Rania tak menyangka Reyhan mengenalkan perempuan sebagai pacar barunya, meskipun hatinya sakit tapi dia berusaha untuk tegar dan pura-pura tidak peduli dengan Reyhan.
"Mbak pesan kopi capuccinonya dua, ya!" Reyhan memanggil Rania untuk melayaninya dengan kekasih barunya.
"Baik Mas, tunggu sebentar." Rania terpaksa melayani Reyhan dengan perempuan yang duduk bersama walaupun hatinya merasa tidak nyaman.
"Silahkan diminum Mas dan Mbaknya," kata Rania ramah.
"Itu mantan pacar kamu Mas Reyhan," tanya perempuan yang duduk dekat Reyhan.
"Iya, dia mantan pacar sekaligus mantan calon istriku," sahut Reyhan sengaja berkata demikian agar Rania mendengar.
"Maksudnya apa bilang kayak gitu ke dia?" Rania berbalik badan ditanya langsung ke Reyhan dia tidak suka disebut-sebut sebagai mantan pacar ataupun mantan calon istri.
"Kenapa marah? Memang faktanya begitu kan? Sekalipun kamu tidak suka." Reyhan tenang dia menyeruput kopi.