"Bangun pemalas!" Xav menepuk-nepuk pipi Anya dengan lembut beberapa kali. Namun, gadis itu tak kunjung membuka matanya.
"Ya Tuhan, lelap sekali tidurnya!" Xav menatap wajah innocent bak bayi itu dengan seksama.
"Anya..."
Xav gegas mengecek kembang kempis perut gadis itu, lalu meletakkan jarinya di depan hidung Anya. Memastikan bahwa ia masih bernafas.
"Untung masih bernafas..." gumamnya lega.
"Apa?! Kau mengharapkan aku mati?!" ketus Anya lalu bangkit dari tidurnya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Xav melongo dibuatnya, bagaimana mungkin, padahal beberapa detik lalu gadis itu masih terlelap. Dan sekarang dia tiba-tiba saja sudah bangun bak mayat hidup bangkit dari kubur.
"Cepatlah, kenapa kau susah sekali dibangunkan?! Ayah dan nenek sudah menunggu kita," katanya sambil merapikan rambut di depan kaca.
"Hoahmmmm..., aku masih sangat mengantuk," keluh Anya sambil menguap-nguap lebar tiada henti.