Nadine cukup lama menangis di ruangan Nakula. Sampai-sampai Jane jadi duduk di kursi Nakula dan melakukan pekerjaan di sana.
Dia tidak tega meminta Nadine untuk pergi. Karena tahu sekali, perasaannya sedang tidak baik-baik saja.
"Kita makan siang dulu ya. Kau ingin dipesankan apa?" tanya Jane yang menatap jam sudah pukul sebelas siang. Satu jam lagi mereka akan istirahat.
"Terserah kau saja. Aku lapar tapi tidak selera untuk makan."
Jane mendesah. Kalimat Nadine cukup bertolak belakang. Tapi dia paham karena sendiri pun tidak bernapsu.
Siapa yang masih suka makan, setelah mengetahui fakta yang menegangkan hari ini. Belum lagi banyak hal yang akan mereka pikirkan setelah ini.
"Aku pesankan pizza saja ya. Simpel untuk makan siang," ujar Jane.
Nadine mengangguk saja. Dia masih saja menangis dan mengelap air mata dengan tisu. Tisu yang Jane sodorkan tinggal setengah dari yang tadi penuh.