Plas! Plas! Plas!
Cambukan demi cambukan Aurel terima di punggungnya yang kurus. Gadis itu mengerang, menangis meminta ampun tapi Noah tak berhenti menyiksanya.
Gadis itu tak dapat berteriak, sebab Noah menyumpal mulut Aurel menggunakan kain.
"Kau pikir aku bodoh? Kau pikir aku tak tahu kalau kau sudah berani keluar secara diam-diam dari flat ini?" Noah menjambak rambut Aurel dengan sangat kasar, hingga beberapa helai rambutnya tercabut.
Gadis itu mengeluarkan air mata tiada henti, menahan sakit dan perih di sekujur tubuhnya.
"Dimana kau menaruh kuncinya?!" bentak Noah. Aurel hanya dapat menggelengkan kepalanya, ia tak mau mengaku dimana telah menyembunyikan kunci cadangan itu.
"Katakan padaku dimana kau menyembunyikannya?!"
Aurel kembali menggeleng.