Chereads / Mr Julio's hot touch / Chapter 14 - sampai

Chapter 14 - sampai

Kini, mereka sudah kembali menelusuri jalan untuk menuju ke kediaman Julio. Sejak tadi Yola terus memejamkan matanya, karena merasa matanya begitu berat di saat ia merasa sudah sangat kenyang.

Julio yang berada di sampingnya melihat tingkah istrinya hanya bisa menatap Yola dengan tatapan datar. Tapi Gerakan tubuh Julio tidak bisa dipungkiri, bahwa ia peduli kepada Yola. Julio langsung merangkul pundak Yola Dan meletakkan kepala Yola di pangkuannya. Yola yang tadinya hendak bangkit kembali dari tidurnya, namun ternyata Julio menahan tubuh Yola agar tetap berbaring seperti itu.

"Sudah diam! Kalau kamu memang mengantuk, lebih baik kamu tidur dengan cara seperti ini. Ini akan membuat kamu sedikit lebih nyaman." Ucap Julio sambil menatap Yola dengan tetapan yang sulit diartikan. Yola yang menatap mata indah dan juga tajam yang saat ini berada di hadapannya, tentu langsung rasakan sesuatu yang aneh. Namun Yola langsung menepis perasaan itu, ia tidak mau terhanyut oleh tatapan laki-laki yang sudah menjadi suaminya saat ini.

"Kalau aku tidur, nanti bagaimana kalau kita sudah sampai? Bukankah kita sebentar lagi akan sampai?" Yola memainkan dasi milik Julio, dengan cepat Julio langsung menggenggam tangan istrinya, sedangkan Bobby. Ia hanya bisa melirik adegan itu di kaca spion dan menggelengkan kepalanya.

"Sudah tidurlah! Untuk apa kamu memikirkan soal perjalanan, nanti jika sudah sampai aku akan membangunkanmu. Bukankah semalam kamu kurang tidur bukan? Jadi sekarang tidurlah!" Julio Menutup Mata Yola dengan telapak tangannya. Yola hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan oleh suaminya dan mengikuti arahan suaminya. Dia perlahan-lahan menutup matanya dan terhanyut ke dalam alam mimpi.

Kini Siska sedang menghubungi Leo. Dia ingin bertanya tentang perihal uang yang diambil oleh Leo dari perusahaannya. Kenapa Leo mengambil uang sebanyak itu tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepada Siska.

Tapi siapa sangka, ternyata Leo tidak bisa dihubungi dan nomornya selalu di luar jangkauan. Hal itu membuat Siska menjadi marah.

"Ini anak ke mana sih? Kenapa nomornya tidak bisa dihubungi dan juga kenapa Ia tidak memberitahukan terlebih dahulu kepadaku saat mengambil uang tersebut? Uang itu bukanlah uang sedikit, lalu untuk apa ia mengambil uang dari perusahaanku?" Siska memain-mainkan bolpoin di tangannya.

Ternyata, saat ini Leo sedang berada di sebuah tempat wisata. Ia pergi ke sebuah pulau untuk menghabiskan uang yang baru beberapa saat yang lalu ia ambil dari perusahaan Siska. Ia sedang dikerumuni oleh wanita-wanita seksi di sana, sejak dulu memang Leo sudah suka dikelilingi oleh wanita. Tapi setiap di hadapan Yola ia selalu menjadi laki-laki yang sangat lemah lembut dan juga dingin kepada wanita sekitarnya. Namun ternyata di sisi itu ada sifat yang tidak diketahui oleh Yola dan saat ini Yola sudah tahu apa sifat yang dimiliki oleh mantan kekasihnya itu.

"Tuan Leo, ini bagus deh tasnya. Boleh ya aku pengen ini, Tuankan banyak uangnya. Boleh ya? Nanti aku kasih service yang memuaskan dan juga lebih full pokoknya." ucap wanita bertubuh sintal dengan bikini berwarna merah itu, sambil memainkan nada bidang Leo dan tentu saja Leo langsung memeluk wanita itu dan tersenyum. Ia mengelus rambut wanita tersebut dan mencubit pipinya lembut.

"Tentu. Tenang saja, kamu tenang saja. Apapun yang kamu inginkan akan aku belikan, asalkan kamu selalu memuaskan aku dan kalian pun jika kalian mau apapun itu bilang kepadaku! Karena saat ini aku sedang memiliki banyak uang dan kita akan senang-senang bersama di Pulau ini!" ucap Leo dengan suara Ria dan tentu saja para wanita yang sedang menguruminya langsung bersorak bahagia. Mereka merasa tidak sia-sia karena usaha mereka untuk merayu Leo akhirnya berhasil juga.

Di rumah Bram dan juga Mona, saat ini Bram sedang uring-uringan kepada Mona untuk meminta kepada Julio agar Julio mau menempatkan Bram di salah satu cabang perusahaannya, meskipun Julio selalu menolak secara mentah-mentah permintaan Ayah angkatnya itu. Tapi Bram tidak pernah merasa putus asa untuk meminta pekerjaan kepada beliau.

"Ayolah Mona, tolong aku! Apakah kamu tidak kasihan kepadaku? Lihatlah aku setiap hari hanya luntang-lantung di rumah, tidur, makan, tidur, makan dan tidak pernah bekerja apa-apa. Aku tuh butuh kegiatan. Tolong kamu bujuk anak itu untuk memberikan satu cabang perusahaan kepadaku dan juga nanti kalau aku mengelola cabang perusahaan milik Julio, pasti perusahaan itu akan meningkat dan aku juga akan bisa mendapatkan uang yang banyak dan aku tidak bisa terus mengandalkan uang Julio!" Bram menyadarkan tubuhnya di sofa besar yang ada di ruang tamu.

"Sudahlah. Bukankah sudah beberapa kali kamu ditolak oleh Julio? Lagian bukankah kamu juga niatnya masuk ke perusahaan cabang Julio untuk mengambil alih perusahaan itu bukan, dan mengambil uang yang ada di sana kan. Jadi apa bedanya? Lebih baik kita duduk manis di rumah ini, makan tidur makan tidur. Tapi semua kebutuhan kita terpenuhi, daripada kamu capek-capek bekerja lebih baik di rumah saja!" Mona berbicara sambil memainkan ponselnya dan tentu saja Bram yang mendengar itu langsung merubah ekspresinya menjadi masam.

"Kamu ini kenapa sih, suami itu lagi kepikiran pengen cari jalan keluar untuk menambah penghasilan. Bukannya didukung, tapi malah kayak gitu. Lagian juga ujung-ujungnya nanti uangnya untuk kamu juga, lagi apa salahnya kalau kita manfaatkan anak pungut itu. Lagian kalau tanpa kita dia nggak mungkin sampai sesukses ini kan!" Bram menegakkan tubuhnya, mona yang mendengar itu tentu langsung menatap ke arah suaminya dan meletakkan ponselnya di saku.

"Aku tidak mau ya, karena aku sudah capek merayu Julio agar memberikan kamu pekerjaan dan juga posisi di salah satu cabang perusahaannya. Kalau kamu mau ya kamu saja! Aku tidak mau dicap serakah oleh Julio. Walaupun sebenarnya Iya, tapi aku ingin bermain cantik di sini. Jadi sudahlah, jangan ikuti aku di dalam rencana kamu! Aku hanya ingin beresnya saja dan tidak mau ikutan pusing." Mona langsung bangkit dari sana dan meninggalkan suaminya.

Mobil yang dikendarai Julio Akhirnya sudah sampai di depan mission milik Julio. mission itu sangat terlihat indah dan juga megah.

Dengan perubahan Bobby memasukkan mobil mewah milik Julio ke dalam garasi yang ada di rumah itu, dan semua pelayanan yang ada di rumah itu sudah siap-siap untuk menyambut Tuannya.

"Eh. Ayo cepet-cepat! Tuan sudah tiba, nanti dia akan marah kalau kita tidak ada di depan!" ucap Nunu kepada para pelayan yang ada di sana. Karena memang seperti biasanya, di saat Julio baru kembali dari luar, semua pelayan yang ada di sana dan juga pengawal yang ada di sana harus berbaris di depan untuk menyambut Tuan mereka.