Chereads / Karang Yang Terkikis / Chapter 36 - Pertarungan ara part 2

Chapter 36 - Pertarungan ara part 2

Di saat musuhnya terjatuh salah satu dari pria itu mengambil senjata tajam dan menyerang ara namum karena gerakannya yang gesit dia berhasil menghindar dari pria tersebut, ara semakin terdesak karena terus di serang lalu melihat sebatang kayu di pinggir lapangan dia berlari untuk mengambilnya dan langsung menghajar pria tersebut hingga babak belur alex pun yang sudah tiba di lapangan langsung terdiam karena melihat kedua pria tersebut yang babak belur di hajar ara dan wandi tertawa melihat tampang alex dan steven yang berubah menjadi b***h "Hahhahahahahaaa..apa gue bilang kan, loe gak usah kaget gitu bro, baru memar dan biru-biru belum patah tulang." Ejek wandi yang semakin menjadi, lalu alex menyuruh anak buahnya untuk membawa mereka ke rumah sakit untuk di obati karena luka yang lumayan parah. Alex menyuruh salah satu anak buahnya untuk mengambil baju arifin dan membawa motor dira ke kediaman steven, saat di mobil wandi dan deri tidak berhenti tertawa atas tingkah konyol kedua bersaudara itu begitu juga dengan dira yang berusaha menahan tawanya "Kak alex dan kak steven udah kagetnya?? kan aku udah memperingati untuk segera menyediakan bed pasien." Di saat semua anak buah alex mengurus keperluan arifin dan beberapa ke kediaman steven tiba-tiba mereka mendapatkan serangan mendadak *praaanngg..* kaca mobil alex pecah karena hantaman linggis kemudian terlihat tiga pengendara motor dengan jumlah enam orang lalu yang satu menghadang mobilnya seketika alex menginjak rem karena kaget, di dalam mobil steven dan alex sudah bersiap dengan pistolnya, wandi dan deri beserta ara sudah siap dengan tongkat bisbol, kemudian dira sembunyi di bawah jok mobil.

Mereka keluar dari mobil dengan sikap siaga begitu juga dengan para penguntit tersebut lalu steven mencoba untuk berbicara dengan mereka "Siapa yang menyuruh kalian??" "Apa urusan loe?? Kita semua gak ada urusan sama loe, tapi sama mereka berdua." Tunjuk pria tersebut ke arah alex dan ara "Gue tau siapa yang menyuruh kalian, b***h sekali kalian demi uang sampai menjual harga diri sama orang yang salah." Ejek Steven sambil mengeluarkan senyuman iblisnya, lalu memberi ara kode untuk segera ke tempat dira dan memintanya menghubungi dinda "Dira segera loe hubungi kak dinda, dan minta bantuan padanya." "Ya ra..gue hubungi sekarang." Dira segera mengambil ponselnya mencari nomer dinda dan segera menghubunginya lalu dia jelaskan tentang situasinya saat ini.

Dinda sangat kaget saat mengetahui situasi yang di alami oleh saudaranya lalu dia segera menghubungi will salah satu anak buah alex yang saat ini tidak ikut bersama mereka "Halo mas will dimana?? Ini situasi genting saat ini mas alex dan yang lainnya sedang di kepung penjahat area taman di jalan angkasa." Setelah menerima laporan will segera bergegas ke lokasi yang di sebutkan dengan membawa banyak anak buah mungkin sekitar sepuluh orang berbadan besar. Mereka sudah bersiap untuk berkelahi dan salah satu dari gerombolan tersebut menyerang Wandi namun karena ilmu bela dirinya yang lemah dia pun tersungkur sehingga memancing emosi steven dan yang lainnya sehingga terjadilah pertarungan yang lumayan sengit, ara kewalahan menangani salah satu dari mereka yang sepertinya dia adalah pemimpinnya dan memang perlu di akui ilmu bela dirinya tinggi di atas ara sehingga dia terlempar "Aaarrgghhh..s**l ilmu bela dirinya tinggi sekali." Gumamnya sambil menghapus darah yang keluar dari sudut bibirnya "Hahahahahaha..kelinci kecil ternyata ilmu bela dirimu lumayan..menarik sekali jika dirimu kujadikan mainan." Sambil mendekat ke arah ara yang terduduk sambil membawa sebilah balok untuk menghabisi ara, saat pria itu bersiap menghajar ara tiba-tiba "Aaaaakkkhhh...." Doooorr..doorrr..terdengar suara letusan yang mengenai lengan dan kaki pria itu sehingga membuatnya mengerang kesakitan, will yang datang tepat waktu sehingga membuat pemimpin gerombolan itu terluka parah sehingga mudah buat ara melumpuhkannya buuuggghhhh.. buuuggghhhh..ara menghajar pria itu hingga dia pun pingsan will yang melihat ara sangat terkejut karena kekasih dari boss sekaligus sahabatnya itu mempunyai ilmu bela diri yang lumayan.

Setelah membereskan para pengganggu itu dira keluar dari mobil dan berlari memeluk ara, bahkan deri tidak percaya seharusnya dia yang di peluk bukan ara "Araaaa..hikss..hikss..loe gak apa-apa kan." "Gue gak apa-apa dira." Deri dan alex merasa diabaikan oleh kedua wanita ini sehingga wajah mereka berubah dan memancing steven juga will untuk meledeknya "Ada yang diabaikan will, kemarilah will sayang peluk aku." Goda steven sehingga dia mendapatkan tatapan tajam serta jijik dari will "Ogaahh.. mending gue peluk dinda." Lalu steven menarik will memeluknya sehingga membuat alex dan deri menatap mereka dengan pandangan yang seakan ingin menerkam mereka berdua "Jack urus mereka dan bawa ke ruang bawah tanah di mansionku." "Baik tuan." Lalu mereka membawa para pengganggu itu ke mansion alex dan menyuruh arga datang untuk mengobati mereka yang terluka. Dewi heran kenapa kenapa bukan ara dan dira yang membawa keperluan arifin namun anak buah alex pria berjas hitam membawa segala keperluan arifin serta parcel yang berisikan makanan ringan lengkap dengan vitamin, minuman ringan, dan juga buah "Selamat malam nyonya..saya di suruh tuan alex untuk mengantarkan ini dan juga menjaga nyonya beserta tuan." "Kemana anak saya." Pria itu melihat ke arah Arifin yang sudah tidur dengan pulas dan Dewi masih menunggu jawaban dari pria itu "Nyonya sebaiknya istirahat, biar nanti tuan dan nona ara yang menjelaskan." Lalu pria itu keluar dan berjaga di luar.

Silvia marah besar karena mendapat laporan jika anak buahnya gagal lagi melaksanakan tugasnya dan tertangkap oleh alex, sungguh tidak habis di pikir bagaimana bisa mereka gagal dalam mengurus ara yang baginya hanyalah seorang gadis kecil "Bagaimana bisa mereka gagal!!!!! Bahkan tertangkap oleh anak buah alex!!!" "Nyonya..ternyata nona ara tidak sendiri dia bersama tuan alex dan tuan steven, dan laporan yang saya dapat bahwa will juga menolong mereka." "Pantas saja usahaku kali ini gagal." Silvia kemudian merencanakan hal yang lebih ekstrim lagi, mungkin kali ini dia akan meminta bantuan suaminya dengan memanfaatkan dendamnya terhadap keluarga ara, kemudian dia menghubungi rahman dan memintanya kembali secepatnya dengan alasan bahwa dia merindukan suaminya itu lalu rahman pun memutuskan untuk kembali "Iya sayang..tenang saja aku akan kembali tiga hari lagi ya." Lalu rahman memutuskan sambungan teleponnya dia sudah tahu apa yang di rencanakan silvia karena secara tidak langsung rahman mengirimkan seseorang untuk mengawasi istri pertamanya, dan dia juga tahu permainan silvia yang akan memanfaatkan dendamnya terhadap keluarga ara, namun itu sangat menguntungkan dirinya karena dia tidak perlu mengotori tangannya untuk saat ini.