relvin, ah tidak." Kata Intan yang sekarang sudah selesai berpakaian. Menatap ke cermin,
"Kamu enggak terlalu buruk Intan, jadi bagaimana apa yakin mau mengejar kulkas berjalan itu." Tanya Intan pada pantulan dirinya didepan cermin. Iya Intan akan memutus urat malunya untuk mengejar Relvin. Berlagak manis dan segera keluar, hari ini Intan akan mengambil motornya di rumah Kak Putera dengan Intan yang berangkat berboncengan dengan Cece Lisa, saat sudah sampai di rumahnya Putera, Intan lebih dulu pamit ke tempat gym. Saat sampai di tempat gym, masih sedikit sepi mungkin karena masih pagi. Intan mengikat rambutnya dan membiarkan poninya tergerai, Intan juga melepas sweaternya dan menyisakan bra spor ya yang menutupi tubuh bagian atas. Seorang lelaki muda masuk dan tampak malu ketika melihat Intan disana.
"Halo?" Sapa Intan.
"H-halo" Jawab lelaki itu.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Intan, namun pemuda itu sedikit melirik kearah tubuh Intan bukan ke mata Intan, Intan jadi sedikit agak risih sih tapi Intan emang sudah terbiasa di seperti itukan asal tidak ada yang berlaku lebih senonoh padanya.
"Saya baru pertama kali akan melakukan gym, saya ingin menguruskan badan dan berotot apakah bisa?" Tanya pemuda itu pada Intan.
"Tentu saja bisa, tapi semua itu tidak mudah dan tidak juga cepat, yang penting adalah konsisten." Jawab Intan. Pemuda itu terus menatap kearah dada Intan, Intan memutar tubuhnya dan menunjukan semua alat gym ditempat itu. Setelah itu Intan bertanya siapa nama pemuda itu, ternyata namanya Wahyu. Dia ternyata lebih tua dua tahun dari Intan, Intan menunggu Wahyu yang ganti baju sembari menunggu coach atau pendamping cowok, Intan yang akan mengawasi si Wahyu itu. Intan bermain handphone sebentar guna menghilangkan rasa lama menunggu, menoleh kearah pintu karena Intan mendengar suara langkah dari sana, Relvin datang dengan kaos tanpa lengan dan celana trainingnya terlihat keren di mata Intan. Relvin menatap Intan tanpa minat kemudian berjalan, saat melewati Intan, Intan menghadangnya dan menekan dadanya di perut Relvin karena Intan jauh lebih pendek dari Relvin. Relvin sedikit tersentak dan mundur sedikit.
"Aku punya gombalan buat kamu." Kata Intan, Relvin menatap Intan tajam sebelum akhirnya menjawab,
"Apa?"
"Enggak jadi" sahut Intan. Relvin seperti menghela nafas dan melewati Intan begitu saja, sebelum Intan meraih tangan Relvin, Relvin menoleh kearah Intan dan mengangkat sebelah alisnya seperti bertanya 'apa'.
"Karena kamu enggak pantas digombalin tapi pantasnya diseriusin." Kata Intan yang kemudian memberika. Flying kissnya sebelum beranjak pergi dari sana, meninggalkan Relvin yang menarik sudut bibirnya.
"Jadi Kak Wahyu lebih baik kita pemanasan dulu ya." Kata Intan, Wahyu hanya mengangguk dan mulai mengikuti pemanasan yang Intan lakukan, tapi malah fokus Wahyu bukan ke pemanasannya, tapi body Intan yang sangat pas, pikiran Wahyu pun berubah liar. Selesai pemanasan, Intan mengajarkan Wahyu untuk pemula latihan kaki saja terlebih dulu. Intan meminta Wahyu untuk memilih alat yang sekiranya nyaman di pakai oleh Wahyu. Intan hanya sedikit mengarahkan karena lama-lama kok dia risih didekat Wahyu. Tak lama coach Lisa dan Putera datang, Intan memberikan tanggung jawab untuk Kak Putera yang mengurus Wahyu. Mata Intan tertuju pada Relvin yang tengah mengangkat beban untuk otot lengan, Intan menghampiri dan berdiri dihadapan Relvin. Relvin hanya menoleh sedikit sebum fokus kembali.
"Kamu itu enggak capek apa?" Tanya Intan, Relvin meletakan alat itu dan menatap Intan.
"Enggak?" Tanya balik Relvin.
"Aish bukan itu." Jawab Intan dengan wajah yang dibuat lucu. Relvin lagi-lagi mengangkat sebelah alisnya,
"Kamu enggak capek apa lari-larian terus dipikiran aku." Kata Intan yang kemudian kabur karena malu. Relvin hanya menatap Intan dengan tatapan yang sulit diartikan, dan dengan satu sudut bibir yang ia angkat.
Selesai latihan Intan akan pulang, hari ini dia enggak mau full di gym. Karena dia harus istirahat juga kan, kecapean enggak bagus buat dia. Pelangnya Intan mampir ke warung untuk membeli bahan sayur sop, dada ayam, bakso ayam dan sosis. Intan mau makan capcai kali ini, dengan sedikit bumbu karena itu akan Intan jadikan makanan dietnya yang simple. Selesai berbelanja Intan pulang kerumah, cuci tangan dan kemudian mulai masak. Ibunya hanya melihat dari dekat sih tapi enggak bantu sama sekali, Intan hanya terkekeh melihat ibunya yang geleng-geleng kepala hanya karena tingkah Intan yang seperti memasukan semua jenis bahan kedalam capcainya.
"Yakin bakal enaka?" Tanya ibunya Intan setengah meledek.
"Mama pasti ketagihan nanti." Kata Intan yang kemudian fokus kembali dengan kegiatannya. Selesai memasak Intan mandi dan memilih pakaian santai yang nyaman. Selesai dengan itu, Intan mengambil satu centong nasi dan sayur capcai yang banyak. Intan pun makan dengan tenang, karena dia lapar banget, pulang ke rumah tepat pukul duabelas siang. Selesai makan Intan pun masuk kamar dan rebahan, scrol media sosial dan Relvin tentu saja. Tapi Intan enggak ngeklik follow Intan cuma kadang iseng nyari akun Relvin kemudia stalking. Intan merasa terkejut dengan postingan baru Relvin yang seperti menggunakan kata-kata yang pagi itu Intan lontarkan pada Relvin.