Pesta yang berakhir sebelum dimulai
Belum sempat Alice bereaksi apapun, sebuah tangan kekar menariknya masuk dan langsung membungkam mulutnya. Lalu menyeretnya ke dalam kamar.
Suara jeritannya tertahan di tenggorokan karena dengan cepat tangan Bryan menyumpalkan kain ke mulut Alice. Dan pria asing berbadan besar tinggi itu, langsung mengikatnya ke sebuah kursi.
Gadis itu menangis, khawatir akan keselamatan dirinya dan Shannon. Ya, Shannon berada di ruangan yang sama dengannya. Di dalam apartemen dalam keadaan tak sadarkan diri dan tanpa sehelai benang.
Alice bahkan dapat melihat noda darah mengering di bawah paha Shannon.
Ia terus memohon dengan menggelengkan kepalanya berkali-kali. Ia memohon dengan air mata yang terus mengucur.
"Apa kau menyukai pesta ini, Alice?" bisik Bryan dengan suara dingin.
Alice memejamkan matanya, bukan, bukan karena takut. Ia hanya berharap ini sebuah mimpi yang dapat segera ia akhiri.
"BUKA MATAMU!" Bryan menjambak rambutnya dengan kasar.