"Katakan pada mereka, aku akan menyumbangkan berapapun yang mereka minta. Asal jangan minta aku untuk menghadiri pesta atau acara apapun yang mereka gelar," tegas Gabriel Morrone Dviosa. Dia menyuruh asistennya, untuk mengatakan hal itu kepada pihak penerima dana-sebuah yayasan yang dikhususkan untuk anak-anak penyandang disabilitas.
Ya. Dia tidak suka beramah tamah. Tidak pula bertemu dengan banyak orang-orang baru yang asing. Ia menyukai privasi. Ia lebih suka tidak terlihat, andai bisa, dia pasti memilih untuk bekerja dari balik tembok tinggi yang mengitari istananya. Dibanding memakai pakaian resmi dan melakukan negosiasi tatap muka dengan rekan bisnis.
Ia tak nyaman berada di tengah banyak orang. Ia muak dengan wajah-wajah para penjilat, pencari muka, dan manipulatif. Bagi seorang Gabriel, tak ada manusia yang bisa dia percaya selain dirinya sendiri.