Elaina yang mendengar hal itu pun mendekati Delvin lalu memeluk nya dengan erat yang membuat Delvin sesak nafas.
"Woy jangan erat-erat juga meluk nya! ini lagi adegan sedih bukannya ngelawak," ucap Delvin. Mendengar hal itu, Elaina melirik kearah Delvin kemudian melepas nya.
"Salah sendiri punya tubuh kurus! gepeng! maka nya punya pacar juga jangan yang gepeng, jadi ikutan gepeng kan?!" ujar Elaina yang membuat Delvin menatap nya dengan tatapan sinis.
"Oh ya ngomong-ngomong Delvin, apakah kamu sudah menonton anime yang ku rekomendasikan? menarik bukan ceritanya?" kata Chiko yang kemudian dilempar buah oleh Delvin.
"Menarik dari mana nya?! cerita tentang harem, mc nya mesum. Aku sudah menduga sejak nonton dari awal episode dan ternyata saat dipertengahan memang sesuai dugaan ku! jadi aku cari anime yang jauh lebih baik dari itu!" tutur Delvin. Mendengar hal itu, Chiko diam membatu. Sedangkan Elaina melirik Chiko dengan sinis.
"Chiko, bisa-bisanya kau mau mengotori pikiran teman ku yang masih suci!" Elaina menjambak rambut Chiko. Chiko hanya diam saja dengan apa yang dilakukan oleh Elaina. Sedangkan Delvin hanya tersenyum sembari menonton kedua teman nya yang ribut.
"Sudah kubilang kan, berteman dengan dia itu adalah pilihan yang salah! kau masih saja mau berteman dengan orang yang mesum seperti ini! memang nya aku tidak tau kelakuan busuk nya apa saja saat di kampus?!" ucap Elaina yang membuat Delvin menatap nya dengan tatapan serius.
"Memang nya apa saja yang dia lakukan di sekolah?" tanya Delvin dengan polos.
"Dia sering mengintip cewek-cewek yang berganti baju. Bahkan Chiko hendak meletakkan kamera di kamar mandi perempuan! untung saja tingkah busuk nya itu diketahui oleh salah satu mahasiswi yang terkenal pintar dan anggun," jawab Elaina.
"Hmm maksudmu, Flora?" tanya Delvin. Elaina menganggukkan kepala nya.
"Oh ya ngomong-ngomong Delvin, seperti nya kau selalu bersikap berbeda ketika di dekat Flora ya? apa jangan-jangan kau menyukai nya?" saut Chiko yang membuat semua nya diam terpaku. Delvin menggelengkan kepala nya lalu menundukkan kepala nya.
"Tidak! aku tidak memilki perasaan pada nya sama seperti kepada wanita lainnya. Hanya saja dia selalu bersikap berbeda dari yang lain, maka dari itupun aku juga harus bersikap berbeda dari yang biasa nya!" ucap Delvin.
"Oh begitu, tetapi kau selalu seperti salah tingkah lho saat sedang ngobrol dengan nya. Bahkan kalau diperhatikan lebih seksama, kedua pipi mu memerah. Kalau kau suka pada nya, katakan saja! namun akan sangat susah untuk mendapatkan nya! bisa dibilang kalian berdua sama! sama-sama pintar, sama-sama cakep dan sama-sama populer," ujar Elaina.
Chiko berpikir sejenak lalu menjawab apa yang diucapkan Elaina sebelum nya.
"Lho, bukankah akan jauh lebih mudah jika posisi Delvin setara dengan posisi nya Flora? kedua nya sama-sama terkenal pasti hubungan kamu dengan Flora akan berjalan lancar. Tetapi sayangnya dia bersikap dingin dan kejam, disapa saja tidak pernah balas. Tidak seperti mu yang hangat dan ramah! hanya itu yang membuat kalian berbeda," kata Chiko. Delvin hanya diam mendengar obrolan kedua teman nya yang sedang gabut.
Delvin menatap sekeliling nya lalu ia mengambil ponsel nya yang ada di samping nya. Pada saat Delvin baru saja mau membuka password nya....
"Jangan main hp! nanti pusing," ketus Elaina sembari menyentuh ponsel Delvin. Mendengar hal itu, Delvin menarik ponsel nya lalu menjawab nya.
"Lho kenapa? aku hanya ingin membaca komentar para pembaca ku! seperti nya komentar mereka sesuai dengan ekspektasi ku hehehe! aku sangat ahli dalam mempermainkan hati pembaca ku," ucap Delvin sembari membuka kolom komentar pada novel nya.
"Ya, kau terlalu pintar mempermainkan hati seseorang maka dari itu kau kalau jadi fuckboy sangatlah cocok! kuharap hal itu takkan terjadi sih," ujar Elaina. Delvin hanya tersenyum sembari membaca setiap komentar para pembaca nya.
Delvin terus mengscroll komentar setiap pembaca nya hingga ia menemukan komentar yang membuat nya sangatlah tak menyangka.
"Eh? Flora baca novelku?" ucap Delvin yang membuat Chiko dan Elaina menatap nya dengan tatapan serius.
"Kau serius? dia membaca novel mu hingga tamat? padahal kan isi nya sangat panjang!" ujar Elaina yang menghampiri Delvin dan mencoba membaca komentar Flora begitupun juga dengan Chiko.
"Wah dia suka dengan ending cerita novel mu! berbeda dengan pembaca lainnya yang justru menyuruh mu mengganti ending. Memang nya akhirnya gimana? spoiler dong," kata Chiko.
"Enak saja! aku ini buat ceritanya susah, kau justru malah minta spoiler! modal dikit apa?! baca aja sendiri! top up koin sana," ketus Delvin yang membuat Chiko diam mematung mendengar nya.
"Ah kau nih benar-benar tega sekali!" singkat Chiko. Delvin hanya terdiam mendengar nya lalu setelah nya ia kembali menatap kearah komentar nya Flora.
"Aku benar-benar tak menyangka bahwa dia membaca novel ku hingga habis! aku sangat-sangat tidak menyangka. Kira-kira dia tau gak ya yang buat cerita nya aku?" ucap Delvin. Elaina yang semula memasang raut wajah datar itupun kemudian tersenyum tipis.
"Hmm Ku duga bahwa kau menyukai Flora! katakan saja kalau kau menyukai nya," singkat Elaina. Mendengar hal itu Delvin tersenyum.
"Tidak, aku biasa saja. Hanya saja aku merasa senang karena novel ku di komentari oleh mahasiswi terbaik di kampus!" ucap Delvin yang teramat senang.
"Hmm sampai segitu bahagia nya? waktu itu novel mu di baca oleh aktris ternama bahkan di promosikan di media sosial nya, kau tak sebahagia ini. Tetapi kenapa giliran Flora.... belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Delvin langsung membungkam mulut Elaina dengan buah apel.
"Kau terlalu berisik!" ketus Delvin yang membuat Elaina berapi-api.
Plak...Plak... Plak....
****
Dua jam kemudian...
Terlihat dokter dan perawat yang kini berada di dalam ruang rawat nya Delvin.
"Jadi dok, apakah saya boleh pulang sekarang? saya ingin ke supermarket lalu ke kampus soalnya!" ucap Delvin yang begitu tak sabaran.
"Hmm baiklah, kondisi mu sudah pulih. Bahkan kau sangat-sangat sehat! tetapi perban nya dibuka nanti saja ya, takut masih keluar darah! kalau ada suatu keluhan, segera ke rumah sakit!" tegas dokter. Mendengar hal itu, Delvin menganggukkan kepala nya.
"Baik dok! sebelumnya saya berterimakasih sebanyak-banyaknya," ujar Delvin sembari membungkukkan tubuh nya. Mendengar hal itu, dokter hanya menganggukkan kepala nya lalu pergi.
Delvin yang semula duduk di atas ranjang pun bangkit berdiri dan mulai merapihkan ranjang rumah sakit nya.
"Yeay akhirnya kau dapat ke kampus! aku sudah menyiapkan baju dan juga barang-barang perlengkapan mu untuk di kampus!" ucap Chiko sembari mengangkat tas milik Delvin.