Jane langsung berlari menuju ranjang Jade. Saudaranya itu sedang melakukan hal bodoh di dunia ini. Dia akan menghentikannya.
"Apa yang kau lakukan?"
Jane merebut pisau dari tangan Jade. Telat sedetik saja, mungkin Jade sudah berhasil menggores urat nadi.
"Kau sudah gila, Jade. Kalau ada hal yang sulit, bicara padaku. Bukan seperti ini!"
Jane terus saja mengomel. Sayangnya, tidak ada reaksi apa pun dari Jade. Pandangan matanya bahkan begitu kosong.
"Jade, sadarlah!"
Jane mengguncang-guncang tubuh Jade. Dia merasa begitu sakit melihat saudaranya seperti ini. Tidak mungkin Jade akan bersikap bodoh jika tidak ada pemicunya.
"Jade, katakan sesuatu. Jangan hanya diam," ucap Jane yang sudah menangis.
Jane berpikir cepat, dia langsung mengambil ponsel dan menelepon Nakula.
"Nakula, angkat."
Jane mendesah berkali-kali. Dia sedikit menjauh dari Jade. Memastikan apa yang akan dilakukan pria itu. Tapi sejak pisaunya dia ambil, Jade sama sekali tidak bergerak.