Jane masuk ke dalam ruangan Kakek Umbara. Dia berwajah dingin untuk menatap ke sekeliling ruangan.
"Duduk Jane. Apa yang ingin kau bicarakan," ucap Kakek Umbara yang sudah lebih dulu berpindah kursi.
Di lihat dari kakinya, Umbara hanya sedikit pincang. Tidak benar-benar lumpuh seperti gosip yang selama ini beredar.
"Terima kasih untuk waktunya, Kakek."
Kakek Umbara mengangguk. Dia tampak tegang dengan tatapan Jane yang seperti menghujamkan pisau ke arahnya.
"Ada apa? Kau tidak nyaman di sini?" tanya Kakek yang ingin menebak ke mana arah pembicaraan mereka.
"Tentu, itu Kakek tahu."
Kakek Umbara tertawa dengan pernyataan Jane barusan. Dia tampak lebih segar dan menganggap Jane sama seperti cucunya.
"Lalu kau ingin bagaimana?" tanya Umbara setelah tawanya reda.
"Aku ingin privasi. Lalu Nakula dalam bekerja, aku minta perlindungan ekstra. Karena Kakek tahu kalau anak kami ada empat. Jadi, ya begitu."