"Kita sudah sampai, kau mau tetap di sini atau ikut, Jean?"
Elaine Headley bersiap untuk turun saat kereta kudanya melambat. Mengambil tas belanja yang terbuat dari samak buatan tangan suaminya sendiri. Tarrent memang pandai membuat apa pun, tangannya terampil dan cekatan.
Lumbungnya penuh oleh barang-barang bekas yang masih berfungsi baik.
Menghasilkan barang bekas menjadi sesuatu atau perkakas yang berguna, ladang pun subur berkat sentuhan tangannya.
Hampir semua varietas tanaman selalu berbuah lebat.
Lou bertepuk tangan kala matanya dari kejauhan tertuju pada kedai es krim, kue-kue dan keju incarannya. "Aku mau itu, mama. Aku mau itu!" tunjuknya antusias.
"Iya sabar, sayang. Tunggu papa menepikan kereta kudanya dulu."
Jean tertawa kecil, mengelus puncak kepala Lou dan gadis cilik itu kembali ke dalam dekapan hangatnya. Lou memekik girang.