Roda mobil Ford tua berwarna merah itu berputar-putar di jalanan kota tua pinggiran yang lengang. Sepanjang mata memandang hanya ada hamparan gurun dan sesekali tempat pengisian bahan bakar.
Alice duduk di kursi belakang sembari terus membuang pandangan ke arah luar jendela. Ini pertama kalinya dia mendatangi tempat asing di antah berantah.Banyak kekhawatiran muncul dalam benaknya, tapi tak ada satu hal pun yang bisa dia lakukan selain pasrah.
Suara dua orang yang berada di depannya sungguh memuakkan.Aneh, kenapa Margaret begitu membanggakan cucu laki-lakinya yang mantan narapidana itu. Samuel adalah anak yang bodoh dan bandel. Sedari dulu,Alice memang tidak pernah menyukainya. Dia seringkali mengganggunya dan Ayden. Seperti perayaan natal tujuh tahun silam yang membuat Ayden hampir saja mati terkena hipotermia karena Samuel dengan sengaja menguncinya di dalam toilet umum di sebuah taman yang terletak tak jauh dari apartemen.