Lilian membawa Bastian ke sebuah ruangan. Gadis itu menyuruhnya untuk duduk manis di sebuah sofa kulit.
"Jangan kemana-mana, aku harus mengobati mu terlebih dahulu." Lilian tampak panik. Gadis itu dengan secepat kilat berjalan menuju salah satu lemari dan mencari sesuatu di sana.
"Dapat!" ucapnya. Lalu membawa tas berlogo palang merah itu menuju ke tempat dimana Xav duduk.
"Bas, bagaimana kau bisa sampai disini? Sepagi ini?"
"Jack menelepon ku, dia bilang padaku kalau kau memintaku datang nona," jelasnya.
Lilian memberengut, tangannya berkacak di pinggang, "oh jadi dia ya yang bekerja sama dengan ayah itu menjebakmu!" dengusnya kesal.
"Sudahlah, Li. Aku tidak apa-apa —"
"Apanya yang tidak apa-apa?!" Lilian mendengus sebal.
"Lihat, ayah sudah memukulimu sampai seperti...." Lilian mengusapkan alkohol pada luka memar di pipi Xav.
"Aduh!" Lelaki itu mengerang kesakitan.
"M—maaf," Lilian menarik tangannya.
"Apa yang dikatakan ayahku padamu?" tanyanya.