Xav berjalan gontai menuju kamarnya. Ia terlihat kelelahan sekali. Dua hari membantu sang nenek dalam pemenangan tender bernilai ratusan juta dolar membuatnya kepayahan.
Lelaki itu membuka pintu kamarnya, hal pertama yang ia lihat adalah Anya. Gadis itu sedang berdandan, menggunakan alat make up yang sudah lama ia belikan, hampir berdebu dan mungkin menjadi sarang laba-laba karena Anya hampir tidak pernah menyentuhnya.
Xav tertegun menatap pemandangan aneh di depannya.
"Anya..." sapanya.
"Oh hai," Anya balik menyapa.
"Kau sudah pulang rupanya," katanya lagi sambil berdiri menghampiri Xav.
Sesaat berhadapan dengan gadis itu Xav mencium aroma harum yang kuat. Xav mengendus-endus bak anjing Pomeranian yang lucu.
"Apa yang kau lakukan?" Anya mengerutkan keningnya.
"Kau memakai parfum yang ku belikan?"
Anya tersenyum lebar kemudian mengangguk mengiyakan.