Chereads / Gak ada / Chapter 5 - Belanja

Chapter 5 - Belanja

"Terimakasih banyak atas bantuan nya. Hehehehe kau memang benar-benar teman yang baik! oh ya aku jadi penasaran dengan apa yang terjadi saat aku ke kampus nanti. Apa reaksi teman-teman ya?" ucap Delvin yang tampak nya sangat penasaran.

"Hmmm jam pelajaran masih empat jam lagi di mulai nya, apakah kau mau pergi ke sesuatu tempat dulu?" tanya Chiko. Mendengar hal itu Delvin menganggukkan kepala nya.

****

Terlihat Delvin yang kini tengah asyik berada di supermarket dan sedang memilih-milih bahan masakan yang akan ia pakai tentunya.

"Aku tak menyangka bahwa kau selama ini masak sendiri. Apakah bekal yang kamu bawa itu adalah buatan mu?" tanya Chiko sembari mendorong troli belanjaan. Delvin menganggukkan kepala nya.

"Ya, kalau makanan yang ku bawa dari rumah itu adalah buatan ku sendiri! kecuali pas jam istirahat, nah aku selalu mendapatkan banyak sekali sarapan atau makan siang dari cewek yang bahkan aku sendiri tak mengenal nya," ucap Delvin dengan polos. Chiko terdiam sejenak lalu bertanya yang membuat Delvin menatap nya.

"Kau tidak curiga bahwa di dalam makanan nya ada racun gitu? kau selalu menerima pemberian dari orang lain begitu saja tanpa berwaspada," ujar Chiko.

"Ya selama ini juga tidak ada yang melakukan itu. Aku juga selalu bersikap baik pada orang lain!" singkat Delvin yang kemudian melempar beberapa bahan masakan ke troli. Delvin pun kembali melangkahkan kaki nya untuk mencari sayuran.

Tetapi baru saja satu langkah berjalan....

"Hmm permisi, apakah anda tuan Delvin?" tanya seorang perempuan yang mengenakan pakaian jas rapi serta kacamata hitam. Melihat perempuan tersebut tentu saja membuat nya heran.

"Ya? saya Delvin. Kenapa ya?" tanya balik Delvin dengan wajah polos. Perempuan tersebut menarik tangan Delvin yang membuat Delvin hampir saja terjatuh.

"Sebaiknya kau segera pergi dari sini sebelum semua nya terlambat!" bisik perempuan itu yang membuat Delvin menarik tangan nya.

"Apa maksudmu? memang nya apa yang salah dari ku?!" ujar Delvin.

"Keberadaan mu hanya akan merusak dunia ini," singkat perempuan tersebut yang membuat Delvin diam mematung. Disaat itu, Delvin jadi teringat dengan pria misterius yang mengatakan hal serupa. Tentu saja, hal tersebut mengganjal di pikiran nya.

Chiko yang awalnya tak peduli itu kemudian menghampiri sahabat nya lalu merangkul bahu nya sembari menatap kearah perempuan tersebut.

"Delvin, dia ini siapa?" tanya Chiko dengan raut wajah datar nan dingin. Delvin yang semula melamun itupun tersadar lalu melirik kearah Chiko.

"Ah Chiko dia itu...." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba saja perempuan itu langsung menghilang entah kemana.

"Lho kok hilang?" ucap Chiko sembari menatap sekeliling nya. Delvin pun menatap sekeliling nya lalu ia menghela nafas dan mengambil troli belanjaan nya.

"Sudahlah tidak perlu dipikirkan, paling dia hanya orang iseng saja," ujar Delvin yang mendorong troli nya. Chiko diam terpaku lalu diri nya pun mengikuti sang sahabat nya yang asyik belanja.

Dua puluh menit kemudian...

"Wahhh Delvin, kau ini seperti perempuan saja ya? troli belanjaan mu penuh dengan bahan masakan dan juga makanan Frozen food berserta cemilan. Seharusnya seorang pria itu membeli kebutuhan nya seperti parfum, minyak rambut, rexona, shampo. Hanya itu sih," ucap Chiko. Namun dengan santai, Delvin menjawab yang membuat Chiko terdiam selama beberapa detik.

"Kebetulan barang-barang kebutuhan ku yang seperti kau sebutkan tadi masih banyak. Jadi aku hanya membeli bahan masakan, Frozen food dan cemilan. Lagipula aku kan hidup sendirian di rumah jadi aku mengurus diriku sendiri! tidak seperti anak-anak cowok lain yang dibantu orang tua. Untung saja aku tidak memiliki adik, kalau aku memiliki nya pasti akan jauh lebih ribet," ujar Delvin dengan santai dan polos. Chiko pun terdiam lalu menundukkan kepala nya.

"Lagi-lagi aku kalah jika beradu mulut dengan mu. Hu menyedihkan sekali!" gerutu Chiko. Delvin yang mendengar hal itu tersenyum tipis.

"Oh ya ngomong-ngomong, Elaina ambil jam kampus malam kan gara-gara nungguin aku seharian?" tanya Delvin.

"Yaps kau benar! dia ikut jam kampus malam karena menunggu mu seharian. Saat ini, dia sedang bersantai di rumah nya! menikmati makan malam dan cemilan yang sudah disediakan," jawab Chiko. Delvin yang mendengar hal itu pun terdiam lalu tak lama setelah nya ia tersenyum.

"Hmm memang dia sahabat terbaik ku! aku beruntung sekali bisa memiliki sahabat seperti nya," ucap Delvin yang membuat Chiko iri.

"Hmm bagaimana dengan ku? aku tidak seperti Elaina kah?" tanya Chiko. Delvin pun tersenyum mendengar pertanyaan Chiko lalu dengan sengaja, Delvin meledek nya.

"Tentu saja kau berbeda jauh dengan Elaina! kau datang selalu terlambat. Semua nya sudah terjadi, baru kau datang! dasar sahabat tak ada guna," ujar Delvin yang membuat Chiko mengerutkan dahi nya.

"Bisa-bisanya kau mengatakan hal itu padahal sedari tadi aku membantu mu?!" ketus Chiko yang mengepalkan tangan nya dengan erat. Delvin yang melihat hal itu hanya mentertawakan nya.

Sedangkan di sisi lainnya...

Tampak Elaina yang kini masih saja duduk di depan televisi sembari menyantap cemilan yang ada di meja.

"Hmm enak sekali ya? rebahan di sofa sambil nonton TV dan nyemil begini, sungguh nikmat nya! aku jadi malas ke kampus deh tapi katanya Delvin akan ikut jam pelajaran kampus malam ini kan?!" ucap Elaina sembari bangkit duduk. Ketika Elaina duduk di sofa, tampak seorang pria remaja datang dan duduk di samping nya.

Pria tersebut mengambil toples yang digenggam Elaina kemudian mengunyah cemilan nya.

"Hmm Elaina, kau masih dekat dengan Delvin?" tanya Alex yang merupakan kakak kandung Elaina. Mendengar hal itu, Elaina menganggukkan kepala nya dengan raut wajah sinis.

"Ya, aku masih berteman baik dengan Delvin. Memang nya kenapa? masalah untuk mu? kau pasti akan mengadukan hal ini pada mama dan papa kan?" tanya balik Elaina membuat Alex menatap nya.

"Tidak! aku tidak melakukan hal itu. Yang sering melakukan hal seperti itu kan kamu! malah kau menuduh ku. Aku hanya ingin bilang, kau masih berhubungan sama Delvin ini karena kau berharap dapat menjadi pasangan nya kan?" ucap Alex yang membuat Elaina terkejut mendengar nya. Elaina pun menundukkan kepala nya lalu menggelengkan kepala nya.

"Tidak! aku tidak menyukai Delvin, kita hanya sahabatan saja. Lagipula dia sudah mencintai seorang perempuan yang cantik, cerdas dan dingin," ujar Elaina yang membuat Alex menatap nya dengan tatapan heran.

"Lho? aku gak salah denger nih? Delvin jatuh cinta pada seorang perempuan?" tanya Alex, Elaina menganggukkan kepala nya.

"Bisa dibilang begitu sih. Dia menyukai perempuan itu tetapi tak berani mengatakan yang sejujurnya," jelas Elaina.