"Huek!"
Julio muntah tepat saat Anta meletakkan tubuh mabuk itu ke ranjang. Dia mengerang seperti seseorang yang begitu tersiksa.
"Sial! Ambilkan aku air sialan!" umpatnya kasar.
Melihat Julio seperti itu, Anta hanya bisa menggeleng. Menyesal sudah tidak bisa dia lakukan. Yang saat ini bisa dikerjakan hanya membantu Julio terbebas dari mabuk parahnya.
"Menyusahkan sekali!" sahut Anta sebal.
Meski kesal, dia tidak bisa pergi sebagaimana rencananya tadi. Dengan berat, Julio yang terkapar dia urus juga. Dibersihkan muntahnya, diganti pakaiannya.
Baru setelah Julio terlelap, Anta keluar dari kamar hotel itu.
Gerakan Anta keluar kamar hotel, berhasil diabadikan seseorang. Setelah mengambil beberapa gambar, barulah orang itu menghampiri asisten Nakula tersebut.
"Selamat malam Pak. Bisa tahu letak kamar 210A. Saya tersesat dan salah mengartikan arahan resepsionis."
Anta menekuk keningnya. Lantai tersebut merupakan kamar Nakula berada. Bagaimana bisa seseorang memiliki dua kamar.
