Hari ini di pagi yang begitu cerah, Hanin terbangun dari tidurnya di dalam dekapan sang suami. Sejak hari di mana keduanya menjadi sepasang suami istri sungguhan, di saat itu juga hubungan keduanya mulai membaik bahkan saat ini Hanin sudah tidur di dalam kamar Galang meskipun masih ada beberapa pakaian Hanin yang berada di dalam kamarnya.
Pagi ini hal indah yang dipandang oleh Hanin membuat wanita itu tersenyum bahagia, raut wajah tampan dari suaminya itu membuat jantungnya semakin berdetak dengan begitu kencang. Bahkan wanita itu menahan nafasnya takut jika sang suami tahu apa yang dirinya rasakan saat ini.
"Sudah puas memandangnya. Aku tahu, kalau aku memang tampan sehingga membuat kamu begitu terpesona dengan hal itu."
Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh sang suami membuat Hanin segera beranjak dari tempat tidurnya. Hanin saat ini malu dengan apa yang baru saja terjadi sungguh, bukan hal seperti ini yang diinginkan oleh Hanin.
Wanita itu segera masuk ke dalam kamar mandi, Galang yang melihat istrinya malu malu hanya bisa tersenyum. Selalu saja seperti ini, Hanin akan malu malu, padahal keduanya bahkan sudah melakukan hal yang lebih dari saling memandang.
"Lucu banget sih," gumam Galang. Melihat tingkah laku Hanin, membuatnya begitu gemas.
Setelah itu Galang beranjak dari tempat tidurnya pria itu segera pergi menuju ke dapur, pagi ini dirinya akan membuatkan sarapan spesial untuk sang istri.
Dua Minggu sudah mereka melakukan hubungan seperti suami istri, seperti apa yang diinginkan oleh Hanin sebelumnya dan selama dua Minggu ini juga banyak hal yang terjadi. Kedekatan mereka yang semakin intens membuat perasaan yang sebelumnya sudah tumbuh semakin subuh berkembang.
Dua puluh menit, di dalam sana akhirnya Hanin keluar. Saat keluar Hanin kaget saat melihat kondisi kamar sepi, bahkan suaminya sudah tidak ada di atas tempat tidur.
"Kemana Mas Galang," gumam Hanin. Wanita itu lalu, duduk di depan meja rias. Hanin mulai melakukan aktivitasnya seperti biasa, hingga sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya. Hanin segera meraih ponselnya itu dan melihat siapa yang mengirimkan pesan.
Raut wajah Hanin seketika berubah ketika melihat nama siapa yang ada di sana. Tanpa membuka nya Hanin sudah tahu, apa yang diinginkan oleh orang tersebut. Tidak mau membuat moodnya di pagi ini hancur, Hanin langsung mengakhiri aktivitasnya dan segera beranjak dari tempat tersebut.
Senyum di bibir Hanin tidak pernah luntur, wanita itu berjalan menuju dapur saat menuruni anak tangga. Hanin mencium aroma masakan yang begitu lezat, Hanin sangat yakin jika saat ini suaminya itu sedang memasak di dapur. Dan benar saja, Galang sedang melakukan kegiatannya di sana berperang dengan kompor dan kuali.
"Kamu masak apa Mas?" tegur Hanin. Galang segera menoleh ke arah sang istri, senyum di bibir pria itu terbit.
"Nasi goreng kesukaan kamu," jawab Galang. Hanin tersenyum wanita itu duduk di meja makan, dua Minggu merasakan peran sebagai suami dan istri membuat Hanin tahu tentang kebiasaan apa yang sering dilakukan oleh suaminya. Jika sang suami sedang memasak, maka dirinya tidak suka jika ada orang lain berada di dekatnya. Menurut Galang hal itu bisa mengganggu konsentrasi dirinya.
Hanin memandangi semua gerak gerik yang dilakukan oleh sang suami, wanita itu bahkan tidak berpaling dari pandangannya. Bahagia sungguh Hanin sangat bahagia dua Minggu ini begitu berarti baginya. Saat ini yang ada di dalam benak Hanin adalah dirinya memiliki Galang seutuhnya.
Andai saja, Hanin bisa melakukan hal itu namun, sepertinya hal itu sangat sulit terjadi. Satu tahun mereka berkomitmen untuk bersama, Hanin bisa merasakan perubahan sikap Galang yang begitu terasa. Tapi ada satu yang membuat Hanin takut, yaitu kemunculan Wina kembali. Saudara tiri Hanin yang selalu mengambil apa yang menjadi kebahagian dirinya.
"Taraa!!!"
Nasi goreng spesial yang diucapkan oleh Galang sudah mendarat dengan baik di atas meja, keduanya mulai memakan dengan begitu lahap. Sesekali, Hanin memuji masakan suaminya itu yang begitu nikmat. Bahkan untuk rasa nya seperti masakan restoran terkenal.
***
Setelah selesai sarapan Galang yang dengan sengaja mengosongkan waktunya di hari ini, mengajak sang istri untuk pergi ke tempat area bermain. Haninyang sangat senang, dan begitu bahagia akan pergi ke tempat itu begitu semangatnya karena sejak kecil dirinya sangat ingin pergi ke tempat itu namun, karena sang Mama lebih dulu dipanggil oleh Tuhan menyebabkan Hanin harus mengalah untuk tidak datang ke sana.
Padahal dulu, setiap anak pasti selalu diajak jalan jalan oleh kedua orang tuanya setiap selesai bagi raport atau tahun baru. Tapi berbeda dengan Hanin, dirinya harus menahan hal itu.
"Hei kok melamun," tegur Galang ketika melihat ekspresi wajah sang istri yang berbeda, apalagi dengan sudut mata Hanin yang ternyata mengeluarkan setetes air. Melihat hal itu membuat Galang menjadi sangat khawatir kepada istrinya, Galang takut ada sesuatu hal yang terjadi pada Hanin.
"Kamu kenapa? Ada apa?" tanya Galanh. Bukannya menjawab Hanin malahan memeluk erat suaminya itu menumpahkan setiap perasaan yang ada di dalam hatinya. "Gak perlu nangis kalau kamu butuh sesuatu kamu bisa ngomong sama aku," lanjut Galang. Usapan lembut di kepala Hanin, membuatnya menjadi tenang.
Keduanya cukup lama dalam keadaan saling memeluk seperti saat ini. Hingga akhirnya perasaan Hanin sedikit lebih baik, keduanya lalu kembali melanjutkan perjalanan mereka ke sebuah taman bermain yang sudah sangat lama Galang ingin mengajak Hanin tempat tersebut.
Selama Galang di rumah, maka selama itu juga Hanin tidak masuk kerja. Dirinya masih menyembunyikan pekerjaannya, karena Hanin tahu sang suami tidak akan pernah mau mengizinkan hal itu.
Untunglah pihak kantor Hanin tidak terlalu menuntut, selagi pekerjaan yang diberikan kepada Hanin selesai.
***
Suasana taman bermain yang begitu sepi membuat Hanin menatap ke arah suaminya dengan tatapan bingung. Karena biasanya yang namanya taman bermain itu selalu identik dengan keramaian tapi kali ini tidak. Dan hal itu membuat, Hanin bingung wanita itu malahan mengecek apakah saat ini hari libur atau bagaimana sehingga membuat tidak ada satu orang pun berada di dalam taman.
"Ini kitanya yang datang kecepatan atau tempat yang belum buka sih Mas?" tanya Hanin. Melihat ekspresi wajah yang ditampilkan membuat Galang begitu gemas dengan istrinya itu.
"Mas sengaja memesan teman ini satu hari full."
Mata Hanin melotot tajam, mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Galang, bagaimana bisa sang suami melakukan hal itu. Untuk memikirkan saja membuat otak Hanin terhenti, wanita itu hanya bisa geleng geleng kepalanya dengan sikap dan tanggung jawab Galang sebagai seorang suami.
"Kamu boleh memainkan semuanya seorang diri. Hari ini tempat bermain inj, begitu indah dan luas. Ayo kita nikmati semuanya besar."
Hanin tersenyum dan menganggukkan wanita itu lalu mengajak sang suami untuk naik kora kora, meskipun Galang awalnya menolak namun, dengan bujuk dan rayuan yang dilakukan oleh sang istri membuat Galang akhirnya luluh.
"Ayo dong, Mas."
Tiga jam mereka berdua bermain di taman tersebut, namun untuk Hanun tidak ada rasa lelahnya wanita itu terus mengajak suaminya untuk berkeliling. Melihat senyum indah di wajah istrinya itu membuat Galang bahagia.
"Mas kita naik itu ya," rujuk Hanin. Galang menganggukkan kepalanya dan keduanya lalu berjalan menuju ke tempat tersebut.
Kebahagian yang tercetak di wajah Hanin membuat hati Galang sangat damai. Pria itu lebih menyukai sikap Hanin seperti saat ini, dibandingkan sebelumnya.
"Cantik!!" gumam Galang dengan nada yang begitu tulus terdengar oleh gema yang tercipta.
###
Selamat membaca dan terima kasih.