Kedua nya pun sama-sama terdiam setelah nya sembari memperhatikan Delvin dan Flora yang begitu asyik mengobrol.
Kembali lagi di sisi Delvin....
"Ah hahaha begitu ya. Ngomong-ngomong, kau suka sekali novel fantasi dan action? sama seperti ku! maka dari itu, saking suka dengan dua genre ceritaku, aku memutuskan untuk menulis novel," ucap Delvin yang membuat Flora diam membatu selama beberapa menit. Tak lama setelah nya...
"Kau menulis novel? apa judulnya?" tanya Flora dengan raut wajah polos nan datar. Delvin tersenyum tipis, ia membuka password ponsel nya dan menunjukkan nya pada Flora.
"Ini! ini adalah novel yang ku tulis. Sudah ratusan bab bahkan hampir seribu, seharusnya diadaptasi menjadi anime nih. Tetapi sih novelku sudah diadaptasi menjadi sebuah manga hehehehe," jawab Delvin dengan tenang yang membuat Flora tentu saja tak menyangka.
"Aku tak menyangka bahwa kau yang menulis nya! aku sangat suka dengan ending nya meskipun hampir sembilan puluh persen pembaca, kecewa dengan ending cerita mu tetapi entah kenapa aku malah sangat bahagia," ujar Flora. Delvin hanya tersenyum tipis mendengar apa yang dikatakan Flora.
"Beda orang beda hati hehehehe," singkat Delvin. Ketika Delvin sedang tersenyum manis di hadapan Flora, seorang perempuan cantik berambut panjang terikat menghampiri mereka berdua. Perempuan tersebut bernama Angelina yang merupakan ketua kelas atau biasa disebut di kampus adalah sipen.
"Delvin, Flora. Tidak biasanya kalian berdua mengobrol seperti ini? bahkan berpapasan di jalan saja, juga jarang," ucap Angelina dengan tatapan sinis. Mendengar hal itu, Delvin yang semula duduk pun bangkit berdiri lalu menjelaskan apa yang terjadi.
"Hmm anu sebenarnya aku mengobrol dengan Flora awalnya karena Flora memberikan ku bunga! dia tak dapat menjengukku maka dari itu dia memberikan bunga kepada ku saat bertemu tadi," ujar Delvin yang membuat Angelina terdiam.
Angelina menghela nafas lalu ia menarik tangan Delvin dengan kencang hingga Delvin hampir saja terjatuh. Sontak saja, satu kelas pun langsung menatap kearah mereka bertiga.
"Pokoknya sampai kapanpun, Delvin adalah milikku!" ketus Angelina yang membuat Delvin diam membatu. Sedangkan Flora hanya geleng-geleng kepala dengan sikap nya Angelina yang begitu ketakutan.
"Ah Angelina. Kau kenapa sih? kita hanya berteman jadi bersikaplah dengan normal," singkat Delvin sembari menyingkirkan tangan Angelina dari lengan nya.
"Delvin, kenapa kau bersikap seperti ini?" tanya Angelina dengan raut wajah sedih.
"Hmm apa yang salah dari ku? aku kan biasa nya seperti ini. Aku menganggap semua nya teman! maka dari itu aku tadi beri peringatan padamu untuk bersikap sewajarnya saja jangan berlebihan karena tidak ada hubungan spesial di antara kita berdua," jawab Delvin dengan tenang. Tentu saja, hal itu membuat Angelina murka.
Angelina mengangkat tangan nya dan menamparnya namun pada saat mau menampar nya....
"Cukup! kau memang berlebihan! kau ini bersikap berlebihan padahal hubungan kau dengan Delvin hanya sebagai teman bukan pacar. Satu lagi, memang nya Delvin ini boneka yang dapat kau setir? dia ini manusia yang butuh kebebasan, paham?!" ucap Flora sembari memegangi tangan Angelina dengan keras.
Bahkan dia meremas-remas tangan Angelina yang membuat Angelina langsung menarik tangan nya.
"Kau! kau sungguh keterlaluan! aku akan melaporkan mu pada dosen! awas saja kau," ujar Angelina yang kemudian berjalan pergi. Delvin terdiam sejenak lalu menatap kearah Flora dengan raut wajah merasa bersalah.
"Maafkan aku karena merepotkan mu tadi," kata Delvin. Flora yang tak pernah tertawa maupun tersenyum itupun seketika tertawa yang membuat satu kelas terheran termasuk Delvin.
"Gak salah nih? Flora tertawa?" ucap Elaina yang memperhatikan Delvin dan Flora dari kejauhan.
"Uwaaa manis dan Kawai nya saat dia tertawa! aku jadi terpanah pada nya," ujar Chiko yang seketika di lirik tajam Elaina.
"Ingat! itu milik nya Delvin, jangan direbut!" ketus Elaina yang membuat Chiko membatu.
Kembali lagi di sisi Delvin...
Flora tetap tertawa yang membuat Delvin diam mematung melihat nya. Lalu tak lama setelah nya, Delvin dengan wajah polos nya tersebut bertanya.
"Flora, apa yang kamu tertawakan?" tanya Delvin. Flora yang semula tertawa itupun terdiam sembari menatapi Delvin yang kini juga menatap nya.
"Tidak, hanya saja kau ini terlalu polos seperti anak-anak jadi itu yang membuatku merasa lucu. Aku saja tak sepolos itu!" jawab Flora yang membuat Delvin heran dengan perkataan nya.
"Hah? k-kau tak polos? apa maksudmu?!" ucap Delvin. Flora yang berdiri itu kemudian duduk dan membuka buku tulis nya yang besar.
"Sudah! sudah! lupakan saja, sebaiknya kau kembali ke tempat duduk mu. Jam pelajaran akan segera dimulai," ujar Flora dengan tenang. Delvin masih terheran dengan ucapan Flora. Walau begitu, ia mengikuti perintah nya Flora.
"Tuh kan Delvin! ku bilang juga apa, Flora pasti menyukai mu sama seperti mu yang menyukai nya! bukti nya saja, kamu bisa membuat nya tertawa bahagia begitu," kata Chiko yang membuat Delvin langsung membungkam mulut nya menggunakan gumpalan kertas.
"Berisik ah! jangan keras-keras, gak enak jika didengar orang lain," ketus Delvin. Elaina pun menertawakan Chiko yang mulut nya dibungkam menggunakan gumpalan kertas.
"Tuh maka nya jadi cowok yang bener! jangan kerjaan nya ngerumpi mulu kek banci," ledek Elaina yang membuat Chiko menatap nya dengan tatapan sinis.
Sedangkan Delvin masih saja terdiam mengingat kejadian-kejadian yang sebelumnya saat bersama Flora. Ketika Delvin melamun, dosen pun datang yang membuat dirinya kembali sadar.
"Hmm dosen sudah masuk saja? sudah deh, aku fokus ngampus dulu. Masalah tadi, belakangan saja," batin Delvin yang kemudian membuka buku nya, bersiap untuk mencatat.
Ketika Delvin membuka buku tulis nya....
"Delvin!" panggil dosen yang membuat Delvin terkejut.
"Ah iya pak, ada apa?" tanya Delvin sembari duduk tegap di bangku nya.
"Kamu maju ke depan! Flora juga!" tegas dosen yang tentu saja membuat Delvin teringat dengan perkataan Angelina sebelum nya.
"Apa jangan-jangan, Angelina benar-benar melaporkan hal tadi pada pak dosen?" batin Delvin yang khawatir. Ketika Delvin sedang berpikir, Flora langsung beranjak dari bangku nya, menghampiri pak dosen. Melihat hal itu, sontak Delvin bangkit lalu berjalan di belakang Flora.
Mereka berdua kini berdiri bersampingan di hadapan pak dosen yang tiba-tiba saja memanggil mereka berdua.
"Jadi, Pak. Apa yang mau bapak bicarakan?" tegas Flora.
"Hmm baiklah, ngomong-ngomong Delvin...apakah kau baik-baik saja? bapak dengar dari Chiko, kamu sempat kritis lho! tetapi kenapa sekarang terlihat baik-baik saja?" ucap pak dosen yang membuat Delvin mau tidak mau menjelaskan.
"Iya, Pak. Memang tadi saya mengalami insiden kecelakaan yang membuat saya kehilangan banyak darah di kepala saya maka dari itu saya dilarikan ke rumah sakit dan mengalami kritis. Namun beberapa jam setelah nya, saya sadar dan dengan ajaib nya kondisi saya baik-baik saja. Bahkan dokter dan suster pun heran dengan tubuh saya yang cepat sekali pulih nya dari sakit," jelas Delvin.