Kanaya berubah pikiran dia tidak jadi pulang kampung, sebab ayahnya Ingin mengenalkan dia dengan laki-laki pilihannya. Lebih baik di Jakarta kerja fokus cari uang dan melupakan soal percintaan yang tidak penting.
"Aku masa selemah ini karena cinta, aku tidak boleh menyerah lebih baik fokus cari uang, semangat Kanaya!" gumam Kanaya pada dirinya sendiri.
Kali ini Kanaya memasang wajah ceria mengusir kegalauan di hatinya dengan senyuman dan semangat yang membara di dadanya. Saking semangatnya ia datang lebih awal untuk menemui Pak Hendra selaku bosnya.
Ia melangkah dengan keyakinan bahwa jodoh suatu saat bertemu dan sudah disiapkan oleh Tuhan, kita hanya bisa berdoa dan berusaha.
Tok … tok ….
"Masuk!"
Kanaya pun masuk, Pak Hendra terkejut melihat Kanaya tidak jadi keluar kerja.
Apalagi Arsha melihat Kanaya matanya mendelik ia tidak percaya, padahal kemarin Kanaya sudah berpamitan ke semua orang.
"Kanaya bukannya kamu mau pulang kampung ke Palembang?"
"Saya boleh duduk tidak, Pak?" tanya Kanaya, Pak Hendra pun mempersiapkan karyawannya untuk duduk.
"Pak, saya minta maaf jika kemarin keputusan yang saya ambil terlalu terburu-buru dan salah." Kanaya menunduk.
"Kamu pikir ini kantor nenek moyang kamu, Kanaya! Bisa keluar masuk seenak jidat kamu!" Arsha memekik, Kanaya malah tersenyum.
"Maaf ya, Mas Arsha saya sedang bicara dengan Pak Hendra yang mempunyai restoran ini, bukan anaknya."
Pak Hendra senyum mendengar kata-kata Rania yang berani melawan Arsha.
"Tujuan kamu kesini apa?" Pak Hendra bertanya langsung to the point tanpa basa-basi.
"Kanaya mau kerja lagi, mohon diterima."
"Kamu belum resmi keluar dari sini, jadi silahkan lanjut bekerja," kata Pak Hendra yang tidak disetujui oleh Arsha.
"Ayah dia itu sudah minta berhenti kerja, sekarang mau kerja lagi, karyawan plin plan tidak jelas seperti dia lebih baik dibuang," ujar Arsha.
"Kamu juga plin plan katanya mau kuliah S2 ke luar negeri tapi tiba-tiba minta kuliah di Jakarta lagi." Pak Hendra justru memarahi Arsha dan membela Kanaya.
"Kejutan!" Kanaya menyapa semua orang.
"Kanaya kamu tidak jadi ke pulang kampung?" tanya Rania.
"Kalian tidak senang melihat aku di sini?" Mata Rania berkaca-kaca.
"Bukan begitu maksudnya, selamat datang kembali Kanaya kami sayang kamu." Rania memeluk Kanaya, begitupun Wulandari dan Safa yang ikut memeluk Kanaya.
"Cie kembali kerja," pekik Rafli.
"Ih, kenapa tidak suka aku kembali kerja?" ucap Kanaya.
"Selamat datang kembali Kanaya, semoga kamu bisa kerja dengan baik dan melupakan segala hal yang buruk."
Rafli memberikan sambutan untuk Kanaya dengan senyuman yang menawan.
"Kalau kamu belum jadi suaminya Rania, aku mau deh jadi istri orang baik dan se so sweet kamu," puji Wulandari ke Rafli lalu kepalanya dijitak oleh Kanaya.
"Ingat Rafli punya Rania!" herdik Kanaya ke Wulandari yang hanya nyengir memandang Rafli.
"Wulandari, ingat move on!" pekik Safa memarahi saudara sepupunya itu.
"Iya, Safa aku pasti move on, tapi cuma sedikit kagum masa gak boleh," kata Wulandari.
Cinta serumit itu ya, sangat bahagia apabila dua hati menyatu atas nama cinta. Sangat menyakitkan jika merasakan cinta bertepuk sebelah tangan.
Siapakah yang beruntung merasakan indahnya cinta ketika sama-sama saling mencintai?
Mereka mulai bekerja dengan semangat hari itu, terutama Kanaya.
Rania senang Kanaya tidak jadi ke Palembang jauh darinya hingga ia pun sangat bersemangat kerja.
Reyhan menemui Pak Hendra ia menjual restoran ke Pak Hendra dengan harga murah, ia memutuskan untuk bekerja di bidang lain yang lebih disuka.
"Kamu serius mau menjual restoran dengan harga murah, Reyhan? Kamu tidak merasa sayang?" tanya Pak Hendra ke Reyhan.
"Insya Allah saya tidak menyesal, restoran lebih baik saya jual," kata Reyhan dengan wajah serius.
"Baiklah kalau begitu, nanti uangnya saya transfer Reyhan," ujar Pak Hendra.
"Baik pak, terima kasih sebelumnya. Saya izin pamit," kata Reyhan.
Reyhan mencari-cari sosok Rania tidak terlihat saat dia ingin ke kamar mandi, ia menabrak seseorang.
"Maaf tidak sengaja," ujarnya.
"Iya, tidak apa-apa," kata Rania.
Mereka berdua saling tatap-tatapan banyak sekali yang ingin mereka katakan.
"Toilet laki-laki sebelah kanan," kata Rania terlontar kata demikian.
"Terima kasih," kata Reyhan.
Mereka hendak berpisah tapi keduanya menoleh dengan tatapan kesedihan.
"Rania tunggu!" Reyhan memanggil Rania, ia pun menghentikan langkahnya dengan perasaan tidak menentu.
"Ada apa? Bukannya kamu sudah memutuskan untuk move on dariku, ingin menjauhiku?" kata Rania.
"Iya, aku akan mencoba jika itu bisa. Rania boleh tidak aku memelukmu untuk yang terakhir kali," pinta Reyhan.
"Untuk apa memelukku?"
"Aku sangat rindu kamu," kata Reyhan memeluk Rania adegan itu di rekam oleh Wulandari.
"Rafli sudah tampan, baik hati tapi kenapa Rania tega selingkuh? Asli ini parah sekali," pekik gadis yang mengintai dan merekam Rania dan Reyhan.
"Lepaskan aku Reyhan aku takut ada yang melihat dan salah paham," kata Rania mendorong perlahan tubuh Reyhan.
"Rania kamu dan aku masih saling cinta tapi dipisahkan oleh keadaan ini semua terasa tidak adil bagi kita berdua," ucap Reyhan tidak ikhlas melepas pelukannya.
"Mungkin ini takdir Allah, kamu harus ikhlas aku juga harus ikhlas. Kamu pergi saja dari sini," gumam Rania.
"Selamat tinggal Rania semoga kamu bahagia dengan Rafli," kata Reyhan menyentuh lembut pipi Rania, tapi ditepis perlahan oleh Rania.
Reyhan pergi ke toilet laki-laki sedang Rania menatap punggung Reyhan sampai tak terlihat, tiba-tiba Wulandari muncul dan bertepuk tangan.
"Wow, hebat kamu!"
"Maksudnya?" tanya Rania bingung.
"Kamu selingkuhan dari Rafli? Ngaku saja!" pekik Wulandari.
"Aku mana mungkin selingkuh, kamu salah paham." Rania berusaha menjelaskan ke Wulandari tapi ia tidak mau mendengarkan.
Wulandari menyebarkan video Rania dan Reyhan pelukan ke semua karyawan restoran, termasuk ke Rafli, Kanaya, Arsha dan Pak Hendra lalu semua jadi gaduh mengatakan Rania hal-hal yang negatif dan buruk-buruk.
Rafli sangat cemburu melihat video Rania pelukan dengan Reyhan, ia sempat kalap dan ingin marah. Namun menahan diri dan berkali-kali istighfar agar bisa meredam emosinya.
"Apa-apaan ini? Kenapa video Rania dan Reyhan berpelukan dikirim ke aku?" tanya Kanaya ia bergegas mencari Rania yang sudah diolok-olok oleh semua orang yang melihatnya sinis.
"Rania punya suami seganteng Rafli, masa tega berkhianat!" pekik Safa.
"Satu masih kurang, jadi maunya dua dasar muka polos tapi serakah," herdik Wulandari.
Semua orang mencibir, tapi Rania tetap diam saja ia hanya bisa meneteskan air mata menahan rasa sakit dihatinya.
Pak Hendra memarahi semua karyawan agar berhenti bergosip lalu kembali kerja dengan nanar jika masih terus membicarakan soal Rania selingkuh, ia tidak segan untuk memecat orang tersebut.
"Pak Hendra, aneh malah melindungi perempuan yang sudah punya suami tapi doyan selingkuhan! Harusnya Rania yang dipecat." Wulandari berkata seperti itu membuat Pak Hendra marah.
"Kamu jangan asal nuduh, bagaimana jika itu fitnah? Kamu mau di penjara dengan tuduhan pencemaran nama baik? Lebih baik kembali kerja, sana!" Pek Hendra memerintah.
"Baik Pak Hendra," jawab Wulandari ketakutan, ia takut tuduhannya salah.