Semua kamera sudah siap, ini adalah adegan Shi Xi bersama Yun Guanghe.
Yun Guanghe merupakan pemeran utama pria di drama ini. Dia tinggi dan tampan, tipikal pangeran kampus yang mendominasi. Di luar drama, sebenarnya dia adalah seorang kakak yang lembut.
Shi Xi memegang sebuah buku dan berjalan berdampingan dengannya, "Hari sabtu adalah ulang tahunku, jangan lupa."
Sementara Yun Guanghe masih memikirkan Bai Tian yang konyol, dia menjawab dengan acuh, "Aku tahu."
Shi Xi menggigit bibir bawahnya dan menatap pria itu, "Apa kamu sedang memikirkan siswi pindahan itu?"
"Mana mungkin?! Kenapa aku harus memikirkan orang yang tidak penting?!" Yun Guanghe menyalak seolah dia tengah diinjak ekornya, "Aku ingat jika aku ada urusan lain. Pulanglah dulu."
Shi Xi menatap punggung pria itu, seolah-olah dia ingin mengejarnya, namun akhirnya dia hanya bisa menunduk putus asa.
...
Sutradara menghela napas terkejut saat melihat layar monitor.
'Aku tidak bertemu dengannya selama beberapa hari, dan kemampuan akting Shi Xi sudah meningkat pesat!'
Sebelumnya, aktingnya sangat canggung dan tidak menarik. Akan tetapi, hari ini aktingnya terlihat bagus. Dia tidak membuat kesalahan sama sekali.
"Cut!" Sutradara itu mengangguk-angguk, "Bagus, bagus. Yun Guanghe tampil dengan sangat baik. Shi Xi juga oke hari ini. Ayo lanjut adegan berikutnya."
Selanjutnya adalah adegan di mana pemeran utama pria dan wanita beradu adegan.
Shi Xi sedang membaca naskah.
Dia akui jika dia sering menjadi pemeran pendukung antagonis.
Hari ini, jumlah kesalahan Shi Xi sangat sedikit. Ini adalah drama sekolah dan tidak memiliki alur yang rumit. Shi Xi memainkannya dengan sangat baik.
Setelah syuting selesai, Shi Xi meregangkan tubuhnya, dan baru menyadari jika dirinya belum makan.
'Lapar sekali.'
Saat Shi Xi bersiap pergi mencari makanan, dia langsung melihat asisten Xie Yunzhou begitu berbalik.
"Kenapa kamu ada di sini?" Mereka baru saja bertemu pagi tadi, Shi Xi masih mengingatnya dengan jelas.
Asisten itu tersenyum dan berkata, "Halo, Nona Shi. Saya datang untuk menjemput Anda makan malam."
Shi Xi menelan ludahnya lapar seraya bertanya, "kamu?"
Asisten itu menunjuk ke arah Porsche yang terparkir tak jauh dari lokasi syuting, ia kemudian berkata lirih, "Tuan Xie ada di dalam mobil."
Shi Xi kaget, "Bukankah dia mengalami patah tulang rusuk? Dia tidak dirawat di rumah sakit?"
Asisten itu terdiam sejenak sebelum menjawab, "Tidak patah, hanya sakit sedikit."
'Kemampuan medis Ayah Ning benar-benar buruk.'
"Kenapa mengundangku makan malam?" Shi Xi tidak ingin banyak berhubungan dengan bos jahat itu.
Lagi pula, dia telah mengotori celananya tadi pagi.
Dia sangat takut akan dipenggal dan dijadikan makanan.
"Tuan Xie bilang ini sebagai ucapan terima kasih beliau karena Anda telah menyelamatkannya." Asisten itu menambahkan, "Tuan Xie telah menunggu Anda selama satu jam."
'Itu berarti aku harus segera masuk mobil. Jika aku membuat Tuan Xie menunggu lagi, maka akan berakibat buruk pada diriku sendiri!'
Shi Xi menghela napas dan berjalan menuju Porsche tersebut.
Kemungkinan terburuknya, dia harus mengganti celana pria itu yang telah ia kotori.
Meskipun gagal untuk mewarisi saham keluarga Shi, tapi dia juga tidak semenyedihkan itu, hingga tidak mampu membeli sebuah celana panjang.
Begitu naik mobil, Shi Xi langsung duduk dan berkata pada Xie Yunzhou, "Selamat malam, apa kamu sudah makan?"
Xie Yunzhou menjawab dengan suara rendah, "Terima kasih atas basa-basimu, aku belum makan."
Shi Xi: !!
'Kenapa dia terdengar marah?'
'Memangnya aku menyuruhmu menungguku?!'
Namun, Shi Xi jelas tidak berani mengatakan rasa keberatannya.
"Aku juga belum makan." Shi Xi bersandar di sandaran kursi sambil mengusap perutnya.
Dia tidak hanya melewatkan makan malam, dia bahkan tidal makan siang karena harus merias wajah dan menata rambutnya.
Xie Yunzhou menyerahkan ponselnya, "Pesan sendiri apa yang ingin kamu makan."
Mata Shi Xi berbinar begitu melihat menu yang ada. Dia akhirnya memesan fillet ikan rebus dan iga rebus, sementara Xie Yunzhou menambahkan beberapa menu lagi.
Keduanya memesan makan terlebih dulu. Begitu mereka sampai di ruangan pribadi di Restoran Qingshui, pesanan mereka sudah tersaji di atas meja.
Tatapan Shi Xi semakin berbinar, "Kalau begitu selamat makan!"
Nafsu makan Xie Yunzhou ikut meningkat saat melihat gadis itu makan dengan lahap.
Hari ini, dia pergi ke rumah sakit dulu, setelah mengetahui bahwa dirinya baik-baik saja, dia langsung kembali ke kantor untuk bekerja.
Saat sore, Xie Yunzhou tiba-tiba kembali teringat pada Shi Xi.
Setelah berpikir lama, bagaimanapun juga Shi Xi telah menyelamatkannya dan memberinya makan kemarin, jadi dia tetap harus membalasnya.
Akan tetapi, Xie Yunzhou tidak punya kontak Shi Xi, jadi dia hanya bisa menunggunya di lokasi syuting.
Ada untungnya juga dia menunggu.
Xie Yunzhou memandang Shi Xi. Wajahnya yang selalu dingin dan cuek setiap saat kini sedikit tersenyum. Dia memutuskan menuangkan secangkir teh untuk gadis itu.
Shi Xi terdiam, 'Seorang bos besar yang jahat menuangkan teh untukku? Aku tidak akan dijadikannya makanan, kan?'