Setelah membentak Anya barusan, Xav dihantui perasaan bersalah. Meski matanya tetap berfokus pada benda tebal, dengan sisa-sisa halaman terakhir, akan tetapi pikirannya sudah melayang sejak tadi entah kemana. Ia jadi tak tenang. Ada sekelumit penyesalan yang membebaninya.
Ia mengambil pembatas buku, dan menandainya, kemudian menutup dan mengembalikan buku tersebut ke rak buku built-in-nya.