Alice tak segera masuk ke dalam ruang musik besar yang mirip dengan ruang opera di sekolahnya dulu. Tirai berwarna merah menjuntai di kanan-kiri panggung, kursi-kursi penonton pun rapi berjejer, alat-alat musik lengkap menghiasi sisi kanan panggung. Pasti dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk pembangunannya.
Gadis itu hentikan langkah di pintu masuk B yang tak berhadapan langsung dengan panggung, sehingga kedua orang tersebut tak menyadari kehadirannya.
"Bagaimana keadaan Ayden, Suster?" tanya Alice sembari menatap nanar wajah sang adik.
"Cukup baik, apalagi setelah kau mengunjunginya kemarin."
Alice memandang wanita di sampingnya dengan tatapan haru.
"Dia sangat menyayangi kakak perempuannya, mungkin melebihi dirinya sendiri. Karena setelah kau pergi ia tak hentinya melihat ke arah luar jendela hingga taksi yang membawamu hilang di belokan ujung jalan," jelas Suster Venna sambil memaku pandang kepada dua orang yang sedang sibuk berlatih gitar.