Jane hanya bisa menatap Nakula yang sepagi ini telah sibuk. Bagaimana tidak sibuk, yang seharusnya sarapan dan bercengkerama dengan anak istrinya, dia harus mengunyah roti gandum dengan mendengarkan konferensi pers.
Setelah telinganya yang panas, tangannya juga harus mengetik di dalam tabletnya. Matanya juga awas memindai layar sempit yang sangat terbatas.
Jane beberapa kali ingin menegur. Tapi dia urungkan. Dari pada protes apa yang akan dilakukan Nakula. Dia lebih memilih melayani saja suaminya.
Seperti saat minumnya habis, dia akan menuangkan air ke dalam gelas.
"Terima kasih Sayang. Aku berangkat dulu ya. Kau hati-hati di rumah. Jangan lupa menelepon. Salam untuk Baby Anaja."
Nakula mengecup kepala Jane. Dia tidak sempat untuk banyak berkata lagi. Kehadirannya sudah ditunggu orang suruhan kakek. Dia akan menemui pimpinan laboratorium sementara.