Nakula membiarkan Jane pergi begitu saja. Baginya memang lebih baik gadis itu langsung pergi. Meski ingin sekali dia menahannya.
Selain masih kecewa pada Jane yang dengan santai menggandeng tangan Julio di depannya. Nakula juga ingin dia melihat bagaimana Jane jika dia yang mulai mengulur hubungan ini.
"Tanya perihal keuangan yang apakah bisa bertahan atau tidak. Aneh sekali dia. Mungkin masih berpikir aku orang yang sama."
Nakula berbaring di atas ranjang tidurnya. Dia memang memilih tidak memakai busana sama sekali. Sesuai dengan apa yang dia katakan tadi.
"Salah satu yang tidak berubah itu perasaan aku kepadamu, Jane. Entah bagaimana lagi mengiba kepadamu."
Pikiran Nakula menerawang lagi. Lagi-lagi nama Jane yang tercetak di sana. Benar-benar merepotkan gadis itu, tidak mau bergeser saja barang sejengkal.
Saat membuka dan memejamkan mata, selalu wajah Jane yang muncul. Begitu merepotkan bagi Nakula yang selalu tersiksa.
***