Chereads / Imperfect Marriage / Chapter 27 - KESEPAKATAN

Chapter 27 - KESEPAKATAN

Deg

Terdiam itulah yang saat ini sedang dilakukan oleh Hanin melihat dua orang yang benar benar membuat hatinya menjerit. Hanin langsung masuk ke dalam rumah dan segera pergi ke dalam kamar. Saat melihat Hanin melintas, Malik yang sedang memeluk Wina segera melepaskan pelukannya.

Pria itu ingin memanggil Hanin namun, tidak bisa karena Hanin sudah masuk ke dalam kamarnya lebih dulu.

"Sayang. Ayo aku mau pulang," ajak Wina. Mereka tadi, setelah pulang dari rumah sakit langsung mampir ke rumah Galang dan Hanin. Entah kenapa sejak semalam, perasaan Galang tidak tenang sehingga membuat pria itu ingin melihat keadaan sang istri.

Tapi ketika sampai di rumah, dirinya tidak menemukan Hanin di rumah mereka dan terlihat sangat sepi. Dua jam lamanya, Galang menunggu kehadiran sang istri hingga akhirnya Hanin pulang dan segera masuk ke dalam kamarnya tanpa menyapa dia yang sudah sejak tadi menunggu.

***

Galang mengetuk pintu kamar Hanin, setelah mengantar Wina pulang ke apartemennya Galang langsung kembali lagi ke rumahnya.

"Nin … Hanin, bisa buka sebentar. Aku mau bicara sama kamu," ucap Galang. Tapi Hanin tidak membukakan nya, hal itu semakin membuat Galang khawatir, dibukanya pintu tersebut ternyata tidak dikunci sehingga Galang masuk ke dalamnya.

Hal pertama yang dilihat, oleh Galang adalah sang istri tertidur dengan selimut menutupi lehernya. Dahi Galang berkerut ketika melihat hal itu, pria itu segera mendekat dan meraba dahi sang istri.

Mata Galang melotot tajam, saat merasakan perubahan suhu dari tubuh Hanin. Galang lalu berlari menuju meja kecil yang ada di dalam kamar tersebut, ternyata di sana sudah ada kotak obat.

"39.4 astaga panas sekali," ujar Hanin.

Pria itu segera menelpon, dokter pribadinya meminta untuk segera datang dan memeriksa keadaan Hanin. Sungguh Galang, tidak ingin terjadi sesuatu dengan istrinya. Pria itu benar benar takut, apa lagi jika nanti sang mama tahu bisa bisa dunia persilatan akan kacau.

Tak lama seorang dokter perempuan datang dan segera memeriksakan keadaan Hanin. Galang tetap berada di sana, menunggu bagaimana hasil dari pemeriksaan sang istri.

"Dia baik baik aja," ujar Nisa.

"Baik baik gimana sih Nis, dia panas. Kamu kalau ngomong yang benar sedikit deh, apa kamu gak bisa periksa dia," ucap Galang kesal. Sedang Nisa dokter sekaligus teman Galang hanya tersenyum menatap temannya itu.

"Dia cuma capek dan kelelahan. Oh ya asam lambungnya juga tidak baik, setelah nanti sadar kamu kasih obat ini. Dikunyah aja, jangan bikin dia stres juga. Hal itu bisa membuat kondisi tubuh jadi tidak stabil," ujar Nisa. Galang menghembuskan nafasnya lega, setidaknya tidak terlalu parah.

Galang lalu, menanyakan bagaimana jika obat yang diberikan oleh Nisa tidak bereaksi dan lainnya. Mendapatkan pertanyaan itu membuat, Nisa memukul lengan Galang dengan kuat.

"Mulut kamu gak pernah berubah ya Lang. Kesal aku, ya udah aku pulang. Jagain benar benar istri kamu itu, udah dikasih cantik masih aja pilih yang jelek," ujar Nisa.

Semua orang yang mengenal Galang, pasti tahu bagaimana hubungannya dengan Wina. Menurut mereka semua, gaya pacaran mereka sangat lebay dan berlebihan hal itu membuat orang di sekitar tidak suka. Terlebih Wina adalah wanita yang penuh kemunafikan, dan hal itu tidak disukai oleh mereka.

***

Galang benar-benar merawat Hanin dengan penuh semangat, dirinya terus menjaga istrinya hingga Hanin sadar. Saat ini Galang dengan sabar menyuapi Hanin, meskipun sejak tadi Hanin menolak untuk makan.

"Udah Mas," ucap Hanin.

"Sedikit lagi, ayo dimakan. Biar bisa istirahat," jawab Galang. Tapi Hanin menolak, dengan sangat terpaksa akhirnya Galang menyetujui permintaan Hanin.

Galang lalu keluar dari dalam kamar sang istri, dirinya mengantar piring dan juga cangkir kotor. Setelah itu Galang kembali masuk ke dalam kamar Hanin lagi untuk, melihat keadaan sang istri. Hanin yang melihat suaminya ada di dalam kamar membuatnya bingung.

"Kenapa kamu ada di sini, Mas?" tanya Hanin.

"Emang gak boleh? Ada larangan kalau aku gak bisa ada di sini?" tanya Galang balik. Mendengar ucapan itu, sedikit membuat Hanin kesal, namun saat ini dirinya tidak ingin berdebat dengan sang suami sehingga Hanin lebih memilih untuk tidak memperpanjang pertanyaannya.

Keduanya terdiam, Galang masih setia duduk di sofa sambil memainkan ponselnya dengan sesekali melirik ke arah sang istri. Sedangkan Hanin, menatap ke arah atas wanita itu tiba tiba memikirkan apa yang diucapkan oleh Yusuf.

'Mbak Dita harus bisa merebut, haknya Mbak. Di sini, yang jadi istri sah itu mbak bukan Mak lampir itu'

Dengan menarik nafas berat, Hanin bangkit dari tidurnya. Wanita itu duduk sambil menyandarkan kepalanya ke tempat tidur lalu menatap ke arah sang suami yang ternyata juga menatap ke arahnya.

"Mas aku mau bicara serius sama kamu," ucap Hanin.

"Bicara apa," jawab Galang lalu berjalan dan duduk di pinggir tempat tidur.

Hanin menggigit bibirnya hal itu membuat konsentrasi Galang sedikit terganggu melihat hal yang dilakukan oleh istrinya.

"Apaan buruan mau bicara apa?" tanya Galang, pria itu bukan tidak sabar tapi tidak sanggup menatap bibir Hanin yang sudah pernah dia kecup sebelumnya.

"Aku mau kita buat kesepakatan."

Galang terkejut dengan apa yang diucapkan oleh sang istri, pria itu tidak mengerti apa maksud dari kesepakatan yang diucapkan oleh Hanin.

"Maksudnya apa? Kesepakatan seperti apa yang kamu maksud. Masa baru sakit beberapa jam kamu udah gini," ucap Galang.

Hanin seketika cemberut mendengar ucapan yang dilontarkan oleh suaminya itu sedangkan Galang, menahan tawa melihat wajah istrinya yang begitu menggemaskan.

"Aku mau buat kesepakatan. Mas Galang bilang, pernikahan ini hanya selama satu tahun kan? Dan aku maunya kita menjalani satu tahun ini layaknya suami istri."

Galang ini memotong ucapan Hanin namun, wanita itu segera menutup mulut suaminya supaya tidak memotong apa yang akan dirinya bicarakan.

"Mas Galang terserah mau berhubungan dengan Wina diluar sana silakan, tapi ingat untuk tetap hati hati dengan keluarga besar kita, dan jangan pernah Mas Galang ajak Wina ke rumah ini."

"Kenapa kamu tiba tiba melakukan hal ini."

"Aku hanya mau menjalankan keinginan Mas Galang, yang ingin kita sebagai teman saja dan aku ingin Mas Galang juga setuju. Biarkan hubungan ini berjalan layaknya hubungan suami istri di luar sana."

Galang tidak suka di atur atur seperti ini, tapi pria itu juga tidak mampu menolak permintaan aneh yang diucapkan oleh Hanin.

"Oke. Aku setuju."

"Bagus mulai sekarang, kita gak boleh tidur beda kamar. Setiap hari Rabu Mas Galang harus kasih aku bunga mawar dan setiap weekend kita harus jalan bareng. Tidak ada bantahan, hanya satu tahun Mas. Selebihnya Mas bisa bebas dari peran sebagai seorang suami," ucap Hanin.

"Oke. Baiklah aku setuju, kita akan lakukan seperti pasangan suami istri lainnya."

Hanin tersenyum senang, setidaknya selama satu tahun ini dirinya harus mencoba membuat Galang bisa melupakan Wina. Wanita yang dengan tega merebut suaminya di depannya secara langsung. Meskipun da segitu keraguan didalam hati Hanin.

###

Selamat membaca dan terima kasih.