Chereads / Karang Yang Terkikis / Chapter 31 - Awal penyerangan yang gagal

Chapter 31 - Awal penyerangan yang gagal

Pagi harinya dewi tampak sibuk menyiapkan makanan untuk semua orang di rumah walaupun sudah ada bi ika selaku kepala ART tapi untuk urusan dapur dewi tidak bisa diganggu gugat, karena dia sangat tahu selera dari suaminya dan putrinya itu sehingga bi ika hanya bisa membantu menyiapkan bahan-bahan saja "Nyonya besar seharusnya tidak perlu repot-repot menyiapkan semua ini kan ada kami." "Bi..soal dapur saya yang tahu selera suami dan putri saya, jadi bibi bantu menyiapkan saja ya." Bi ika hanya bisa menurut dengan apa yang di perintahkan ibu mertua dari tuannya itu. Setelah selesai masak dewi menghidangkannya di meja dan mereka makan dengan lahap, arifin harus pergi ke kantor lebih dulu karena ada meeting pagi yang harus dia ikuti di tambah siang nanti dia harus bertemu dengan client untuk mendapatkan kerja sama antar perusahaan.

Ara segera merapikan meja makan bersama dengan dira lalu dewi segera menghampirinya untuk meminta penjelasan darinya "Ara bisa kita bicara." "Ya ma di kamar aja ya." Lalu ara meninggalkan dira yang sedang asik membuat minumannya dan membawa mamanya ke kamar kemudian mereka berdua duduk di sofa "Ada apa ma??" "Kamu sudah berapa lama bersama dokter alex??" "Belum lama ma, tapi dia sudah bisa mengobati luka hati ara disaat bang wandi meninggalkan ara di saat terpuruk." Tiba-tiba ara terkejut saat mamanya bersimpuh padanya yang tentunya membuat dirinya menjadi tidak nyaman "Ara sekali lagi maafin mama, karena silau harta dan materi mama malah menjatuhkan dirimu ke dalam jurang.. hikss..hikss.." "Ma tolong jangan seperti ini, ara gak pernah marah kok." "Tapi mama sudah membuatmu dan papa kecewa." "Kami memang kecewa tapi semuanya sudah terlanjur..ibarat nasi sudah menjadi bubur." "Mama berharap alex bisa mengeluarkan dirimu dari jurang tersebut ya nak." Ara tersentuh dengan sikap mamanya kali ini dan dia berharap ini bukanlah sandiwara yang mamanya ciptakan untuk menyakiti dirinya lagi.

Di tempat lain Rahman saat ini masih melampiaskan rasa rindunya pada istri tercintanya mereka berdua masih di ranjang berbalutkan selimut tanpa sehelai benang di tubuhnya, rahman yang masih memeluk sang istri tampak terganggu dengan suara dering ponselnya "Selamat pagi tuan, maaf pagi-pagi harus menghubungi anda." "Ada apa?? Kalian mengganggu saja." "Tuan sepertinya nyonya ara masih menjalin hubungan dengan alex." "Apa benar itu." "Kami belum yakin tapi beberapa waktu yang lalu kami melihat nyonya di rumah sakit." "Baiklah..kau tetaplah mengawasinya dan fokus untuk menemukan pelaku yang berani meretas situs organisasi kita." Lalu rahman memutuskan sambungan teleponnya dan silvia kembali bergelayut manja pada sang suami. Setelah selesai membersihkan diri rahman menuju ruang tamu untuk bertemu dengan seseorang dan tidak lama kemudian orang yang di tunggu datang "Selamat datang reksa..apa kabar sepupuku." "Baik.. bagaimana kau sendiri." "Aku sangat baik, aku ada tugas untukmu..tapi lebih baik kau beristirahat dulu." Reksa segera bergegas menuju kamarnya untuk membereskan semua barangnya dan membersihkan dirinya.

Reksa adalah adik sepupu dari rahman dia sudah lama tinggal di singapura namun karena rahman menelponnya maka dia memutuskan untuk pulang, reksa pria berusia 35 tahun dengan postur badan sangat atletis kulit putih bersih wajah blasteran indo-arab, namun dia mempunyai sifat yang dingin dan bisa di sebut dengan raja tega. Reksa pun keluar dari kamarnya dan menghampiri rahman yang tengah duduk sambil menyesap kopinya "Bro gue ada tugas buat loe, nich lihat fotonya." Rahman memberikan foto alex dan arifin kepadanya lalu sejenak dia berpikir saat melihat foto alex " Loe serius masalah ini??" "Iya gue serius." "Loe maunya gue gimana sekarang??" "Pertama dan saat ini hancurkan kebahagiaan mereka." "Itu gak gampang karena yang gue hadapi ini bukan orang sembarangan." "Maksudnya apa??" "Besok gue kirim via email ok." Rahman menutup sambungan teleponnya lalu beranjak pergi dari ruang tamu menuju garasi mobil karena dia harus keluar dan menemui seseorang.

Saat di restoran steven memulai aksinya dengan meminjam perangkat laptop ara lalu dia memasukan virus ciptaan terbarunya untuk menyerang situs milik rahman dan tanpa di duga reksa yang melihat itu sangat kaget mendapat serangan mendadak itu kelimpungan karena teramat sangat kesulitan untuk melawan alhasil laptopnya pun mati total, ara tersenyum puas akan hal tersebut dia pun bersorak gembira karena steven berhasil membuat lawannya tidak berkutik. Sedikit demi sedikit file yang menjadi incarannya terkumpul dan tentu saja ini akan menjadi senjata mereka untuk melawan rahaman beserta anak buahnya, di saat mereka berdua sedang asik bermain dengan laptopnya tiba-tiba ara melihat ada salah satu customer yang sangat mencurigakan duduk di garden area lalu ara memantaunya melalui CCTV, karena kecurigaannya itu steven menyuruh anak buahnya untuk berpura-pura menjadi pembeli dan duduk dekat si pria tersebut. Namun sangat disayangkan kali ini rencana rahman gagal karena anak buahnya tertangkap dan langsung di bawa ke tempat alex untuk di interogasi, tidak lupa pria itu di ikat tangannya lalu ditutup matanya agar dia tidak bisa membaca jalan menuju tempat alex.

Steven bersama anak buahnya sampai di rumah sakit lalu segera membawa pria tersebut menuju ruangan alex dengan menggunakan lift di belakang, tidak lupa ara dan dewi beserta dira mengikuti dari belakang namun saat mereka tiba alex tidak di tempatnya sehingga membuat mereka semua menunggu. Setelah satu jam menunggu alex pun tiba dan dia terkejut karena dewi ikut bersama mereka saat ini "Bro..kemana aja sich..lama banget." "Maaf tadi gue harus ke IGD ada pasien darurat." "Nak alex apa kabar." "Baik tante." "Kak..maaf ya jika mama ikut, karena mama udh tahu yang sebenarnya." Lalu alex mendekati ara sambil memeluknya dengan hangat, alex segera melepaskan jubah dokternya dan menyimpannya di lemari pakaian yang memang sudah tersedia kemudian dia mendekati pria itu dan langsung melakukan interogasi "Di bayar berapa loe untuk mengawasi ara??" "Gak perlu tahu." Alex membuka penutup mata yang dari tadi menutup penglihatan pria tersebut "Masih gak mau ngomong?? Atau loe mau gue buat bungkam selamanya." "Hahaha.. silahkan..tapi loe akan nyesal karena bos gue menargetkan kekasih loe dan ayahnya." "Atas dasar apa bos loe berani melukai mereka, jawab sekarang!!!" "Gue gak akan pernah jawab.. ciiihh.." Alex lalu memainkan jarum suntik yang sudah dia isi dengan cairan mematikan di leher pria itu "Loe tahu isi suntikan ini?? Isinya cairan mematikan." Seketika pria tersebut bergidik ngeri melihat senyum i***s tersungging di wajah tampan alex sehingga membuatnya ketakutan setengah mati karena dia seperti melihat dewa kematian yang baru bangkit.