Si pria muda yang memberinya bangku untuk duduk, nyatanya tak segera pergi, dia justru berdiri di samping Anya. Dan terus saja mengajaknya bicara.
"Bolehkah aku memanggil mu, Nona?"
"Terserah kau saja," ujar Anya dengan senyum terpaksa.
"Hmm, apa kau sendirian saja?"
"Ya, apa kau melihat ku datang bersama orang lain?"
Pemuda berwajah tampan itu menggeleng, "tidak,"
"Kenapa kau tidak datang bersama suami mu?" Dia terus saja melontarkan pertanyaan kepada Anya, tak peduli meskipun Anya terlihat tak nyaman.
"Hmmm," Anya ragu-ragu. Sebab ia tak tahu harus menjawab apa.
"Suamiku, sudah meninggal," lanjutnya kemudian. Anya tahu , tak seharusnya ia menyebutkan kata suami. Sebab antara dirinya dan Noah tak pernah ada ikatan resmi.
"Oh, maaf,"
"Maaf atas pertanyaan lancang ku," ucap si pemuda tampan.
"Tidak apa-apa," tanggap Anya dengan menyembunyikan rasa kesal.