Chereads / Menjinakkan Suamiku Yang Nakal / Chapter 7 - Xavier sialan!

Chapter 7 - Xavier sialan!

Aku menggigit kuku dengan cukup resah, saat ini aku dapat melihat dengan jelas bahwa Xavier sudah menatap mataku seperti singa yang bisa merampas apapun saat kelaparan.

Aku tak bernafsu untuk sarapan pagi ini, lebih tepatnya saat melihat bangku yang biasanya aku duduki dengan sangat mudah dan terasa nyaman, sekarang sudah menjadi milik orang lain. Hanya satu malam, hanya dengan satu malam semua hal milikku jadi milik suamiku.

Ya suami yang ternyata datang dengan sikapnya yang sangat sialan!

"Kau tak makan istriku? Makan yang banyak, menjalani hari-hari setelah ini tidak akan mudah." Xavier berkata seperti itu sambil memakan daging kepiting yang telah dikupas oleh para Maid kepercayaanku.

Ya, semua orang yang aku percayai ternyata mengkhianati diriku.

"Aku tak suka makan bersama manusia sialan yang hanya bisa menjilat dan mengkhianati diriku!" Kataku dengan sangat kencang, dan Xavier hanya tertawa saja.

Aku bahkan melihat Bella yang hanya tersenyum tanpa mau mengatakan apapun, dia benar-benar telah berpaling dariku! Sialan!

"Jangan suka marah-marah istriku, kau akan senang menjadi istriku pada akhirnya. Aku akan jadi suami yang berguna untukmu, kau sudah terlalu lama menjalankan bisnis keluarga, jadi lebih baik kau istirahat untuk sementara waktu sayangku." Xavier bangun dari tempat duduknya, dia melangkah ke arahku. Aku hanya bisa diam sambil menunggu dia melakukan sesuatu.

Dia mengelus pelan kepalaku dan mencium dengan perlahan, aku jijik membayangkan dia melakukan hal seperti itu. "Lepaskan sialan!" Kataku padanya, dia hanya tertawa dan malah mencium keningku cukup kuat.

"Lepas!" Kataku sekali lagi.

"Dengar sayangku, sekarang aku masih punya rasa sabar dengan sikapmu yang memang sangat angkuh. Tapi aku tak janji setelah hari ini aku akan tetap baik dan sabar padamu, jadi aku harap kau bisa menjaga sikap. Jangan bertindak berlebihan, semua yang kau lakukan ada dalam pengawasanku."

Ucapan Xavier seperti genderang perang yang merobek seisi telingaku.

Tatapan matanya sangat tajam, bibirnya yang kecil itu seperti sebilah pedang yang akan membuat jantungku berhenti berdetak. Aura mematikan dari seluruh tubuhnya mampu membuatku merinding hebat! Xavier seperti sosok iblis yang akan memakan jiwa-jiwa tak berdosa.

Lelaki itu mampu menekan musuhnya hanya dengan beberapa kata yang penuh makna. Tanganku sudah bergetar lemas, apakah aku mampu bertahan disini? Apakah aku bisa baik-baik saja?

"Aku akan membunuhmu, Xavier!"

"Kau tak akan bisa membunuhku, aku suamimu! Kau harus ingat itu baik-baik istriku yang cantik!" Ucapnya sinis, lalu dia melangkah pergi dari hadapanku.

Suami sialan! Aku menyesal menikah dengannya!

"Bella, kau akan terus melakukan hal ini?" Aku bertanya serius padanya, wanita itu hanya tersenyum sinis dan mengangguk.

"Jangan bertanya tentang sesuatu yang sudah kau tahu akan seperti apa, aku harus melakukan hal ini Stella. Kau tak pernah tahu apa yang terjadi dalam hidupku, hingga aku melakukan hal yang buruk. Aku hanya bisa minta maaf, semoga kau kuat dalam semua masalah ini. Karena sekarang kau sendirian." Bella tersenyum manis, aku menghela nafas lelah saat mendengar apa yang dia katakan.

Kenapa semua orang yang aku berikan makan, sekarang perlahan-lahan menggigit diriku dengan brutal?

Aku mencoba untuk tetap tenang, bangun dari tempat duduk dan memilih untuk pergi ke kantor. Semua orang kantor pasti bisa memberikan dukungan untukku, karena selama ini aku yang mampu membuat perusahaan tetap berdiri tegak tanpa tertiup angin sama sekali.

~~~

Sampai di kantor, aku melihat anggota pers yang sudah menunggu di depan lobby perusahaan. Aku hanya bisa menutupi wajahku dan berjalan cepat untuk masuk ke dalam perusahaan. Menyingkirkan semua pertanyaan-pertanyaan yang membuatku semakin sakit kepala, perusahaan yang sudah menjadi kerajaan ini harus hancur dalam satu malam dan diambil alih oleh lelaki sialan bernama Xavier!

Aku masuk ke dalam lift dan naik ke lantai atas, saat aku melewati lorong-lorong perusahaan dan berdiri di depan Pintu besar, pintu itu langsing terbuka. Di dalam sana semua dewan dan pemegang saham sudah berkumpul, aku mencoba untuk tidak berteriak marah di depan Xavier yang saat ini sudah duduk di kursi milikku!

"Istriku, kau bilang mau beristirahat dan membiarkan aku melakukan bisnismu? Kenapa kau disini?" Pertanyaan Xavier terlalu luar biasa, dia membuatku seperti istri yang bodoh.

"Aku datang untuk ikut rapat, mau bagaimanapun perusahaan ini berdiri atas hasil kerja kerasku, aku akan melihat bagaimana suamiku mengurus semua ini. Bukan begitu?" Aku tersenyum semanis mungkin, menatap mata Xavier yang hanya diam sambil menatap datar ke arahku.

"Tidak perlu repot-repot, Nona Stella. Aku akan mengurus semuanya bersama dengan Tuan Xavier." Bella tersenyum padaku, dia secara terang-terangan menyuruhku pergi dari perusahaanku sendiri?

"Benar sayangku, aku bisa mengurus semuanya bersama Bella. Dia yang lebih paham dengan apa yang kau lakukan, bukan begitu?" Tanya Bella padaku, aku menghela nafas pelan saat mendengar apa yang dia katakan.

"Tidak, aku akan tetap disini." Aku langsung duduk di salah satu bangku yang kosong, lalu menatap semua orang yang ada di ruangan. Mereka tampak bingung, kacau, atau hal-hal yang mungkin tak dapat aku deskripsikan dengan benar.

"Nona Stella, senang melihatmu. Aku cukup terkejut saat mendengar bahwa kau memberikan saham perusahaan pada suamimu sendiri, apakah ini hal yang memang anda inginkan?" Pertanyaan dari salah satu dewan perusahaan, membuatku tersenyum saja.

Memang ada beberapa orang yang masih menginginkan aku dan percaya padaku, setidaknya ada satu sejauh ini. Walaupun aku tak tahu apakah yang lain menginginkan aku tetap disini?

Dalam urusan bisnis, terkadang orang-orang penjilat seperti mereka hanya akan mendukung seseorang yang membawa keuntungan saja, terkadang aku juga merasa muak dengan sikap-sikap mereka.

Tapi apa boleh buat? Aku selalu bertahan, dan disaat seperti ini mungkin aku akan mengetahui siapa musuh dan siapa teman.

"Baiklah, kita akan mulai rapat pagi ini. Saya akan merubah beberapa struktur perusahaan." Ucap Xavier tanpa basa.

Apa katanya? Merubah struktur perusahaan? Lelaki gila ini membuatku semakin sakit kepala. Sebenarnya dia biasa mengurus perusahaan atau tidak? Sepertinya dia terbiasa bermain-main, bukan begitu?

"Merubah? Anda yakin Tuan?" Salah satu dewan perusahaan menyatakan tentang keberatannya. Karena jika struktur berubah, beberapa anggota dewan juga akan berubah.

Siapa yang rela?

"Ya, kau keberatan?" Tanya Xavier.

"Tentu saja." Katanya.

"Kau akan baik-baik saja, jika kau mau mengabdikan dirimu seumur hidup padaku." Xavier mengucapkan hal tersebut seperti bermain-main tanpa tahu aturan.

Kita lihat seberapa jauh dia bisa melakukan semua ini, aku merasa semuanya akan semakin menarik, aku juga harus mencari celah untuk mendapatkan kembali perusahaan ini.

"Kesetiaanku hanya untuk Nona Auristella." Ujar anggota dewan tersebut.

"Aku suaminya, jadi kau harus setia padaku juga." Xavier tersenyum misterius, lelaki ini memang punya datar tarik yang sangat meyakinkan.

"Nona Auristella?" Ujar beberapa orang yang ada disini, mereka seperti menunggu ucapan dariku.

Jadi? Apakah aku perlu mengikuti alur dari cerita yang Xavier lakukan? Atau aku hanya perlu duduk diam tanpa melakukan apapun? Tapi, mereka semua adalah tanggung jawabku. Aku harus melakukan sesuatu. Jadi apa?

"Istriku, katakan bahwa mereka semua harus mendukung apapun yang aku katakan. Sebab aku adalah suamimu, suami pertama dan terakhir dalam hidupmu." Xavier seperti mengancam dengan sangat lembut, aku mau tak mau tersenyum juga.

"Tuan-tuan sekalian, Xavier adalah suamiku. Perusahaan ini akan jadi miliknya, sementara waktu." Ucapku dengan penuh penekanan.

"Jadi? Setelahnya anda akan kembali menduduki perusahaan ini, Nona Stella?"

"Ya, aku hanya ingin beristirahat sementara waktu saja." Ujarku membenarkan ucapan mereka.

Ya.. hanya sebentar, aku tak akan membiarkan Xavier terlalu lama menduduki kursi perusahaan yang sebenarnya tak akan pernah aku berikan pada siapapun.