"Aku merindukanmu...."
Suara lembut Xav seketika membuat Anya tak dapat meneruskan kunyahannya. Tenggorokannya terasa tercekat, tercekik dengan realitas, bahwa ternyata ia merasakan kerinduan yang sama seperti yang lelaki itu katakan. Hanya saja ia merasa tak pantas dan terlalu berdosa untuk mengatakan hal yang sama.
"Lepaskan tanganmu dariku!" Anya menarik tangan Xav yang melingkari pinggangnya.
Lelaki itu tertegun, sama sekali tak menyangka jika gadis itu akan merespon seperti ini.
"M—maaf," katanya lalu segera menarik lengannya. Kemudian ia berjalan mendahului Anya dan mengambil tas punggung lusuh yang biasa ia pakai untuk menaruh pakaian.
"Aku akan berkemas, karena mulai sekarang aku akan tinggal di apartemen yang disewa nona Lilian untukku. Kau..., kau ikutlah denganku," katanya dengan terbata.
Anya meletakkan roti isi di atas meja, kemudian mendekati Xav.
"Xav?" Ia menarik lengan lelaki yang kini sedang sibuk memasukan beberapa barangnya ke dalam tas secara sembarangan.