Setelah di rasa cukup untuk membersihkan dirinya.
Julio langsung keluar dari kamar mandi dan menghampiri istrinya. Jujur saja walaupun ia baru sehari bertemu dan menikah dengan istrinya, tapi entah kenapa Julio tidak bisa lepas dari Yola.
Yola yang melihat pintu kamar mandi terbuka tentu langsung menatap ke arah pintu itu dan di saat Julio baru keluar dari dalam pintu. Yola Terkesima dan terpana dengan ketampanan yang dimiliki oleh suaminya. Ia tidak menyangka jika suaminya memiliki ketampanan yang sangat-sangat di atas rata-rata.
Julio tersenyum di saat melihat istrinya yang sedang menganga dan terpana melihatnya. Julio langsung menghampiri Yola dan memegang kedua pipi Yola. Barulah di saat itu Yola bersatu dan gelagapan, mereka ketahuan bahwa dirinya baru saja diam-diam dia memperhatikan Julio.
"Ada apa?" Julio tersenyum lembut di hadapan Yola dan tentu saja Yola langsung menggelengkan kepalanya.
"Aku, aku hanya.." ucapan Yola terputus.
"Hanya apa? Tidak apa-apa jika kamu mengagumi ketampanan ku ini, karena aku ini sudah menjadi milik mu, jadi kamu bisa sepuasnya menatap ku!" Yola yang Mendengar hal itu tentu langsung tersenyum mau dan dia langsung mendapatkan tangan Julio yang ada di pipinya.
"Aku mau ke kamar mandi dulu. Aku mau mandi." Yola langsung masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya serta menguncinya dari dalam. Ia takut jika Julio masuk dan bermacam-macam kepadanya.
Julio hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah istrinya itu.
Setelah memastikan Yola masuk ke dalam kamar mandi. Julio langsung mencari sesuatu untuk mengobati tangannya. Ia sejak tadi sudah merasa tidak tahan dengan gatal yang ia rasakan, karena akibat dari sentuhan yang dilakukan oleh Lili kepadanya. Julio langsung mengoleskan salep kepada telapak tangan dan juga punggung tangannya.
"Ah, sialan. Wanita itu benar-benar membuatku menderita seperti ini." Julio melempar obat itu sembarangan.
Kini Boby sedang duduk di depan rumah Julio, sebenarnya Boby tinggal bersama Julio di kediaman nya.
Namun, karena saat ini Julio sedang tinggal di kediaman orang tuanya, Boby terpaksa harus menunggu Tuan ya di sana. Boby sebenarnya sangat tidak ingin berada di sana, karena Boby tau jika orang tua nya Julio itu sebenarnya tidak benar-benar menyayangi Julio.
Ternyata di saat Boby sedang duduk menikmati kesendiriannya. Tiba-tiba di belakang Bobby ternyata ada Mona yang sedang berdiri sambil menatap Boby dengan tatapan tajam.
"Kamu lagi apa di sini?" Mona bertanya dengan nada jutek. Dan tentu saja Boby yang mendapatkan pertanyaan seperti itu, tentu saja langsung bangkit dari duduk nya.
"Saya di sini hanya sedang menunggu Tuan saya." Boby menjawab dengan santun.
Mona menaikan satu halisnya.
Mona juga tidak suka kepada Boby karena Boby kadangkala selalu menghalang dirinya untuk berbuat sesuatu kepada Julio.
"Oh, saya kira kamu akan mencuri di sini!" Mona berucap dengan nada menuduh. Tentu saja Boby hanya bisa menahan rasa ingin membalas ucapannya.
"Maaf, mencuri apa ya, bukankah anda tau, siapa di sini yang pencuri sesungguhnya?" Boby mulai mengeluarkan suaranya.
Mona yang mendengar itu tentu langsung membulatkan matanya.
"Jangan kurang ajar ya kamu, kamu tau bukan. Jika saya ini adalah ibunya Tuan kamu, jadi kamu jangan berbicara sembarangan ya di saat berada di hadapan saya!" Mona menujuk wajah Boby.
Namun di saat Boby akan membalas ucapan Mona.
Tiba-tiba Julio ada di hadapan Boby, ya itu bertepatan di belakang tubuh Mona.
"Tuan, Anda membutuhkan sesuatu?" Boby membungkukkan badanya.
Tentu saja, Mona yang mendengar Boby berbicara seperti itu, ia langsung membalikan tubuhnya.
"Eh, kamu. Kamu sudah turun dari bawah, di mana istrimu itu?" Mona mulai merubah sikapnya di hadapan Julio.
Julio hanya menganggukkan kepalanya.
"Boby, kamu pulang saja, nanti jika ada sesuatu yang saya butuhkan, saya akan memberitahukan nya kepada kamu, jadi kamu pulang lah dan istirahat!" Setelah mengatakan itu Julio langsung masuk kembali kedalam. Dan Boby yang melihat Jika Mona di acuhkan oleh anaknya. Tentu saja Boby menahan tawa.
Mona yang mendengar jika Boby menahan tawa, tentu saja Mona langsung menghentakan kakinya dan masuk kedalam rumah.
Boby Melambaikan tanganya ke arah Mona.
Mona mengejar Julio sampai di dekat Tangga.
Mona tidak terima jika dirinya di cuekin seperti itu oleh Julio, apalagi di hadapan anak sontoloyo itu.
"Julio, tunggu sebentar!" Mona menghentikan langkahnya di saat ia tiba di anak tangga.
Dan tentu saja, Julio pun sama, ia juga menghentikan langkahnya.
"Ada apa?" Julio langsung bertanya.
"Tidak ada apapun, mama hanya ingin bertanya, kenapa kamu mengacuhkan mamah di hadapan Boby, kamu tau tidak, mama ini merasa tidak di hargai tadi!" Mona mulai mengeluarkan acting ya.
Julio tentu saja langsung membuang nafasnya dengan kasar.
"Ada apa Ma? Mungkin tadi aku tidak mendengar ucapan dirimu, makanya aku tidak menjawabnya. Karena aku terburu-buru dan juga aku turun ke bawah memang hanya untuk menemui Bobby. a
Agar dia segera pulang dan tidak menungguiku di sini, karena aku tahu dia tidak mungkin bisa tidur di sini. Di saat dia tidak nyaman berada di tempat itu, jadi sudahlah, Mama jangan memikirkan hal-hal yang tidak penting. Lebih baik kamu istirahat saja! Karena saat ini aku juga ingin kembali ke kamar untuk menemui istriku, nanti malam kita akan makan malam bersama. Jadi aku kembali ke kamar terlebih dahulu!" setelah itu beliau langsung meninggalkan Mona begitu saja. Mona yang gagal untuk menarik simpati anaknya tentu langsung mengeratkan tangannya dan juga memukul tiang penjaga di tangga tersebut.
Di saat Julio sedang membuka pintu kamarnya dan baru saja menginjakkan kakinya di dalam kamar. Ia terkejut di saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini, ternyata saat ini Yola sedang memakai pakaiannya. Namun semuanya belum tertutup, karena Mona baru saja memakai pakaian dalamnya dan punggung cantiknya tentu saja terlihat langsung oleh Julio. Julio yang melihat itu tentu langsung mengingat Kejadian beberapa jam yang lalu. Dia mengingat bagaimana permainan cantik dirinya dan juga Yola. Julio langsung menghampiri Yola tanpa suara dan langsung memeluk Yola dari belakang. Yola yang mendapatkan pelukan itu tentu langsung terkejut Bahkan ia mengamuk, karena Yola pikir itu bukanlah Julio.
"Ahh, lepaskan!" Yola memberontak.
"Hey, ada apa? Ini aku sayang!" Julio langsung membalikan tubuh milik Yola.
Yola yang tau jika itu Julio, tentu saja bisa merasa tenang.
"Ya ampun, ternyata kamu, kenapa kamu masuk kedalam kamar tanpa ada suara?" Yola menaikan satu halisnya.
Namun Julio tidak menjawab apapun, matanya malah tertuju kearah gundukan yang tidak terbungkus apapun.