Sofia melupakan makanan di meja, mendengar teriakan Nilam membuatnya tak tenang. Gegas dirinya mengambil tas selempang.
"Mau ke mana Sofia? Bukannya kamu lagi makan?" Entah kapan laki-laki itu tiba di ambang pintu kamar, bahkan menghentikan Sofia yang tengah buru-buru.
"Ke rumah Nilam. Ibunya pingsan, di sana enggak ada siapa-siapa. Izinkan aku pergi, Mas," rengek Sofia dengan wajah tegang.
"Aku akan izinkan pergi, asal perginya denganku," tukas Nazam jelas.
Dan hal ini tak bisa diganggu gugat.
Sofia mendesah kesal. Ia tahu Nazam memang laki-laki yang menyusahkan. Pada akhirnya harus terpaksa setuju daripada terus mengulur waktu. Sebab di sana ada yang menunggu harap-harap cemas.
***
"Nilaam!" Sofia memburu anak itu dengan muka gelisah.
Jangan ditanya lagi bagaimana perasaan anak itu ketika melihat Sofia datang. Tangisnya pecah. Tangan mungilnya segera menyeret Sofia masuk ke dalam.