Langkah kaki Likha dan Kina yang terburu-buru itu terhenti saat mereka hampir saja menabrak Leo yang sedang berjalan dengan cepat ke arah luar villa.
"Hei, apa sih kalian jangan halangin gue kenapa?!" Pekik Leo yang saat itu sedang membawa kantung sampah yang sudah penuh dan berbau busuk. Likha dan Kina segera melompat ke samping agar tidak terkena sampah tersebut.
"Ih, siapa juga yang ngalangin lo!" Teriak Kina yang sebal dengan ucapan Leo barusan, sementara Likha hanya tersenyum menertawakan dirinya dan Kina yang hampir saja menabrak sampah itu.
Ryan yang baru keluar dari dapur tersebut menghampiri kedua perempuan itu dan bertanya, "Dari mana lo berdua? Lari-lari gak jelas…" Ucapnya yang kemudian duduk merebahkan diri di atas sofa yang empuk di ruangan itu. Ia, dan Leo cukup kelelahan membereskan dapur dan piring-piring kotor itu sementara Alvin pergi entah kemana, membuat pekerjaan mereka semakin berat.
Likha dan Kina sama-sama menoleh ke arah lelaki yang kelelahan itu, melihat keringat yang membanjiri pelipis hingga baju abu-abunya kini terlihat sangat basah.
"Kita baru selesai nyuci baju! Oh, terus mesin cuci nya rusak. Jadi kalian harus cuci manual pakai tangan!" Ucap Kina yang menjelaskan dengan sedikit meninggikan nada bicaranya, sengaja agar membuat Ryan semakin merasa capek bahkan sebelum ia mengerjakan pekerjaannya yang lain tersebut.
Dan benar saja, setelah mendengar informasi yang nyata itu membuat Ryan menggeram dengan lelah seraya mengacak rambutnya sendiri yang sudah berantakan. Sukses membuat Likha dan Kina tersenyum menertawainya dalam diam.
"Ada apaan sih, ribut-ribut?" Tanya Felicia yang melangkah menuruni anak tangga dengan perlahan, ia menatap pada Kina, Likha dan Ryan yang ada di ruang tengah yang sedari tadi berbincang bersama hingga suara mereka terdengar ke atas.
"Bayangkan Fel… Mesin cucinya rusak! Terus gue harus nyuci pake tangan gitu? Haaaahhh!!!" Kesal Ryan yang sebelumnya menatap kedua tangannya sendiri yang terlihat sudah memerah setelah mencuci piring-piring kotor itu.
"Jangan! Pakai kaki aja sekalian!" Jawab Felicia yang menimpali perkataan Ryan tersebut. Membuat ia dan dua teman perempuannya yang lain tertawa sementara Ryan menangis frustasi.
"Udah kaya orang gila kalian semua!" Ucap Leo yang baru saja datang dan melihat saat tiga wanita tertawa di hadapannya sedangkan Ryan yang menjadi satu-satunya lelaki di ruangan itu terlihat seperti menangis.
Leo berjalan dengan cepat, memutuskan untuk tidak berada di dekat mereka selama beberapa menit ke depan. Karena jika tidak, ia mungkin akan tertular kegilaan yang sedang mereka lakukan bersama dan duduk menagis seperti Ryan.
Leo menatap pada Andrea dan Alvin yang baru saja datang bersama dari arah lorong ruang musik dan kolam renang. Menghampirinya yang kini memegang keranjang sampah.
"Apa sih yang mereka lakukan, Leo?" Tanya Andrea yang menatap pada ketiga temannya dan Ryan.
"Vin! Dari mana aja lo? Bukannya bantuin kita malah pergi gak tau kemana! Cape, tau gak lo?!" Bukannya menjawab pertanyaan dari Andrea, Leo justru melontarkan pertanyaan pada Alvin yang terdengar lebih mirip dengan sebuah teguran dari pada pertanyaan.
Alvin yang mendapatkan omelan itu hanya menyengir tanpa rasa bersalah, meski dirinya meminta maaf. "Sorry, gue nemenin Andrea tadi!" Jawab Alvin seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal tersebut.
Mendengar jawaban dari Alvin itu dan mendengar pertanyaan Leo tadi membuat Andrea terdiam, ia melirik pada Leo yang tak bergeming mendengar jawaban dari Alvin. Kemudian Andrea kembali menatap pada Alvin yang tersenyum padanya dengan senyuman lebar.
Andrea menghembuskan napasnya dengan pelan dan segera berjalan menghampiri Kina dan Likha, lalu ia menggandeng mereka berdua untuk naik ke atas bersama Felicia yang tadi belum sepenuhnya turun ke bawah dan masih berdiri di atas tangga itu.
"Eh, Apaan ini. Rea, gue mau ambil minum dulu ke bawah… Rea!" Felicia memprotes ketika tubuhnya terdorong ke atas oleh tiga orang perempuan yang berjalan ke atas secara bersamaan. Atau lebih tepatnya Andrea membawa mereka semua untuk naik ke atas dengan tubuhnya yang kecil itu. Tidak peduli dengan protesan Felicia, maupun pekikan kesakitan dari Kina yang sempat terhimpit tubuh Andrea dan pagar tangga itu.
Andrea berhasil membawa ketiga teman perempuannya itu, dan masuk ke dalam kamar. Ia kemudian mendorong mereka semua dan menutup pintu kamar tersebut.
"Lo kenapa sih Rea? Ada apa sih?" Tanya Likha yang merasa penasaran karena Andrea membawa mereka semua ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar itu.
Andrea masih berdiri menghadap ke pintu dan membelakangi mereka semua dengan kepala yang menunduk dan napas yang terengah-engah. Terdiam tidak menjawab pertanyaan dari Likha tadi.
Sikap Andrea tersebut berhasil membuat Likha, Kina dan Felicia saling menatap dalam diam dan kebingungan. Mereka pun kembali menatap pada Andrea saat mereka mendengar kekehan dari Andrea yang membuat bulu kuduk mereka berdiri.
"Rea?!" Panggil Felicia, mencoba untuk memanggil nama teman mereka yang kini bersikap tidak seperti biasa dan cukup membuat mereka bertiga ketakutan.
"Argh, Guys! Gue harus gimana sekarang? Gue rasa Leo marah deh sama gue… Ah, menyebalkan!" Teriak Andrea yang berbalik dengan cepat dan berjalan ke arah kasur, membuat Likha, Kina dan Felicia sempat tersentak mendengar teriakan tersebut yang tiba-tiba Andrea lakukan saat mereka ketakutan. Bagaikan sedang menyaksikan jump scare, mereka merasa jantung mereka berdetak dengan kencang saat ini meski mereka tahu jika Andrea hanya ingin bercerita pada mereka.
"Rea! Lu, ahh… Bikin gue jantungan tau gak?!" Pekik Felicia yang kini menghentakkan kakinya dan berjalan menghampiri Andrea yang duduk di atas kasur milik Kina tersebut. Felicia melihat Andrea yang kini terlihat sangat bingung dan terlihat sedikit sedih. Kemudian ia pun bertanya pada temannya tersebut sambil menatap pada LIkha dan Kina.
"Memang kenapa, Rea?" Tanyanya.
Andrea menghembuskan napasnya kembali dan menceritakan bagaimana tadi ketika Leo memergoki ia datang bersama Alvin yang mengabaikan tugasnya, dan Leo bahkan tidak menjawab pertanyaannya yang ia tanyakan mengenai teman-teman mereka tadi.
"Nah… Itu tandanya dia cemburu!" Ucap Kina yang langsung masuk ke dalam pembicaraan antara Andrea dengan Felicia tadi. Perempuan itu pun segera berjalan menghampiri Andrea dan Felicia yang duduk di kasurnya, yang kemudian membuatnya ikut duduk bersama mereka tersenyum pada Andrea yang terlihat sedih saat Leo mengabaikannya.
"Gue kira lo gak suka sama Leo! Lo selalu mengabaikannya sih…" Ucap Likha yang sekarang melipat kedua tangannya ke depan, dan menatap pada ketiga temannya itu yang sedang berkumpul di atas kasur.
Andrea yang mendengar ucapan dari Likha itu hendak membantahnya, namun dirinya mengurungkan niat itu karena melihat tatapan Likha yang menghakiminya sebagai seorang terdakwa yang ketahuan basah telah melakukan sebuah kesalahan.
*****