kini hanya tinggal Gyarendra dan Giavana saja di kamar hotel tersebut. Gyarendra menghampiri Giavana, gadis itu dalam keadaan masih memiliki sebagian besar kesadarannya karena memang obat bius yang diberikan Cindy dan lainnya hanya sedikit agar Giavana tetap bisa menyadari apa yang terjadi pada dirinya.
Kejam, bukan? Demikianlah terkadang hati gelap manusia jika sudah dikuasai dengki dan benci.
Meski Giavana memiliki sebagian besar kesadaran masih ada di dirinya, namun tubuhnya lemas tak mempunyai kekuatan. Entah obat jenis apa yang sudah dicekokkan gerombolan itu terhadap minuman Giavana sebelumnya. Dia bisa tetap sadar namun tidak berenergi.
Memandang Giavana yang sudah telanjang dan hanya tertutupi selimut, amarah Gyarendra menggelegak saat dia membayangkan seperti apa kejadian sebelum dia memasuki kamar ini. Apakah benar kedua lelaki tadi tidak melakukan apapun pada Giavana? Pasti sudah menyentuh, hanya … sejauh apa?