Sofia terbangun dalam pelukan Nazam. Bibirnya menyungging kecil, dan dia semakin merapatkan tubuh polosnya, menenggelamkan kepala di bawah ceruk leher lelaki yang beberapa jam lalu merayu dan menggombalinya.
Lampu hijau yang ia nyalakan berakhir membuatnya merasakan surga dunia yang sesungguhnya. Ia dibawa melayang di antara rasa sakit sekaligus nikmat tiada tara.
Setelah penyatuan diri ini, Sofia merasa telah dibuat jatuh cinta olehnya. Merasa bahwa Nazam telah berhasil menggenggam hatinya yang berduri dan penuh luka itu. Dan secara ajaib menyembuhkan sebagiannya sehingga sakit itu sedikit berkurang.
"Tidur, Babe. Masih gelap. Bulu matamu yang mengedip-ngedip itu bikin geli," ucap Nazam membuka sebelah mata.
Kontan Sofia menyingkirkan wajahnya, melepas pelukan yang melingkari pinggang Nazam. Ia malu.
"Ngagetin!"
Nazam menyangga kepalanya dengan satu tangan. Tersenyum hangat. Satu tangan lain menyentuh lembut pipi Sofia.