Chereads / Seven Stars of Pleiades / Chapter 17 - Chapter 4: Gadis Terkutuk Bagian 4

Chapter 17 - Chapter 4: Gadis Terkutuk Bagian 4

Setelah berjalan cukup lama, akhirnya kami sampai di sebuah gua yang menjadi tempat tinggal para Blood Wolf berada. Alf masuk lebih dulu untuk menjelaskan situasinya kepada semua Blood Wolf yang ada disana. Karena aku tidak mengerti, jadi aku biarkan mereka menatapku. Setelah beberapa saat, Alf menyuruh kami masuk karena sepertinya Kepala Suku telah mengizinkan.

"Tempat ini benar-benar sangat bagus untuk dijadikan tempat tinggal yah?" ujarku.

"Woof!"

"Iya-iya, ini semua hasil kerja keras kalian! Aku bangga kok!" balasku mengusap Alpha.

Tak berselang lama, aku sudah sampai ditempat dimana Kepala Suku Blood Wolf berada. Menyadari kalau dia memberikan Intimidation Aura kepadaku, aku hanya membalasnya dengan sebuah senyuman padanya dengan melepaskan Aura yang sedikit lebih kuat darinya.

[Skill: Intimidation Aura berhasil didapatkan!]

"Ada apa? Apa ada sesuatu di wajahku?" tanyaku saat melihat ekspresi Serigala Besar di hadapanku terasa pucat.

"Ti-Tidak ada. Aku hanya merasa kagum karena kau berhasil menaklukkan anak-anakku," balasnya mengalihkan topik.

"Berbicara dengan wujud seperti ini akan terasa tidak sopan," lanjutnya.

Tubuh Serigala Besar tersebut perlahan mulai mengecil dan berubah menjadi seorang wanita berambut merah darah yang dikuncir dua, memiliki ukuran dada D-Cup dan tinggi sepantaran denganku.

"Kalau begitu, biarkan aku memperkenalkan diriku padamu, Manusia. Namaku adalah Reona, salah satu keturunan dari Mythical Beast Divine Fenrir," jelasnya memperkenalkan diri.

Fenrir yah, mahluk yang berhasil membunuh Odin. Dari beberapa cerita yang pernah aku baca, dia dikatakan bisa menggunakan petir atau es. Jika Fenrir di dunia ini mengambil dari Mitologi Nordik, bisa dipastikan dia dapat memanipulasi petir dan bukan es. Namun, bagaimana jika dia bisa keduanya?

"Namaku Wira, seorang pengembara yang kebetulan menemukan buku Taming dan mempelajarinya," balasku.

Yah, aku tidak bohong sih, aku memang menemukan buku ini di salah satu di ruang harta milik Froster. Selain itu, status miliknya cukup bagus untuk Mahluk yang mengandalkan kecepatan dan serangan yang kuat.

Reona the Blood Fenrir

Race: Mythical Beast

Level: 780

Title: Bloody Destroyer, Mother's of Blood Wolf.

Job: -

HP: 1400000

MP: 1500000

STR: 408000

INT: 150000

AGI: 802000

VIT: 140000

Skill: Beast Instinct, Water Magic, Intimidation Aura, Self Recovery.

Ultimate Skill: Blood Manipulation.

Hmm, tadinya aku pikir Mythical Beast memiliki varietasnya tersendiri, tetapi sepertinya tidak. Yah, aku rasa itu karena Kohaku, Hiito dan Adamas hanyalah keturunan Mythical Beast dan bukan Mythical Beast itu sendiri. Aku sedikit tersentak sesaat, tetapi aku tahu apa yang dilakukan Reona padaku.

"Ah, menggunakan Blood Manipulation kepadaku itu percuma lho! Lagipula, aku jauh lebih kuat darimu," ungkapku yang membuat Reona terkejut.

"Begitu rupanya. Baiklah, kau lulus! Kalian semua, tinggalkan kami berdua disini!" perintahnya kepada seluruh serigala yang ada disekitar sini.

"Masuklah, kita akan bicarakan ini di dalam," ajaknya.

***

"Kau mau membuat kontrak denganku?" tanya Reona.

"Yah. Tentu saja, bukan berarti hanya aku yang mendapatkan keuntungannya. Tapi kau juga akan mendapatkannya," jelasku.

Reona terlihat memikirkan tawaranku. Aku hanya bisa menunggu jawaban dari tawaranku saja. Yah, lagipula aku hanya menggunakan mereka sekali. Karena setelah semuanya selesai, aku akan melepas kontraknya dan meninggalkan mereka.

"Apa yang kau bisa tawarkan padaku?" tanyanya.

"Hubungan dengan peradaban," balasku menyunggingkan senyuman sesaat sebelum mengatakannya.

"Kau bisa melakukannya?!" teriaknya.

"Tentu saja. Tetapi kau harus ikut dalam rencana yang akan aku berikan ini," balasku mulai menjelaskan rencana yang akan aku lakukan.

"Jadi, aku hanya perlu mengikuti rencana yang kau buat? Tetapi, membuatku harus mengorbankan beberapa anakku untuk dibunuh. Sepertinya aku tidak bisa menerimanya," jelas Reona.

"Kalau begitu, kenapa tidak menuntun mahluk lain dengan level yang setara dengan anak-anakmu itu?" balasku.

"Hmm, aku tidak tahu pasti. Tapi akan aku usahakan!" sahutnya.

"Baiklah, aku akan menggunakan "Contract" kepadamu. Tenang saja, aku tidak akan membuatmu melakukan hal yang aneh-aneh kok!" ungkapku.

"Aku mengerti, lakukanlah sesukamu!" balasnya.

Aku mendekatinya dan meneteskan darah ke kepala Reona.

[Skill: Taming Master diaktifkan! Memindai permintaan dari penerima!]

[Permintaan dikonfirmasi! Target meminta agar tidak menyakiti serta menjamin keselamatan anak-anaknya! Apa Anda akan menerimanya?]

[YES] [NO]

Aku menekan tombol "YES" dengan segera. Jujur, aku bisa saja menolaknya dan menjadikan Reona sebagai budak setia sih. Tapi menjadikannya sebagai sekutu kurasa tidak terlalu buruk.

"Contract!"

Lingkaran sihir muncul dibawah kami dan rantai mulai muncul untuk mengikat tangan kiri kami masing-masing. Ini menandakan kalau kontrak yang kami buat bukanlah tuan dan budak, melainkan sebuah kontrak timbal balik setara.

"Itu adalah tanda kontrak kita. Jika salah satu ada yang mengingkarinya, dia akan kehilangan lengan kiri sebagai gantinya. Jadi kau sekarang mengerti kalau aku tidak akan menyakiti anak-anak milikmu bukan?" ungkapku.

"Yah, aku mengerti. Tetapi bagaimana dengan manusia lainnya?" tanyanya.

"Aku tidak bisa menjaminnya, tetapi akan aku pastikan kau tidak kehilangan lebih dari satu anakmu. Terkadang, kedamaian akan membutuhkan sebuah pengorbanan," balasku.

"Begitu yah," sahutnya pelan.

"Yah, apapun itu. Mari kita lanjut ke tahap berikutnya. Ikutlah denganku," ajakku.

***

"Kemana tujuan kita?"

"Tempat para Bandit yang ada disekitar sini! Mereka akan menjadi Tuan palsu untukmu! Jadi aku harap, kau bisa menahan diri untuk mengamuk pada mereka. Ah, tentu saja kau boleh menghajar mereka. Jika mereka melakukan pelecehan padamu, tetapi jangan membunuh mereka, oke?"

"Cih, dari semua yang ada, aku harus menuruti Mahluk sampah seperti mereka?"

"Apa boleh buat, semua ini demi mendapatkan hubungan dengan peradaban!"

Debat kami pun berakhir disana. Setelahnya, Reona hanya menuruti semua arah yang aku katakan padanya. Setelah cukup lama, akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Sebuah gua besar yang dijadikan markas oleh para Bandit. Alasan kenapa aku tahu mengetahuinya adalah, suara desahan yang bisa aku dengar dari jauh. Ini karena aku telah berevolus menjadi High Human dan membuat seluruh indraku menjadi lebih tajam lagi.

"Kita berhenti disini dulu," pintaku.

"Apa yang ingin kau lakukan? Bukankah tujuan kita ada di depan?" tanya Reona setelah aku turun dari tubuhnya yang besar itu.

"Tidak apa, karena kita akan menjadi sekutu nantinya. Ada sesuatu yang harus aku beritahu padamu," balasku berjalan sedikit menjauh dan berbalik menghadap kearah Reona.

"Manipulate Information," gumamku.

Perlahan rambutku mulai berubah menjadi hitam gelap dan juga wajah yang aku miliki. Aku juga merubah nama serta statusku untuk berjaga-jaga dengan Bandit yang memiliki Appraissal. Reona yang melihatnya terkejut dan melompat mundur untuk menjaga jarak sembari sedikit menggeram.

"Kau.. siapa sebenarnya dirimu?!"

"Pemilik Mystic Eyes of Manipulation, Wira. Kau bisa memanggilku Wira seperti biasa,"

"Begitu rupanya. Pantas saja kau dapat menyadari aku menggunakan Blood Manipulation yah?"

Kami pun segera menuju gua tersebut setelah perbincangan tadi. Aku juga menjelaskan sekali lagi tentang rencananya pada Reona. Kemudian saat kami sampai disana, pemandangan mengerikan terlihat jelas tepat didepan mataku. Belasan gadis tengah dijadikan pemuas nafsu oleh mereka. Bukan hanya manusia saja, tapi dari Ras lain seperti Beastfolk, Elf, bahkan Dwarf pun mereka jadikan pemuas nafsu.

Mengabaikan berbagai desahan, serta jeritan meminta tolong yang keluar dari mulut mereka. Aku berjalan memasuki gua tersebut, meninggalkan Reona di luar sendirian. Beberapa Bandit yang menyadari keberadaanku mulai berteriak penyusup dan memanggil kawanan, serta bersiap menyerangku.

"Bisakah aku bertemu dengan pimpinan kalian? Aku ingin menawarkan sesuatu pada ketua kalian," jelasku.

"Ketu sedang sibuk saat ini! Kembalilah lain kali!" balas salah satu dari mereka.

"Tetapi, setelah kau melihat semua ini. Apa kau pikir kami akan membiarkan kau pergi begitu saja?" sahut salah satu dari mereka.

"Serang!!"

Mereka semua serentak mulai menyerangku. Melihat ini, aku hanya bisa mengatakan satu hal. Mereka ini...

"Bodoh sekali," gumamku pelan sembari menggunakan Intimidation Aura pada mereka.

Kebanyakan dari mereka langsung jatuh pingsan, tetapi beberapa dari mereka ada yang masih bisa mempertahankan kesadaran mereka walaupun tidak bisa bergerak. Jujur saja, aku ingin membebaskan gadis-gadis ini dan juga membunuh semua Bandit yang ada disini. Tetapi aku masih membutuhkan mereka untuk menjalankan rencanaku.

"Oy! Oy! Dari tadi kalian berisik sekali! Ada apa sih?!" tanya seorang pria yang sepertinya Ketua Bandit.

"Apa kau pemimpin kelompok ini? Aku ingin memberikan penawaran, tetapi anak buahmu yang bodoh ini mencoba menyerangku," jawabku.

"Penawaran? Apa kau ingin membeli mereka?" balasnya menunjuk para gadis yang ternyata jatuh pingsan akibat Intimidation Aura tadi.

"Huh? Kau ingin aku membeli barang rusak seperti mereka? Jangan bercanda! Tawaranku ini bahkan jauh lebih baik daripada uang kau tahu?" sahutku menjentikkan jari.

Seekor Serigala berbulu merah darah dengan ukuran besar memasuki gua. Hal ini membuat Bandit yang masih menahan kesadarannya langsung pingsan setelah tahu mahluk apa itu. Bukan hanya itu, bahkan ketuanya pun terduduk lemas saat melihatnya.

"B-B-B-Blood Fenrir?!" kagetnya.

"Bagaimana? Tawaran yang aku berikan ini lebih mempesona daripada uang bukan?" balasku.

"Apa tujuanmu! Kenapa kau membawanya kemari? Apa kau berniat untuk membunuh kami?!" tanyanya dengan nada kesal.

"Tidak, aku tidak memiliki niat itu, kok!" jawabku.

"Kau tahu, aku ini seorang Tamer lho? Lagipula aku datang kesini untuk menawarkan kontrakku dengan Blood Fenrir ini kepadamu," lanjutku.

"Menawarkan kontrakmu dengan Blood Fenrir?"

"Benar! Yah, tentu saja aku tidak akan memberikannya dengan gratis. Aku akan menjualnya padamu dengan harga yang terjangkau! Mungkin, 200 Keping Emas?" ungkapku.

"200!! Seekor Blood Fenrir 200 Koin Emas?!" ujarnya terkejut.

"Apa aku memasang harga yang terlalu mahal, Pleiades?" tanyaku bingung melalui Telepathy.

"Tidak, daku rasa itu harga yang lumayan murah untuk Seekor Blood Fenrir," jawab Pleiades yang juga menggunakan Telepathy.

"Ada apa? Jika kau tidak mau, aku mungkin akan menawarkannya pada Bandit lain. Tentunya dengan harga yang lebih tinggi. Selain itu, kehilangan 200 Koin Emas tidak akan berarti jika kau membeli Blood Fenrir ini. Itu karena dia memiliki lebih dari 1000 Blood Wolf yang berada di sarangnya," jelasku saat melihat keraguan dari Ketua Bandit di hadapanku.

"Aku mengerti! Akan aku beli!" balasnya.

Aku menyunggingkan senyum kemenangan. Dengan begini semua bidak telah terkumpul, aku juga mendapatkan sekutu dan juga uangku kembali. Bisa dibilang ini sangat menguntungkan buatku. Aku juga menjelaskan berbagai hal kepada Ketua Bandit tersebut. Tentunya, kontrak yang aku maksud tadi itu hanya bohongan. Mana mungkin aku akan menyerahkan sekutu berhargaku kepada bajingan sepertinya.

Setelahnya, aku segera meninggalkan tempat tersebut dan kembali ke penginapan. Untungnya mereka tidak memungut pajak lagi kepadaku. Tetapi aku tetap memberikan mereka beberapa Koin Emas.