"Ini kesempatan aku untuk dekati Bapak Bramanjaya lalu menyingkirkan Adel." Rara mengucapkan hal itu dengan sangat serius dengan menyunggingkan senyuman. Perlahan dendamnya akan terwujud.
Pagi itu dia sengaja untuk datang ke kantor Bramanjaya dengan tanpa alasan. Hanya saja ingin memastikan keadaan Bramanjaya baik-baik saja setelah sakit itu. Rara membawa bunga buket dan buah untuk Bramanjaya. Berharap akan mengambil hati Bramanjaya dengan mudah.
Di tengah ruang, Bramanjaya duduk termenung di sebuah kursinya. Mata sayu, dan menundukkan kepalanya.
"Sebenarnya aku tidak tega dengan Rangga, tapi semua ini juga demi perusahaan. Jika aku di penjara, nanti perusahaan ini akan terbengkalai." Bramanjaya sedikit mengeluh.
"Semua ini gara-gara Adel, wanita tidak tahu diri itu. Kalau saja waktu itu aku tidak membuat celaka ibunya, pasti nasib aku tidak seperti ini."
Tok tok tok!
