Setelah kejadian itu membuat, hubungan Galang dan Hanin semakin dekat. Galang juga selalu melakukan semua yang diinginkan oleh istri nya itu, bahkan Galang rela untuk mengikuti semua hal yang diinginkan oleh sang istri. Hal itu semua dilakukan oleh Galang sebagai upaya bahwa dirinya adalah pria yang menepati janjinya untuk bersikap seperti suami pada umumnya.
Pagi ini mereka berdua sarapan bersama hal yang selalu Hanin inginkan, dan baru bisa tercapai saat ini. Rasanya begitu haru, apalagi ketika suaminya duduk di meja makan dan memakan semua hidangan yang sudah Hanin masak spesial untuk sang suami.
"Hari ini kamu, mau pergi ke mana?" tanya Galang. Hanin yang sedang memakan makannya lalu menatap ke arah sang suami.
"Emang ada apa Mas? Tumben kamu tanya begini," balas Hanin. Galang tersenyum menampilkan ekspresi yang membuat Hanin semakin penasaran.
"Kita jalan yok, udah lama kan kita gak jalan berdua."
"Kita emang gak pernah jalan berdua mas," balas Hanin. Mendengar hal itu membuat Galang hanya tersenyum kecut apa yang diucapkan oleh istrinya itu memang benar adanya dirinya bahkan belum pernah sekali pun mengajak Hanin pergi, kecuali di Paris dan itu juga hanya sekilas.
"Ha ha ha, bercanda Mas. Udah dilanjut aja makanya, urusan mau kemana lihat nanti aja. Takutnya kita sudah berencana eh gak tahunya Tuhan berkata lain."
Galang menganggukkan kepalanya, pria itu setuju dengan apa yang diucapkan oleh sang istri, karena mereka tidak tahu apa yang akan terjadi di depannya. Jujur saja, sejak kemarin ada perasaan yang mengganjal di dalam hati Galang hal itulah yang membuat perasaan Galang sedikit berbeda.
***
Di dalam kamarnya Galang terdiam, sejak kejadian dirinya menemukan Hanin terbaring lemah di dalam kamarnya, sejak saat itu juga perasaan Galang berubah kepada istrinya, lebih tepatnya Galang takut jika harus kehilangan istrinya dan karena perasaan itulah yang membuat Galang mengikuti semua keinginan dari sang istri mengenai bunga dan lain sebagainya.
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan pintu, dari dalam luar membuat Galang beranjak dari tempat duduknya. Pria itu berjalan ke arah pintu dan segera membuka pintu.
"Loh kata Mas Malik tadi mau ajak jalan, kenapa masih di dalam kamar gini," ucap Hanin. Mendengar hal itu membuat senyum di bibir Galang terbit. "Tunggu sebentar ya. Mas akan ganti baju dulu," ucap Galang dan masuk ke dalam kamarnya . Pintu kamar itu tidak ditutup sehingga membuat Hanin bisa melihat suaminya itu dari luar. Hari ini, Hanin sengaja tidak masuk kerja, selain karena kondisi yang tidak baik.
Hanin juga tidak ingin, Galang curiga akan pekerjaannya. Untunglah boss di kantornya baik, padahal dirinya adalah karyawan baru.
Hanin hanya bisa geleng geleng kepala ketika melihat sang suami, dengan santai menarik tumpukkan baju di dalam lemari dengan enaknya dan menimbulkan baju baju tersebut terjatuh dan berserakan di lantai. Melihat hal itu membuat Hanin tanpa sadar masuk ke dalam kamar suaminya dan mulai merapikan pakaian yang terjatuh.
"Hati hati bongkarnya Mas. Kamu mau cari pakaian yang seperti apa. Sini biar aku yang cari," usul Hanin. Wanita itu sudah berdiri di samping suaminya sedangkan Galang menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Melihat tingkah suaminya yang seperti ini membuat Hanin menarik panjang nafasnya, wanita itu lalu memilihkan pakaian apa yang akan digunakan oleh suaminya. Sungguh saat ini, Hanin sangat kesal pada sang suaminya yang sering kali membuat dirinya naik darahnya.
Selama Hanin membereskan lemari pakaian Galang, selama itu juga mulut manis itu terus saja mengomel membuat Galang hanya bisa pasrah mendengar setiap ocehan yang keluar dari mulut istri cantiknya. Melihat hal itu membuat Galang jadi gemas, pria itu lalu mendekatkan dirinya ke arah Hanin. Galang berdiri tepat di belakang, Galang hingga membuat Hanin kesulitan bergerak.
"Geser Mas," ucap Hanin. Galang lalu membalik badan istrinya, hingga pandangan mata mereka berdua bertemu, keduanya saling menatap satu dengan lainnya Galang semakin mengikis jarak di antara mereka berdua. Hingga kedua bibir itu menyatu, bibir manis yang menjadi candu untuk Galang. Bibir yang mampu membuat, pikiran Galang terganggu.
Hanin yang mendapatkan serangan mendadak, hanya bisa pasrah karena perlakuan yang dilakukan oleh Galang membuat wanita itu benar benar tergoda. Galang memainkan bibir Hanin dengan sangat lembut sehingga Hanin terbuai akan hal itu.
Pelan tapi pasti, Galang mendorong tubuh mungil sang istri hingga akhirnya keduanya terjatuh di atas tempat tidur tanpa melepaskan pagutan yang keduanya lakukan. Permainan yang dilakukan oleh keduanya nyatanya menuntut untuk melakukan hal lain.
Entah siapa yang memulai hingga keduanya menyatu, penyatuan yang dilakukan untuk pertama kalinya. Hanin yang baru saja merasakannya hanya mampu meringis menahan rasa sakit yang begitu hebat, sedangkan Galang berusaha untuk menerobos masuk pria itu juga merasakan rasa sakit yang luar biasa.
Bagi Galang ini bukan hal pertama, tapi merasakan hal yang sama sakitnya dengan Hanin sama seperti pertama kali. Keduanya saling memacu hingga untuk pertama kalinya Hanin merasakan semua pelepasan hebat yang disusul oleh Galang.
Tubuh Galang, ambruk di atas tubuh Hanin nafas keduanya tersengal sengal. Galang lalu menatap ke arah istrinya itu, sungguh keduanya melakukannya dengan perasaan berbeda ada sebuah gelombang aneh.
"Terima kasih, sudah memberikan hal yang begitu berharga untuk kamu kepada aku," ucap Galang lalu mengecup dahi Hanin dengan begitu lama.
Keduanya yang ingin, pergi diurungkan akibat kegiatan panas yang baru saja mereka berdua lakukan. Kegiatan yang seharusnya sejak lama terjadi, Hanin tidak menyesal meskipun masa pernikahan mereka hanya satu tahun. Tapi Hanin yakin, Tuhan punya cara nantinya untuk mempersatukan mereka jika mereka memang ditakdirkan untuk bersatu.
***
Pukul 15.00 sore Hanin terbangun dari tidurnya, seluruh tubuh wanita itu rasanya sangat remuk hal itu membuat Hanin tiba tiba teringat akan kejadian yang baru saja mereka lakukan. Pipi Hanin bersemu merah, mengingat kegiatan apa yang keduanya lakukan tadi siang. Diliriknya suaminya itu masih tertidur dengan pulas di samping, senyum bahagia tercetak dengan sangat jelas di wajah Hanin.
"Semoga ini menjadi awal yang baik untuk kita ya Mas," gumam Hanin. Perempuan itu lalu beranjak dari tempat tidur nya dan masuk ke dalam kamar mandi. Rasanya saat ini Hanin ingin berendam air panas supaya bisa merilekskan seluruh tubuhnya yang benar benar lelah.
Tiga puluh menit berlalu, Hanin keluar dari dalam kamar mandi, dilihatnya Galang masih tertidur. Wanita itu lalu berlalu menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
"Hanin!!! Sayang, kamu dimana?" pekik Galang. Hanin yang saat ini berada di dapur langsung menjawab panggilan tersebut. "Di dapur mas," jawab Hanun dengan suara yang begitu tinggi. Galang yang mendengar hal itu, segera menuju dapur, dapat dirinya lihat istrinya itu sedang membuat minuman di sana, Galang lalu mendekati Hani . "Kamu gak apa apa kan? Kamu baik baik saja kan?" tanya Galang. Mendengar pertanyaan itu membuat Hanin bersemu merah, wanita itu tahu kemana arah pembicaraan yang dilakukan oleh suaminya itu, dan hal itu membuat Hanin memukul lengan suaminya.
"Mas Galang bikin malu aja sih. Aku kan gak kenapa kenapa," balas Hanin sembari menundukkan kepalanya melihat tingkah laku sang istri yang begitu menggemaskan membuat Galang semakin ingin memakan istrinya itu lagi namun, pria itu tahu kalau hal tersebut tidak akan mungkin, karena tidak mau membuat sang istri mejadi kelelahan. Galang lalu membawa istrinya itu ke dalam dekapannya, berulang kali Galang mengecup kepala istrinya itu rambut Hanin yang memiliki wangi lavender membuat dirinya sangat nyaman.
"Magnet apa yang terjadi, sehingga aku menjadi sulit meninggalkanmu."
###
Selamat membaca dan terima kasih.